"Kantin gak?" tanya Safitri sambil memperhatikan Keisha yang masih merapihkan alat tulisnya.
"Lo semua duluan aja, gw mau ke kelas X IPA 1," jawab Keisha sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Hah? Ngapain?" seru Jera yang paling kepo disitu.
"Nemuin kutil badak," balas Keisha bercanda.
"Badak punya kutil? Terus sekolah?" timpal Silmi so polos.
Keisha menghela nafas panjang. "Mau nemuin si Rizki."
"Ekhem. Kayanya ada yang lagi jatuh cinta nih," sindir Nurul.
"Siapa? Gw? Jatuh cinta sama Rizki?" tanya Keisha tak percaya.
"Iyalah," sahut Jera.
"Najis banget, o em ji helloooooo," alay Keisha. "gw mau balikin jaket dia."
"Lah? Kok jaket dia ada di lo?" tanya Silmi.
"Tuhkan, pasti bekas jalan terus si Keisha kedinginan terus si Rizki lepasin jaketnya terus dipakein ke si Keisha biar gak kedinginan lagi," ujar Jera sambil senyum-senyum sendiri.
"Terus terus terus aja, lo punya bakat jadi tukang parkir ya? Mana korban sinetron banget sih. Lo tau jaket ini bekas apa?"
"Apa?" tanya Jera polos.
"Bekas gw pake ngelap ingus tikus gw!" Keisha langsung berlalu pergi meninggalkan teman-temannya yang masih mencerna kalimat tadi.
Keisha berjalan menuju kelas X IPA 1 yang hanya terhalang beberapa kelas dari kelasnya. Begitu di depan kelas itu, Keisha menemukan Rizki yang sedang berjalan ke arahnya.
"Nah bener banget lo dateng."
"Nih." tidak menghiraukan ucapan Rizki, Keisha memberikan jaket hitam milik Rizki dengan malas. Keisha membalikkan badannya berniat untuk menyusul teman-temannya ke kantin, namun lagi dan lagi Rizki mencegahnya.
"Mau kemana?" tanya Rizki sambil mencekal lengan Keisha.
Kalo bilang ke kantin, pasti dia ikut. Males banget gw. Batin Keisha.
"Ke toilet, mau ikut?" tanya Keisha balik dengan smirknya.
"Ke kantin aja, ikut gw." tanpa persetujuan Keisha, Rizki langsung menarik Keisha ke kantin sampai-sampai meninggalkan Rangga dan Matthew jauh dibelakang.
"Lepasin Ki gw kebelet," ucap Keisha sambil melepaskan cekalan Rizki.
"Bohong banget lo."
"Masa iya jam istirahat gw harus jadi babu lo juga? Gw juga butuh makan kali," kesal Keisha.
"Ya kan lo juga makan, gw juga mikir kali," ucap Rizki sambil mendudukan bokongnya di meja yang masih kosong.
"Oh gw kira gak punya."
"Gak punya apa?"
Gak punya hati.
"Nggak. Ya udah lo mau pesen apa?"
"Pengen nasi goreng tapi gak pake bawang daun, gak pake bawang merah, gak pake bawang putih, pake timun 3 potong, tomat juga 1 potong, gak pake pecin, kerupuk yang banyak, pake sosis, pake telor tapi pengen telor mata sapi terus kuning telurnya jangan pecah dan setengah mateng. Minumnya air putih dicampur teh sama gula."
"Buset pesen udah kayak orang aneh aja lo. Banyak bacot, gak bisa lebih dipersingkat gitu?" malas Keisha lalu pergi ke stand yang ditujunya untuk memesan makanan Rizki dan miliknya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanannya sudah siap.
"Nih neng pesenannya," ucap ibu kantin sambil memberikan nampan yang berisi pesanan miliknya.
"Makasih bu," balas Keisha lalu membawa nampan itu ke meja yang ditempati Rizki.
"Eh? Kei? Sini sini gw bantu." Ricky langsung mengambil alih nampan yang dibawa Keisha.
"Eh kak, gak usah kok gak apa-apa. Tapi yaudahlah, lo bawain ya. Tuh ke meja itu, gw duluan," ujar Keisha sambil menepuk bahu Ricky dan berjalan mendahului lelaki itu.
"Makanannya mana?" tanya Rizki dengan nada ketus saat melihat Keisha duduk manis di depannya tanpa membawa apapun.
"Udah gw bantuin malah ninggalin," cibir Ricky sambil menaruh pesanan Keisha dan Rizki di meja.
"Babu juga punya babu."
***
"Mampir dulu ke minimarket ya mbak," suruh Rizki kepada Keisha yang tengah mengemudi.
"Mbak mbak aja lo, mau gw jahit tuh mulut?"
"Berani lo sama gw?"
"Beranilah. Masa sama cucu gorilla aja takut."
Pletak
Rizki menjitak kepala Keisha.
"Awww, sakit ****!" ringis Keisha sambil mengusap kepalanya menggunakan tangan kiri.
