" Hubby dimana putra kita? Sepertinya aku sudah lama anak itu tak mengunjungi kita?" Valarie yang menyiapkan makan malam secara tiba tiba merasakan ada sesuatu yang tak biasa nya pada suami nya. Dia yang langsung memancing dengan sebuah pertanyaan.
" Dia lagi sibuk dengan tugas kantor nya sayang. Biarkan saja dia sibuk dengan anak cabang kita agar dia tak terlalu banyak bergaul dengan teman nya yang tidak benar…" Jawabnya dengan tetap berusaha setenang mungkin.
Zac yang merencanakan agar putranya menjabat di sebuah klub malam tanpa mengatakan kepada istrinya. Dia berbohong jika mengirim putra nya itu ke negara lain untuk mengurus anak perusahaan miliknya.
" Benarkah? Apa kau sedang tak berbohong kepada ku? Aku rasa kau dan Bryan sedang menutupi sesuatu dari ku?"
Deg!!
Matilah aku jika dia tau aku berbohong. Batinnya.
Zac menatap istrinya yang juga menatapnya dengan penuh selidik. Dia tau bahwa jika dia tak akan muda lagi jika istrinya sudah mencarinya.
" Sayang tak ada yang aku sembunyikan dari mu! Bukankah kau selalu tau apa yang aku lakukan dan aku selalu menceritakannya. Kenapa sekarang kamu malah mencurigai ku?"
" Dengar Tuan Zac Kozan kau tak akan bisa lari dari ku jika kau terbukti berbohong kepada ku tentang anak anak kita. Aku tak akan mengampuni nya jika ada orang yang menempatkan anak anak ku dalam bahaya…" Ujarnya dengan menatap mata suaminya dengan tatapan yang sangat serius.
Zac hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar bagaimanapun dia tau telah membohongi istrinya dan saat ini putranya tengah dalam kondisi bahaya. Bahkan dia sebenarnya juga tengah gusar tapi dia berusaha untuk tenang meskipun dia sangat ingin lari melihat kondisi putra nya dengan matanya.
" Sayang kau mengancam suami mu sendiri? Astaga…" Zac hanya mampu menggelengkan kepalanya.
" Kau tau aku tidak hanya mengancam mu Hubby…" Lagi lagi dia tak ada senyum sedikitpun. " Ya sudah ayo kita makan malam nanti biar aku sendiri yang menghubungi Bryan…" Senyum nya kini kembali meskipun masih ada wajah yang tengah serius.
Zac lagi lagi tengah memikirkan putra nya dan orang orang nya tapi dia tak ingin terlihat oleh istrinya. Jika istrinya tau kelompok nya tengah beroperasi dan putranya ikut serta habislah dia malam ini juga.
Sedangkan di tempat kejadian pelaku yang sudah tak sadarkan diri saat ini tengah di bawah oleh pihak police untuk diamankan. Meskipun Bryan sebenarnya tidak setuju tapi dia harus menahannya emosinya saat ini.
" Saya akan memberi kabar apapun jika dia membuka suara tentang kematian adik anda Nona."
Sarah hanya mengangguk dengan pelan dia tak tau harus berbuat apa meskipun dia juga tak setuju jika orang itu di bawah oleh pihak police tapi lagi lagi dia harus diam.
Para police itu kini dengan segera membawa pelaku untuk mendapatkan penanganan medis dengan segera. Dan beberapa police membereskan kekacauan yang ada di sana dengan segera.
" Paman-"
" Sementara kita harus menuruti apa kata mereka jika tidak kau juga yang akan mereka bawah untuk diinterogasi. Jadi diam dan turuti…" Abhi langsung memotong apa yang ingin dikatakan oleh keponakannya.
" Besok kita akan datang ke kantor polisi untuk mengetahui perkembangan nya…" Timpal William.
" Jika mereka tidak memberitahu kabar apapun maka kita harus memikirkan ide selanjutnya mulia sekarang…" Cristian juga menatap para police itu yang masuk kedalam mobil dan segera melaju cepat dari daerah sana.
" Baiklah Tuan Tuan, malam ini sepertinya kalian tak bisa tinggal di sini. Saran saya sebaiknya kalian pulang dan biarkan yang lain pada membereskan kekacauan yang lain yang belum sempat dibersihkan police tadi…" Timpal Antoni yang juga ada di sana.
Para police tadi hanya membawa para jenazah yang mati di sana tapi tak membereskan semuanya. Dan benar saya semuanya masih berantakan tak mungkin mereka meninggalkan daerah sana dengan kacau seperti ini.
