Ayrton tersenyum bahagia bisa mendapatkan nomor ponsel Mariana, berjalan sambil bersiul-siul. Sepupunya, Falisha Hassan dan suaminya Aji Yung, menatapnya dengan wajah penasaran.
Ada yang kangen sama neng Falisha n Mas Aji?
"Bahagia, Ay?" goda Falisha yang kompak dengan suaminya memakai baju nuansa hitam.
"Eh? Apaan sih Fa" elak Ayrton.
"Siapa gadis itu?" tanya Aji.
"Saudaranya Bagas. Dia kerja di house of Carolina Herrera Singapura."
"Dia desainer?" tanya Falisha.
"Yup."
"Cantik" puji Aji yang mendapatkan pelototan dari Falisha. "Eh tapi paling cantik tetap kamu, sayangku."
"Malam ini, mas Aji tidur di kamar tamu!" sungut Falisha kesal.
"Kok kamu sekarang jadi tukang ngambek sih, sayang?" ucap Aji memelas.
"Nah lho... Aku nggak ikutan." Ayrton pun segera meninggalkan pasangan suami istri yang sedang berseteru itu.
***
"Hah? Dia salah satu Emir Dubai?" tanya Sisil yang merupakan adik sepupu Mariana yang melihat kakaknya ngobrol dengan bule tampan. Sisil lah yang paling heboh ketika mengetahui siapa keluarga calon istrinya Bagas. Sisil sendiri adalah fans berat Enzo Al Jordan dan dirinya nyaris pingsan ketika benar-benar melihat Enzo duduk bersebrangan saat ijab qobul.
"Iya. Namanya Ayrton Schumacher."
"Dia sepupunya Enzo! Kan ada empat Emir tuh. Direndra, itu tuh yang tinggi cakep... Eh tapi semua tinggi cakep. Anyway yang pakai jas abu-abu tua plus sunglass" tunjuk Sisil ke seorang pria yang turun dari tangga.
Direndra Giandra Al Azzam Blair
"Terus itu adiknya, Alaric yang pakai jas hitam sambil bawa minuman bareng sama cewek cantik rambut panjang."
Mariana melihat si obyek yang ditunjuk Sisil. Tampak Alaric sedang tertawa bersama seorang gadis berambut hitam panjang.
"Apa itu pacarnya?" tanya Mariana.
"Bukan, itu Anandhita sepupunya. Dhita saudara kembarnya Adrian yang sedang ngobrol dengan mas Bagas."
Mariana merasa pusing mendengar penjelasan Sisil. "Kok kamu hapal?"
"Jangan panggil Sisil Feridina Hadiyanto kalau tidak hapal cogan-cogan. Dan asal mbak Ana tahu, keluarga Safira itu gudangnya cogan" seringai gadis berusia 23 tahun itu yang bekerja sebagai salah seorang asisten artist.
Alaric Giandra Al Azzam Blair
Mariana menatap ke sekelilingnya dan memang dirinya mengakui bahwa keluarga besar Safira memiliki fisik dan wajah paripurna.
"Mereka tuh makan apa sih kok bisa kayak gitu? Wagyu saus emas apa?" celoteh Mariana.
"Wuiiihhh kalau ada saus emas, langsung aku bawa ke pegadaian atau toko emas lumayan buat dijual" gelak Sisil.
***
Ayrton bergabung dengan para sepupu-sepupunya yang sedang menikmati makan siang dan tampak Adrian dan Anarghya sedang asyik berdiskusi.
"Ngapain kalian berdua?" tanya Ayrton ke dua sepupunya itu.
"Bahas Koenigsegg. Adrian kan mendapatkan tawaran pekerjaan disana" ucap Anarghya yang masih kuliah di fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
"Hebat lho Yan. Kan sesuai dengan kuliahmu di teknik mesin" puji Ayrton.
"Alamat aku akan cuma balik lebaran, Ton. Soalnya disana ketat banget" jawab Adrian.
"Berarti lulus dari Swiss, langsung ke Swedia?" tanya Ayrton.
"Iya nih dan Mama hanya bisa bilang 'gapailah uang yang banyak'" sungut Adrian yang membuat Anarghya dan Ayrton terbahak.
"Tante Amberley matre juga" kekeh Ayrton.
"Benernya nggak matre, cuma kasih support positif" sahut Anarghya.
"Kamu sendiri gimana Ton? Jadi Emir enak nggak sih?" tanya Adrian.
"Enak nggak enak sih. Harus bisa naik kuda, main Polo, pamer harta. Kemarin Opa Senna malah baru saja beli Koenigsegg hanya karena para Emir lain beli itu."
"Bukannya kalian sudah punya Koenigsegg?" tanya Anarghya.
"Sudah dijual Oma Fatimah."
Kedua sepupunya melongo. "Dijual?"