"Bodoamat. Intinya ke minimarket dulu."
"Langsung pulang ya gw males," jawab Keisha dengan pandangan yang masih fokus ke jalanan.
"Ohhh gak mau ya, yaudah deh," ucap Rizki dengan nada menggoda.
Keisha yang mengerti atas nada yang diberikan Rizki hanya berdecak kesal lalu memberhentikan mobilnya di depan minimarket.
"Buruan turun," suruh Keisha setelah mematikan mesin mobilnya.
"Elo lah yang beli."
Keisha melotot dan menoleh kearah Rizki yang duduk di bangku belakang. "Kok gw?"
"Inget ya, lo masih jadi babu gw."
Keisha memutar bola matanya malas. "Pengen apaan lo?"
"Beli air putih."
Dengan cepat-cepat Keisha langsung masuk ke dalam minimarket. Hanya butuh waktu 2 menit, Keisha kembali dengan 1 botol minuman.
"Gw pengen Aqua, lo malah beli Al masoem," ucap Rizki saat melihat minum yang dibawa Keisha.
"Sama-sama air putih ****."
"Tapi gw pengen merk AQUA bukan AL MASOEM," jawab Rizki tak terima.
"Terus kenapa lo gak ngomong, panci?"
"Gw belom beres ngomong lo main pergi-pergi aja."
Tak banyak bicara dan tak ingin memperpanjang debat, Keisha kembali memasuki minimarket dengan emosi.
"Nih!" Keisha langsung melempar pesanan Rizki.
"Eh tunggu, gw pengen roti tawar," ucap Rizki cepat ketika Keisha akan menyalakan mesin mobil lagi.
Lagi dan lagi Keisha kembali masuk ke dalam minimarket. Tak lama kemudian, dia kembali keluar dengan kantung plastik berisi roti.
"Nah pinter lo beli merk sari roti, eh tapi gw pengen yang double soft."
Keisha menganga tak percaya. Dengan tangan yang sudah mengepal kuat, dia kembali masuk ke dalam minimarket dan kembali dengan pesanan yang sesuai dengan permintaan.
"Nih! Apalagi, huh? Lo ngerjain gw ya? Selain lo ngerjain gw, lo juga ngabisin duit gw! Dasar panci karatan," umpat Keisha kesal dan kembali melajukan mobil dengan cepat.
Selama perjalanan itu Keisha masih saja tetap menahan emosi, sedangkan Rizki malah asyik memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa sendiri.
Keisha memarkirkan mobil milik Roy di garasi. Rizki malah keluar dengan seenak jidatnya tanpa berucap bahkan menoleh kepada Keisha.
Setelah merasa semuanya tidak ada yang tertinggal di dalam mobil, Keisha mengikuti Rizki masuk kedalam dan memberikan kunci mobilnya kepada Roy yang lagi dan lagi sedang bermain game online.
"Woy kak, maen game mulu," ucap Keisha sambil menyenderkan bahunya ke bahu Roy.
"Geseran ah Ca lo bau, gw udh mandi nih," jawab Roy sambil terus fokus pada gamenya.
"Caaaaa sini makan dulu," teriak Erika dari meja makan.
"Iyaaaaa tan," balas Keisha sama-sama teriak lalu bangkit menghampiri Erika yang sedang menata makanan di meja.
"Rizki tadi ke kamarnya, Ca?" tanya Erika.
"Iya tan, mau Keisha panggilin?"
Padahal mah males banget gw. Batin Keisha.
"Gak usah deh biar tante aja, kamu makan duluan aja."
"Siap tan," jawab Keisha girang lalu mengambil piring, nasi, dan beberapa lauk lainnya.
"Dih ada yang numpang makan," sindir Rizki sambil menarik kursi dan duduk di depan Keisha yang baru saja beres makan.
"Siapa? Gw?"
"Kesindir ya lu."
"Gw sih emang nyadar. Tapi ibaratkan kata-kata yang katanya rejeki gak boleh ditolak," jawab Keisha bangga.
Rizki hanya mencibir kecil lalu menyantap makanannya dalam diam.
"Tante, Keisha pulang dulu ya. Makasih makannya tan!" ujar Keisha sambil mencium tangan Erika yang sedang mencuci piring.
"Bye tugas gw selesai," bisik Keisha kepada Rizki.
Rizki meneguk air minumnya buru-buru lalu mengejar Keisha yang baru sampai diruang tamu. "Heh!"
"Apaan?"
"Tugas lo belom selesai." Rizki bersidekap dada di depan Keisha dengan dagu yang diangkat.
"Apaan lagi sih? Gw capek."
"Nanti malem lo kesini."
"Males."
"Harus. Kalo nggak ya siap-siap besok malu."
Keisha menghela nafasnya kasar lalu mengangkat tangannya tepat ke depan muka Rizki sambil memperagakan gerakan mencakar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
maura shi
ngakak oey
2020-02-28
1
Ummu Istiqomah
babu juga punya babu,
ngakak abis, author
2019-12-17
5