Reyhan bersama dengan Ayrton mendampingi beberapa perwakilan dari dusun Al Shiba ke lokasi yang baru termasuk Raana yang mendampingi kakeknya. Direndra dan Iqbal sendiri memutuskan untuk tetap tinggal di dusun karena menganggap mereka adalah orang luar.
"Menurut paman, apakah cara Oom Reyhan berhasil?" tanya Direndra.
"Apa mendekati para murid - murid nona Raana bukan termasuk taktik anda pangeran?" goda Iqbal.
"Hanya saja Raana tidak pedulikan aku, hanya Veer yang ada di matanya." Direndra pun manyun. "Hanya saat aku mendongengkan saja dia memperhatikan."
Iqbal tertawa kecil. "Pangeran, bagaimana kalau suatu saat nanti nona Raana mengetahui pangeran yang sebenarnya? Apakah dia akan marah atau ...?"
"Aku tidak berani berandai-andai, paman. Sementara biarkan seperti ini dulu. Toh Alaric sudah kembali ke Dubai. Sekali-kali anak itu tanggung jawab lah!" Direndra tersenyum. Keduanya kini berada di rumah sewa mereka sambil makan siang sederhana.
***
"Jadi nona yang bernama Raana?" tanya Ayrton di dalam mobil bersama gadis itu. Sengaja Ayrton membawa Raana dalam Range Rover nya karena di bis kebanyakan para pria sedangkan Reyhan dengan sopan duduk bersama mereka di bis sembari memberikan keterangan kepada para perwakilan.
"Iya. Kenapa tuanku?" tanya Raana. "Kenapa saya harus satu mobil dengan anda?"
"Tidak, karena ada seseorang yang berpesan kepada saya agar membuat anda duduk nyaman dalam mobil, bukan di bis" seringai Ayrton. Biar kamu penasaran dah!
Raana tampak mengerenyitkan dahinya. "Siapa tuanku?"
"Pengagum rahasiamu."
Raana menatap Ayrton. "Apa...tuanku yang mulia Reyhan?"
Ayrton melongo. "Hah? Apa? Hah?"
"Selain pangeran kan hanya ada tuanku yang Mulia Reyhan. Duh, tuanku, beliau kan sudah menikah dan saya tidak mau dijadikan istri kedua. Dengar - dengar istrinya keturunan bangsawan Indonesia kan? Aduh, dia bukan tipe saya. Apalagi dia sudah tua, cocoknya jadi ayah saya." Raana tampak bermonolog sendiri membuat Ayrton dan Fahd terbengong-bengong.
"Yang mulia, apakah nona itu waras?" tanya Fahd menggunakan bahasa Indonesia.
"Aku sendiri tidak tahu paman. Kok bisa-bisanya langsung mikir ke Oom Reyhan. D bisa ngamuk ini kalau dengar" sahut Ayrton juga dengan bahasa Indonesia. Namun setelahnya, kedua pria yang duduk di depan tertawa terbahak-bahak.
"Eh? Apa ada yang salah?" tanya Raana bingung.
"Orang itu bukan paman aku, nona Raana. Ada orang lain lagi, orang yang tidak eh...belum mau diketahui jati dirinya. Dan bukan aku juga karena aku sudah punya seseorang sebelum anda berpikir macam-macam" seringai Ayrton.
"Siapa ya?" Raana memegang dagunya.
Mikir mikir deh lu ! Lagian si Direndra pakai acara lebay sih!
***
Rombongan pun tiba di lokasi yang dijadikan pengganti dusun Al Shiba bahkan disana Hasyim Al Azzam sudah hadir untuk menemui para perwakilan. Hasyim merasa senang bisa bertemu kembali dengan Ammar Badawi yang membuat keduanya sedikit bereuni. Pada saat pertemuan pertama di dusun Al Shiba, Hasyim tidak sempat bertemu dengan Ammar karena dirinya sedang ke kota.
Para perwakilan tampak senang melihat lokasi bahkan Raana sangat senang melihat bangunan sekolah yang sedang dibangun.
"Kamu suka nona Raana?" tanya Ayrton.
"Suka sekali tuanku. Anak-anak pasti akan bahagia" ucap Raana dengan wajah berbinar-binar.
"Berapa anak-anak yang sudah lulus dari sekolahmu nona Raana?" tanya Ayrton penasaran.
"Alhamdulillah Lulus dari sekolah kami, mereka langsung melanjutkan ke sekolah menengah di kota terdekat. Dan beberapa dari mereka mendapatkan bea siswa serta banyak yang sudah mendapatkan pekerjaan di kota."
"Hebat!" puji Ayrton tulus.
"Apalagi setelah yang mulia tuan Hasyim Al Azzam menjadi Emir sah Al Azzam, beliau memang banyak membantu tapi kami... Kami terbiasa mandiri jadi bantuan ..."
"Sudah waktunya kalian mau menerima bantuan dari kami, Al Azzam dan Al Jordan. Karena kalian adalah tanggung jawab kami." Ayrton menatap gadis mungil cantik itu.
Raana menatap Ayrton dengan wajah penuh penghargaan. "Iya. Kami tahu keluarga Al Jordan berbeda."
Direndra, seleramu boleh juga.
***
Hasyim Al Azzam tampak asyik berbincang bincang dengan Ammar Badawi bahkan dengan langkah tertatih, Hasyim dengan semangat menunjukkan bangunan-bangunan yang sedang dibangun.
"Look Ammar, aku sudah mencarikan lokasi yang dekat dengan istanaku agar kalian bisa berdikari lebih baik lagi. Aku memang membutuhkan tanah yang kamu tinggali sekarang tapi bukan berarti aku tidak memikirkan penduduk yang tinggal di wilayah ku." Hasyim menatap mantan pendukungnya saat sebelum dikudeta oleh kakak angkatnya.
"Iya yang mulia, awalnya saya ragu kalau kami akan dibuang begitu saja" ucap Ammar dengan nada menyesal.
"Astaghfirullah! Aku tidak sesadis itu!" gelak Hasyim. "Dalam waktu kurang dari enam bulan, dusun kalian akan jadi."
"Alhamdulillah yang mulia. Terima kasih."
***
"Boleh tahu, nona Raana umur berapa dan lulusan mana?" tanya Ayrton dengan wajah datar. Benar-benar Direndra tuh ya! Yang naksir dia, yang kudu kepo aku!
"Saya berusia 24 tahun, lulusan sekolah guru di Dubai dan kembali ke dusun Al Shiba karena disana kekurangan guru."
"Seumuran dengan saya" senyum Ayrton. Dan seumuran dengan Direndra.
"Tapi tuanku pangeran. Siapa yang menjadi pengagum rahasia aku?" tanya Raana penasaran.
"Kau akan mengetahuinya nanti tapi jika sudah tahu, aku harap nona Raana bisa memutuskan dengan bijak." Ayrton tersenyum penuh misteri.
"Kok saya menjadi merinding ya?" Raana mengusapkan tangannya ke bahunya.
Ayrton terbahak.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
kamu kan emang tukang kepo Ay... 😅😅😅
2024-09-26
1
ellyana imutz
jika tau pengemar rahasia ny c D...pasti c raana minder
2022-07-06
2
Nuril sofiyati
typo lagi....ini blibet bacanya
2022-07-06
1