Ayrton mengangguk. "Kata Oma, kalau mau beli Koenigsegg baru, yang lama dijual karena pasti akan jarang dipakai. Dan kalian tahu sendiri kan kalau pria-pria klan Pratomo tuh bucin sama istri masing-masing? Jadi Opa Senna manut lah."
Duo A tertawa geli mendengar bagaimana Senna Al Jordan tetua Al Jordan harus menjual mobilnya karena permintaan sang istri.
"Padahal kalian itu mau punya banyak Koenigsegg, Rover, Ferrari pun tidak ada masalah uangnya" kekeh Adrian.
"Tapi kayaknya Oma Fatimah sama ma emak-emak kita, perhitungan." Adrian melirik ke arah Oma Humaira yang sedang meladeni Opa Gozali.
"Opa Gozali lagi sakit ya, Yan?" tanya Ayrton.
"Faktor usia, Ton. Opa dan Oma kita itu sebenernya kan sudah pada sakit tapi mereka pintar menutupinya. Opa Mamoru dan Opa Joshua kan sama tho?" Anarghya menatap Ayrton. "Hanya karena mudanya mereka hobi olahraga dan pola hidup sehat, makanya masih diparingi umur panjang."
"Kita itu harus niru para opa dan Oma yang pola hidupnya sehat. Apapun yang berlebih-lebihan itu jatuhnya juga nggak bagus" sahut Adrian.
"Yang penting jangan serakah karena pasti mudaratnya banyak" timpal Ayrton.
"Ngomong-ngomong kalian berempat anak Dubai tuh kok bisa gelontoran semua sih tingginya?" Anarghya menatap judes ke Ayrton.
"Kebanyakan makan kurma mungkin?" cengir putra Sabine Al Jordan dan Karl Schumacher itu.
"Beneran lho! Kalian berempat kalau jalan tuh tingginya sama. Cuma mas Abi, mas Joey dan mas Luca yang bisa nyaingi tinggi kalian. Lainnya wassalam" ucap Anarghya yang tingginya hanya 180cm sedangkan Adrian 179cm.
"Aku, Rendra, Alaric dan Enzo tingginya 187 semua" senyum Ayrton.
"Nah bener kan? Jadi tiang listrik semua tuh berempat!" sungut Adrian yang merasa paling pendek dari mereka semua.
"Mas Hoshi malah bilang kalau jalan dengan kami langsung gerhana matahari soalnya tinggi kami ngehalangi sinar matahari."
Duo A terbahak. "Mas Hoshi memang pedes kalau ngomong."
***
Ayrton tersenyum kepada Mariana yang datang di acara resepsi mengenakan gaun bewarna hijau dengan banyak gliter disana. Rambut hitamnya dibuat slick sehingga tidak berantakan dan membuat wajah Mariana menjadi lebih anggyn.
"Butuh pendamping?" goda Ayrton sambil memberikan sikunya.
"Aku butuh pegangan karena aku salah pakai sepatu" ucap Mariana yang tingginya sekarang menjadi bertambah 10 Senti karena sepatu heelsnya dan tangannya segera meraih siku Ayrton.
"Kenapa harus maksa pakai heels setinggi itu? Toh kamu juga sudah tinggi" ucap Ayrton sambil menatap horor sepatu hijau yang dipakai Mariana. "Kalau kakimu keseleo gimana?"
"Makanya aku butuh pegangan ini" senyum Mariana.
"Demi Manolo Blahnik ya?" kekeh Ayrton yang jantungnya berantakan saat Mariana memegang sikunya.
"Kamu tahu?" tanya Mariana tidak percaya kalau pria dengan wajah kalem itu tahu merk sepatu wanita.
"Hei, my mom dan para wanita di Dubai, fashionista semua jadi mau tidak mau, aku pun jadi tahu lah" seringai Ayrton.
"Ah, aku lupa kamu siapa."
***
Acara resepsi pernikahan ganda diakhiri dengan acara lempar buket bunga dan Ayrton menyuruh Mariana ikut dalam acara itu meskipun gadis cantik itu menolaknya namun setelah dikompori oleh beberapa sepupunya, akhirnya Mariana pun ikut acara lempar bunga.
Safira memberikan aba-aba dan bunga itu pun dilemparkannya hingga jatuh ke dalam tangan Mariana yang tidak terlalu bersemangat. Suasana menjadi ramai ketika para keluarga heboh melihat dirinya yang mendapatkan buket.
Ayrton menatap wajah cantik yang memerah menahan malu itu dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. Sudut bibir tipisnya hanya tertarik keatas samar.
***
Yuuuhhuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
pasangan yang manisnya bikin diabetes setelah iwan danisha
2024-09-26
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
apalah daya saya yg cuman 164cm vs 185cm 🙈🙈🙈
2023-11-08
1
R@tna
baca ulang......
2023-02-27
1