" Saya ingin bertemu dengan orang yang kemarin saya serahkan kepada kalian…" Suara tinggi itu kini menggelegar di kantor police.
" Maaf Tuan Tuan kami tidak bisa mengizinkan anda menemui pelaku tersebut. Biarkan pihak police yang menangani nya!" Salah satu police yang saat ini bertugas menghalangi para laki laki gagah yang saat ini ingin masuk ke dalam.
Orang orang yang ada di sana kini saling bertatapan dengan wajah yang memerah karena menahan amarahnya.
Bruk!! Gebrakan pada pintu besar itu membuat semua orang yang ada di sana langsung melihat ke arah beberapa orang yang saat ini tengah berdiri di depan pintu.
" Komandan mu mengatakan bahwa kami boleh kapan pun melihat interogasinya secara langsung, setelah kami memberikan pelakunya kalian menghalangi kami. Apa maksudmu ha?" Bryan mencengkram baju police yang saat ini tengah menghalangi mereka semua.
Police tersebut malah menghempaskan nya dengan kasar hingga lepas cengkraman itu.
" Dengar Tuan semua yang sudah masuk pihak police akan menjadi rahasia bagi kami. Kami tak bisa seenaknya membagi informasi apapun sebelum semuanya menjadi jelas."
" Suruh temui kami komandan mu!" Ujarnya dengan penuh penekanan.
" Saya bisa melaporkan anda karena telah membuat ricuh di sini…" Ancamnya.
Bryan yang berada di depan bukannya takut mendengar ancaman police kini malah maju dengan menatap tajam ke arah nya.
" Bryan sudah jangan berbuat keributan di sini…" William yang berada di sana menarik paksa sepupunya agar tidak membuat kekacauan tetapi tak berhasil.
" Dengar police yang terhormat! Aku bukan orang yang mudah kau ancam lalu takut dengan omong kosong sampah mu yang tak berguna itu."
" Anda akan masuk penjara jika anda tak pergi dari sini sekarang juga…" Usirnya lagi.
" Bryan ayo pergi…" Tarik Christian yang tak ingin temannya masuk ke dalam penjara.
" Dengar saya pastikan bahwa aku akan mendapatkan informasi apapun yang aku cari, dan kalian tak akan pernah berpikir jika aku rela melakukan cara ini…" Tunjuknya dengan muka garangnya.
Bryan lalu meninggalkan kantor police yang beberapa orang telah melihat ke arahnya tanpa ada yang berani menghampiri nya tadi.
Bryan tak peduli dengan apa yang telah dipikirkan oleh semua orang yang telah melihatnya. Saat ini yang dia pikirkan adalah bagaimana cara nya mendapatkan informasi tentang pelaku yang telah di bawah police kemarin.
" Sial! Lihat saja aku akan masuk ke sana dengan cara ku sendiri…" Gumamnya ketika mereka telah keluar dari kantor tersebut.
" Aku rasa ada yang ditutupi oleh pihak kepolisian! Ada yang aneh dari ini semua…" Timpal Cristian.
" Aku harus masuk ke sana dan mencari tahu sendiri apa yang telah terjadi…" Timpal Bryan yang bersandar di samping mobilnya dan menatap ke arah kantor police.
" Jangan macam macam Bri, kalau lu ada apa apa atau lu masuk penjara aku harus memberi alasan apa kepada paman dan bibi! Jangan pikir hal yang aneh…" William tentu saja tak ingin mendapatkan masalah dengan apa yang telah dilakukan nanti oleh sepupunya itu.
" Itu yang harus kau pikirkan mulai sekarang…" Bryan masuk ke dalam mobil nya dengan penuh pikiran yang sangat licik.
" Bryan… jangan berbuat aneh aneh…" Gedoran pintu itu tak di hiraukan oleh Bryan yang sudah masuk ke dalam mobil.
" Bryan… Bryan… Bryaaan…." William berteriak kencang ketika Bryan malah menancap gas mobil nya.
" Astaga sepupu mu itu Will…" Cristian hanya mampu geleng geleng kepala tak mengerti dengan kedua saudara yang ada di depan matanya.
