" Hei kau tak apa? Kau sudah sadar?" Bryan berteriak ketika melihat orang yang ada di depannya terbangun tertatih.
Bryan yang tadi menyaksikan tahanan itu di hajar oleh Algojo dari tadi masih terus memandangi nya. Dia takut jika orang itu tiba tiba meninggal.
Orang itu berusaha bangun dengan meringis kesakitan tapi dia berusaha untuk duduk dengan benar. Dia menyentuh perutnya yang terasa sakit karena pukulan dari tadi yang membabi buta.
Seluruh tubuh orang itu kini penuh dengan luka lebam tapi para Algojo itu masih bersusah payah untuk menghajarnya habis habisan setiap hari.
Semua orang yang berada di sana hanya menatap nya dan merasakan kasihan tapi mereka tak bisa berkutik apapun karena mereka juga tak bisa berbuat banyak karena mereka sama sama berada di sel yang berbeda.
" Aku tak apa jangan khawatir…" Jawabnya dengan berusaha membenarkan duduknya agar tak merasakan kesakitan pada punggung dan perutnya.
Orang itu meringis kesakitan pada sekujur tubuhnya, luka yang kemarin saja belum benar benar pulih bahkan masih terasa sakit dan sekarang ditambah lagi dengan di hajarnya yang terus menerus.
" Apa sebenarnya kesalahan mu? Kenapa mereka menghajar mu seperti itu?" Bryan penasaran karena mereka memukulnya seperti binatang.
" Kau orang baru di sini?" Tanyanya pelan. Suaranya bergetar menahan rasa sakit yang berada di sekujur tubuhnya.
" Aku baru di sini karena perampokan! Dan aku berbuat ulah tadi jadi mereka menahan ku di sini…" Jawabnya dengan juga pelan.
Bryan terduduk di belakang jeruji besi besar itu, menatap orang yang ada di depannya yang menahan rasa sakit pada tubuhnya.
" Apa perutmu sakit?"
Uhuk!! Uhuk!! Batuknya seperti menahan rasa sakit pada perut nya yang di dalam tapi dia laki laki yang kuat dia masih bertahan di sana meskipun dia sudah ingin menyerah.
" Aku tak apa jangan khawatir tentang hal itu. Aku sudah biasa melewati rasa sakit ini, besok pasti sudah kembali pulih."
" He anak muda! Jangan terkejut tentang dia. Semua yang ada di sini tak ada yang tahu apa kasus nya hingga para Algojo itu dua hari sekali datang dan menyiksanya dengan seperti itu…" Timpal orang yang berada di sel tahanan sebelahnya Bryan.
" Bahkan kami semua diberi makan hanya dia yang tak diberi makan! Kadang kami merasa iba kepadanya tapi kami juga tak bisa berbuat apa apa selain hanya membagi makanan kita kepada nya…" Timpal yang lain nya juga.
Bryan mengerutkan keningnya dia tak mengerti tentang para police yang ada di sini, hukum apa yang saat ini mereka rasakan. Ini sungguh tak adil.
" Apa kau membunuh seorang hingga police itu memberikan hukuman seperti ini kepada mu?"
Orang itu hanya tersenyum kecut dengan dia tetap memegang perutnya yang terasa sakit dia membenarkan duduknya lagi dengan tepat.
" Membunuh?" Ulangnya dengan menerawang kejadian beberapa minggu lalu. " Aku pernah berada di situasi yang sulit dan yang jelas bukan aku yang melakukan pembunuhan itu. Tapi mereka menangkap ku seperti aku lah dalang dari semua ini, padahal ada satu orang yang menjadi otak semua ini dan dia masih berkeliaran bebas di luar sana."
Bryan mendengarkannya dan menatap penuh dengan teliti orang itu. Cahaya yang temeram membuatnya sungguh tak bisa melihat secara benar siapa laki laki itu di tambah lagi wajah orang itu kini sudah babak belur tak karuan karena dia sudah di hajar berhari hari.
Apa dia yang aku cari? Tapi wajahnya tak bisa ku kenali! Batinnya dengan menatap orang itu dengan teliti.
" Jangan buat ulah di sini dan turuti semua yang mereka katakan jika tidak kau akan mendapatkan masalah seperti yang aku rasakan…" Ucapnya dengan terbata-bata.
