Bruak!!
Komandan itu menggebrak meja nya dengan keras, membuat beberapa berkas yang ada di atasnya sedikit goyah. Matanya menatap nanar ke depan, kepalanya berdenyut hebat.
Komandan itu terduduk di kursinya dengan kasar dia tak menyangka kali ini kasus yang dia sembunyikan harus seperti ini jadinya.
Tok!! Tok!!
" Masuk…" Teriaknya dengan keras.
Seorang bawahan kini masuk dengan menatap komandannya yang menatap lurus ke depan.
" Anda memanggil saya Sir?"
" Lepaskan orang orang yang merampok bank tadi, buat seolah olah mereka tak terbukti dalam kasus perampokan malam ini dan mobil yang meledak tadi jadikan bahan bahwa mereka bunuh diri sewaktu kita kejar."
Bawahan itu hanya diam dengan mengerutkan keningnya dia tak tau kenapa komandan nya seperti ini.
" Kenapa kau diam, apa kau tak mendengar apa yang aku katakan tadi?" Bentaknya dengan menatap penuh amarah.
" Maaf Sir tapi para media sudah mengetahuinya dan direktur dari bank itu tersendiri juga mengatakan kepada media bahwa kawanan perampok telah tertangkap."
" Siapa yang menyuruh orang tua itu mengatakan kepada media sebelum pihak police mengkonfirmasi ini semua?"
" Maaf Sir saya tidak tahu, tapi secara tiba tiba direktur dan para awak media sudah berada di depan kantor kita sekarang."
Komandan itu mengusap wajahnya dengan kasar ketika mendengar penjelasan dari bawahannya. Dia menghela nafasnya dengan kasar.
" Keluar! Aku ingin sendiri malam ini…" Usirnya dengan cepat.
" Maaf Sir tapi sepertinya anda tak bisa istirahat malam ini…" Potongnya.
" Apa yang terjadi?"
" Jendral ingin laporan interogasi nya pagi ini juga. Jendral ingin laporan nya pagi ini untuk mengkonfirmasi ini semua kepada media, berita perampokan ini akan menjadi berita utama pagi ini Sir."
Lagi lagi komandan itu hanya membuang nafasnya dengan kasar ketika pimpinannya ingin laporan interogasinya pagi ini. Mau tak mau dia harus turun tangan untuk mengintrogasinya sendiri.
" Apa tak ada wakil yang bisa menggantikan ku hari ini?" Komandan itu tak ingin bertemu dengan kedua laki laki yang ditangkap.
" Maaf Sir…" Ujarnya dengan pelan.
" Baiklah keluar aku akan segera datang ke tempat interogasi…" Komandan itu akhirnya mau tak mau harus berhadapan langsung dengan laki laki perampok yang pernah dia lihat.
Pertemuan di hari pertama saja sudah tak menyenangkan dan sekarang mereka kembali bertemu dengan cara lain. Komandan menjambak rambutnya sendiri dengan kasar kepalanya terasa pusing ketika memikirkan hal ini.
" Aku yakin kau membawa sebuah rencana besar, jika tidak. Mana mungkin kau rela masuk ke dalam penjara…" Gumamnya dengan memikirkan apa yang terjadi.
Tak ada satu orang pun yang mau masuk ke dalam penjara meskipun mereka melakukan kesalahan. Penjara adalah tempat yang paling menakutkan bertemu dengan orang orang jahat yang tak pernah terpikirkan selama ini.
" Baiklah ayo kita temui orang itu dan kita cari tau apa tujuan nya…" Komandan itu berdiri dengan yakin bahwa dia bisa untuk mencari info tentang apa tujuannya.
Sedangkan Bryan dan Antoni kini di ruangan terpisah mereka duduk dengan tenang tak ada kegusaran sama sekali. Dia cukup tenang tak ada yang dia pikirkan selama berada di sini.
" Kau lihat tahanan kita yang dua ini sangat tenang!" Kedua police yang tengah memantau kedua laki laki yang tengah di ruangan terpisah tak menampakkan ke gusarannya sedikit pun.
" Aku baru kali ini melihat tahanan yang tak memiliki ketakutan di wajahnya. Aku rasa mereka sangat profesional dalam hal ini…" Timpal yang satunya.