William hanya mampu mengusap wajahnya dengan kasar dan sedikit menjambak rambutnya dengan kasar. Dia tau sepupunya saat ini pasti tengah memikirkan sesuatu yang akan dia lakukan.
" Dia tak akan berani membiarkan dirinya masuk ke dalam penjara Will, jangan khawatir!"
William menatap Christian dengan tatapan datarnya. " Kau tak mengenal Bryan. Apa yang tengah dia inginkan dia akan mendapatkan bagaimana pun cara nya. Meskipun taruhannya nyawa sekalipun…" Ujarnya dengan sinis.
" Lalu apa yang harus kita lakukan?"
" Entahlah yang jelas kita harus siapkan alasan yang tepat kepada paman jika anak itu masuk ke dalam penjara."
Kini mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil dengan pemikiran mereka masing masing. Tak ada yang tau apa yang akan direncanakan oleh laki laki yang sudah menembus jalanan yang padat.
Sedangkan dari atas kantor police, komandan yang semalam berada di tempat terjadinya perkara tengah melihat mereka bertiga yang kini sudah menghilang dari depan kantor nya.
Komandan itu menghela nafasnya dengan kasar rasa tak tenang kini menjadi satu.
" Ini semua karena ulah bodoh mu! Jika saja kau tak memiliki dendam maka semua ini tak akan pernah terjadi."
" Kakak maafkan aku!" Gumamnya pelan.
" Apa kata maaf bisa mengubah semuanya? Apa maaf mu bisa membuat wanita itu hidup lagi?" Komandan itu menekan kata kata nya dengan menahan nada tinggi nya.
" Aku tau aku salah tapi aku juga tak bisa berbuat apa apa. Aku tak bermaksud membunuh nya ini semua kecelakaan…" Laki laki itu menunduk dengan rasa penyesalan dengan suaranya yang pelan.
" Bagaimana bisa kamu mengatakan ini adalah kecelakaan? Kau menculik nya lalu dia meninggal, apa seluruh orang di kota ini percaya dengan alasan ini adalah kecelakaan?" Lagi lagi dia hanya mampu menahan rasa amarahnya kepada adiknya yang saat ini tengah duduk di depannya.
" Tapi aku hanya mendorongnya lalu kepalanya terbentur hingga dia meninggal…" Bantahannya. " Jika saja dia-"
" Jika kau tak ingin balas dendam dan bertindak bodoh maka kau tak akan terseret kasus ini dan aku juga tak akan pusing mencari cara melindungi mu…" Komandan itu berdiri menatap ke arah kaca besar melihat orang yang berlalu lalang di bawah sana.
" Jika bukan kamu yang membantuku siapa lagi kakak?"
" Pulanglah jangan kembali kerumah orang orang itu, agar aku bisa memantau mu dari dekat."
" Tapi-"
" Kau masih ingin membantah?"
" Baiklah aku pulang…" Tak ada pilihan lagi selain dia menuruti apa yang dikatakan oleh kakaknya.
Laki laki itu langsung berlari meninggalkan ruangan kakaknya dengan segera. Komandan tadi kini hanya bisa terdiam dengan batin dan pikirannya yang bertengkar tak karuan.
Mereka saling berdebat karena tak setuju dengan apa yang dilakukan oleh dirinya tapi tak ada jalan lain selain menutupi kasus adiknya. Dia tak ingin adik satu satu nya harus merasakan dinginnya penjara tapi dia juga merasa bersalah telah melindungi pembunuh dari wanita yang lugu.
Maafkan aku karena aku harus melanggar sumpah ku sendiri, tapi aku lakukan demi melindungi keluarga ku. Aku harap kakak mu mengerti. Batinnya dengan memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Puji Rahayu
berarti bener feling bryan...
2022-09-15
1
Ernita Elvia
komandan ngak ad akhlak.. pembunuh d biarin kliaran
2022-08-10
1
Nyai ᵘⁿⁱ🇷 🇦 🇳 🇮💖🌸
dasarrr... kenapa tak kau kasih sianida aja adek mu ituu... 🙄🙄🙄 biar nghak ngerepotin...
2022-07-26
2