" Baiklah kita sebaiknya pergi dari sini! Biarkan orang orang kita yang menata ulang daerah sini dan rumah Sarah…" Abhi setuju dengan apa yang dikatakan oleh Antoni tersebut.
Tak ada jawaban dari semua orang, tapi mereka langsung melangkah menuju mobil yang sudah siap menunggu mereka. Bryan saat ini tengah diam dia masih berusaha menenangkan pikiran nya yang saat ini tengah menahan amarah nya.
Kini mereka tengah meninggalkan daerah rumah Sarah dengan menuju rumah mereka masing masing. Sarah yang satu mobil dengan Bryan hanya bisa diam tanpa bisa berkata apa apa, dia terlalu takut untuk membuka suaranya.
Sarah hanya melirik Bryan dia tau wajahnya tengah tak bersahabat saat ini, Sarah hanya meremas tangan nya sendiri saat ini.
" Bryan kau tak apa? Apa ada yang salah?" Sarah akhirnya tak betah dia memberanikan dirinya untuk bertanya.
" Bagaimana mereka dengan seenaknya tiba tiba membawa pelaku yang harusnya kita interogasi dengan sendiri, sedangkan para police itu hanya bisa diam dan dengan mudahnya membawa orang yang kita tangkap…" Bryan langsung mengatakan apa yang saat ini tengah dia pikirkan. Nada nya yang tinggi kini mampu membuat Sarah bisa membacanya bawa laki laki ini tengah menahan amarahnya.
" Police sudah berkata bahwa nanti mereka akan mengabari kita bukan? Jadi kita tunggu saja kabar dari pihak police."
" Bagaimana bisa kamu percaya dengan pihak police itu Sarah? Apa kamu lupa bahwa barang bukti yang bisa melihat wajah pelaku saja kita minta gak bisa, padahal kita hanya ingin melihatnya tapi pihak police menyembunyikan nya."
" Aku tau! Tapi kita tak bisa berbuat apa apa selain hanya bisa menerima apa yang dikatakan oleh pihak police tadi? Meskipun kita membantah pun juga percuma karena salah dan benar mereka harus tetap benar dan membawa apa yang mereka mau."
" Kenapa kalian seenaknya bisa pasrah dengan apa yang mereka katakan!" Tepat mobil Bryan berhenti di parkiran apartemen miliknya sendiri.
Sarah hanya diam berdebat pun akan percuma karena saat ini laki laki itu masih tengah marah dan tak bisa menahan amarahnya.
Bryan menoleh ke arah Sarah yang hanya diam dengan menunduk. Dia sadar bahwa saat ini Sarah tak bersalah apapun tapi malah dia melampiaskan emosi nya kepada wanita itu. Bryan mengambil nafasnya lalu membuangnya dengan perlahan.
Bryan menyentuh tangan Sarah yang saat ini tengah di remas oleh tangannya sendiri. Sarah menatap Bryan yang juga tengah menatapnya dengan lembut, wajah amarahnya tadi hilang seketika meskipun masih ada guratan jelas di keningnya.
" Maafkan aku seharusnya aku tak melampiaskan emosi ku kepada mu, bukan kamu yang bersalah tapi para police itu lah yang bersalah. Sekali lagi maafkan aku…" Kini suara nya lembut tak setinggi tadi.
" Tak apa! Aku tau kamu pasti emosi. Maafkan aku seharusnya ini juga tak melibatkan kalian semua…" Jawabnya dengan menunduk.
" Hee apa yang kau katakan tak ada yang salah dalam hal ini, aku dan kamu benar tentang balas dendam ini. Hanya saja jika police sudah terlibat semua nya berantakan."
Selamat hari senin dan selamat liburan untuk kalian semua 🤗 pagi ini sudah di sambut dengan cuaca yang tak mendukung alias mendung manja 🤭
Di sini nanti akan menceritakan tentang anak anak dari Wanita Nakal ya 🤭 yang di sana sudah 725 bab jadi Mince putuskan untuk buat judul baru yang tetap membawa dari sana 🤗
Jangan lupa jadikan favorit dan like serta ramaikan komentar, jangan lupa bagi Vote dan Hadiah nya makasih 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Puji Rahayu
see you thor...
nunggu up nya buanyak dulu..biar gk penisirin....😊
2022-09-15
1
英
𝕳𝖆𝖉𝖎𝖗 𝖙𝖍𝖔𝖗𝖗𝖗𝖗 ....
2022-07-19
1
Ninit Anggraeni
aku mampiir mince..semngat
2022-06-29
1