" Selama ini aku belum pernah menangani kasus perampokan terbesar, dan ini untuk pertama kalinya mereka yang merampok bank besar di sini."
" Kau benar bertahun tahun mereka hanya merampok kecil dan sekarang malah merampok hal yang besar aku rasa berita ini akan menjadi gempar besok pagi."
Seluruh police yang baru diangkat berapa tahun, kini merasakan ada yang aneh. Mereka tak pernah memiliki kasus perampokan terbesar dan kali ini mereka mendapatkan nya dan itu bukan main main.
Ceklek!!
" Selamat malam Sir…" Kedua bawahan itu memberikan rasa hormat kepada komandan mereka yang baru saja masuk.
" Bagaimana mereka?" Tanyanya dengan melihat ke arah monitor.
" Mereka cukup tenang dan tak ada perlawanan sama sekali Sir. Aku rasa mereka sudah menyusun ini semua dengan cukup baik, dan dia tau apa resikonya jika tertangkap."
Komandan itu menatap salah satu dari mereka yang pernah ditemui itu. Bahkan tadi dia sempat terkejut pertama kali melihatnya.
" Aku akan masuk ke sana…" Komandan itu langsung pergi dari ruangan itu, dia menuju ke ruangan interogasi yang akan mempertemukan dia dengan laki laki yang menangkap orang malam itu.
Dengan rasa tak sabar Bryan menunggu komandan itu tapi Bryan kembali tenang meskipun hatinya tak yakin bahwa komandan itu akan berani menemuinya saat ini.
Ceklek!! Pintu itu terbuka dan memperlihatkan komandan yang tengah di cari oleh Bryan kini berjalan menghampirinya dengan tatapan datarnya.
Akhirnya kau berani juga menemui ku. Batin Bryan dengan senyum tipis.
" Jadi kau Bryan, lulusan kuliah S1 di salah satu kampus ternama…" Komandan itu menatap biodata dari laki laki yang ada di depannya.
Bryan bahkan tak ada kecemasan atau ketakutan dia hanya menatap komandan itu dengan tatapan biasanya. Berbeda dengan komandan yang ada di depannya yang merasa ruangan itu kini terasa panas karena hawanya.
" Kau tau keamanan bank itu sungguh ketat tapi kau berhasil masuk dan bahkan semua yang ada di brankas itu kini di bawah oleh kawanan mu. Sekarang katakan dimana markas mu."
Bryan bahkan hanya diam tak membuka suaranya sedikit pun dia hanya menatap ke arah komandan itu dengan serius. Bryan adalah putra dari Zac Kozan yang hanya melihat wajah komandan itu dia tau bahwa dia yang gugup.
" Aku tanya sekali lagi, dimana markas mu agar aku bisa membawa semua teman mu yang berada di belakang mu yang kabur tadi…" Tanyanya dengan menatap Bryan dengan wajahnya yang garang.
Tapi Bryan bahkan tak menjawabnya dia hanya tersenyum tipis di bibirnya. Dia tak membuka suara sedikit pun hanya tersenyum tipis di bibirnya.
Komandan itu merasa kesal karena laki laki yang ada di depan nya ini hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. Komandan yang tadi duduk kini berdiri mengitari Bryan yang duduk dengan tenang.
" Aku tau kau membawa rencana lain masuk ke dalam sini, jangan kau pikir aku tak tau rencana mu datang kemari. Hanya orang bodoh yang ingin masuk ke dalam sini dan aku rasa kau bukan orang yang bodoh…" Bisiknya dengan pelan.
Bryan hanya tersenyum miring mendengar apa yang dikatakan oleh komandan itu tapi dia tak akan membuka suaranya meskipun hanya sedikit pun.
Sambung nanti ya mak 🤗 nanti ada sambungannya lagi 😁 mampir dulu di Fi*iz*o di sana juga ada mince Forget love yang akan menemani kalian juga 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Siti Mariyam
next mince
2022-07-22
0
英
Paman Albert punya seribu cara utk keluarkan Bryan 😌
2022-07-19
0
Tulus Husna
ahhhh pendek amat sih mince yg panjang dong critax dobel up gt kek
2022-07-07
0