Rasa sakit itu membuat ucapannya tak bisa lancar, dia sungguh menahan rasa sakit yang teramat sakit. Tapi dia masih bisa bernafas membuatnya bersyukur.
" Apa mereka menyuruhmu yang tidak tidak?"
Orang itu tertawa sinis, dia tahu apa yang akan dia katakan tak akan mungkin mereka percaya tapi apa yang mereka lakukan membuat orang itu harus merasakan rasa sakit setiap hari.
" Aku menolak untuk mengakui kesalahan yang tidak aku lakukan! Aku memang berada di sana tapi aku tak melakukan pembunuhan itu. Aku tak melakukannya."
" Daripada kamu harus dihajar setiap hari kenapa kamu tak mengakui saja!" Teman nya yang ada di sana juga menimpalin karena merasakan kasihan kepada nya.
Orang orang yang sudah lama berada di sana pasti akan merasakan kasihan karena mereka dua hari sekali melihat orang itu dihajar hingga pingsan, jika tidak mereka akan melihat orang itu kelaparan karena tak diberi makan.
" Orang yang bersalah bahkan masih bebas di luar sana dan dilindungi oleh mereka. Sedangkan aku yang tak melakukan pembunuhan harus menanggungnya dengan hukuman yang berat…" Orang itu menyandarkan punggungnya serta kepalanya di dinding penjara dengan lirih sedihnya.
" Setiap hari aku merasa bersalah kepada wanita itu!" Orang itu memejamkan matanya dengan mengingat kejadian beberapa minggu yang membuat orang itu berakhir disini.
" Aku tak sempat menolongnya kejadian itu begitu cepat. Aku ingin menebus kesalahan ku tapi bukan aku mengakui kesalahan orang lain. Aku ingin menebus kesalahan ku dengan mengatakan siapa pelaku utamanya. Tapi pihak police sepertinya melindungi mereka hingga aku berakhir di sini dan siksa seperti yang kalian lihat. Aku lebih baik mati daripada harus mengakui kesalahan orang lain…" Katanya lagi dengan membuka matanya.
Bryan yakin bahwa dia mencari orang ini, kasus yang ingin diselidiki nya seperti dugaan nya. Tapi Brian tak bisa gegabah saat ini dia masih harus mencari tahu apa benar dia laki laki yang dia cari.
" Jika begitu maka para police telah makan uang suap dari mereka yang memiliki uang sedangkan kita yang miskin ditindas seperti binatang yang tak berharga…" Bryan menekan kata kata nya dia terbawa emosi mendengar apa yang dikatakan oleh orang itu.
" Kau benar anak muda! Orang yang memiliki uang ternyata lebih berkuasa dibanding kita yang hanya memiliki harga diri. Lihatlah bahkan hukum saja bisa mereka beli dengan uang mereka. Bahkan police yang harusnya mengungkap kebenaran sekarang berpihak kepada orang yang salah…" Orang yang di sana tampaknya juga terbawa emosi karena mendengar cerita dari orang itu.
" Ini tak bisa dibiarkan! Hukum harus tetap ditegakkan. Biarkan yang tak bersalah bebas dan yang bersalah berada di sini…" Timpal satu nya lagi.
" Jangan melawan mereka! Kita hanya orang miskin yang tak memiliki apapun kecuali harga diri. Yang aku pertahankan saat ini hanyalah harga diri yang tak bisa dibeli dengan uang nya yang banyak…" Orang itu menahan kesakitan.
" Tapi kita harus tegakkan hukum yang benar! Jika kau hanya diam maka mereka akan berbuat seenaknya kepada orang orang tak berdaya seperti kita."
" Apa yang dia katakan benar! Sekarang katakan apa rencanamu anak muda!"
Bryan tersenyum tipis di bibirnya, dia yang yakin sudah menemukan orang yang dia cari kini dia akan menyusun rencana untuk membawa dia kabur atau mengungkap kebenarannya dengan segera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Puji Rahayu
ketemu deeehhhh.....
2022-09-15
0
Ernita Elvia
ini kaya nya orng yg menculik amel. dan yg berslah itu adiknya komandan. jadi komandan menghajar nya sampai dia mati. biar adik nya ngak di tahan. paham lah
2022-09-07
0
Eddi Manullang
kenapa ini cerita...seperti mati suri......hallooooo......how are you.....!!!!💤💤💤💤💤
2022-07-20
3