"KEISHAAAAAAA," teriak Mama Keisha dari lantai 1. Dengan refleks, Keisha langsung turun ke bawah dengan terburu-buru.
"Apa Ma? Ada apa Ma?" tanyanya panik sambil celingak-celinguk.
"Anterin kue ini ke rumah Bu Erika ya?" suruh mamanya sambil menyodorkan tempat makanan.
"Mama manggil kaya tadi cuma nyuruh anterin kue ini?" tanya Keisha sambil menatap mamanya tak percaya.
"Hehe iya sih, cuma daritadi dipanggil gak denger apa?! Mama manggil udah puluhan kali," jawab Mama Keisha yang malah marah.
"Dasar ibu-ibu," gumamnya sambil mengambil kasar kue itu dari mamanya.
"Ngomong apa Kei?"
"Engga kok, yaudah Keisha mau anter kue dulu." Keisha melangkah keluar dengan kesal, namun ditengah langkahnya dia kembali berbalik dan menatap mamanya yang sudah bersidekap dada.
"Di anter kemana?" tanyanya dengan cengiran tak tahu malu.
"Ke rumah Bu Erika."
"Bu Erika siapa Ma? Terus rumahnya dimana?"
"Kamu tuh gimana sih sampe tetangga sendiri gak tau. Makanya jangan banyak keluyuran, kamu tuh kalo dirumah tidur doang. Sering banget keluyuran sampe gak tau tetangga sendiri, Bu Erika tuh padahal pindah udah 2 bulan yang lalu, tapi sampai sekarang aja kamu belum tau. Padahal rumahnya aja deket dari rumah kit--" ucap Mama Keisha terpotong.
"Iya Ma iya. Sudah cukup cukup sudah, cukup sampai disini saja, daripada hati gelisah lebih baik ku pergi saja." Keisha bernyanyi sambil memutar-mutar badannya dan bergoyang.
"Astagfirullah Kei, malah bercanda ya kamu!" marah Mama Keisha dengan tangan yang sudah memegang centong sayur hendak dilempar.
"Eh eh iya ma iya ini dianter sama Keisha yang cantik nan unyu, Assalamualaikum, " jawabnya cepat lalu lari meninggalkan mamanya yang siap melempar centong sayur.
"Bu Erika aja gak tau yang mana orangnya apalagi rumahnya," gumamnya sambil memakai sendal diteras.
"Ini gw harus gimana coba? Masa iya gw balik lagi ke rumah? Yang ada kena timpuk centong sayur," ujarnya frustasi.
Gadis itu terus berjalan sampai ujung komplek, sampai akhirnya dia melihat tetangganya yang memang sudah Keisha kenal.
"Sore Pak Hendra," sapa Keisha basa-basi.
"Eh ada Keisha, mau kemana?" tanya lelaki paruh baya itu.
"Keisha disuruh anter kue sama mama ke rumah Bu Erika tapi Keisha gak tau rumahnya pak," jawabnya sambil menggaruk pelipisnya.
"Ya ampun, masa gak tau? Bu Erika yang baru pindahan 2 bulan lalu?"
"Iya pak."
"Rumahnya kan disebelah rumah kamu, cuma kehalang 1 rumah doang. Itu loh yang dulu rumahnya Bu Ika."
Keisha menganga. Dia capek-capek berjalan hampir memutari kompleknya hingga ujung komplek, namun ternyata rumah yang ditujunya ada disebelah rumahnya yang hanya terhalang 1 rumah, sungguh nasib.
"Oh ya udah makasih ya pak, Keisha kesana dulu. Dadahh pak," pamitnya buru-buru.
Dia berjalan cepat hampir setengah berlari, saat sudah di depan rumah yang menurutnya tepat, dia segera mengetuk dan memencet bel.
"Halo, assalamualaikum."
Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan sosok lelaki tinggi, berkulit putih, alis tebal, mata hitam pekat, dan gayanya yang sangat cool.
"Waalaikumsalam," jawabnya datar.
"Ini rumah siapa ya?" tanya Keisha dengan tampang polos. Dia hendak menanyakan ini rumah Bu Erika atau bukan, namun sepertinya akibat terlalu fokus memperhatikan lelaki itu akhirnya kalimat yang digunakannya kurang tepat.
"Lah elo ngapain?" tanya laki-laki itu balik.
"Eh maksud gw, ini rumah Bu Erika?" ucapnya yang sudah tersadar dari lamunannya.
"Hm."
"Gak disuruh masuk dulu gitu?" tanya Keisha dengan mulut yang sedikit dimajukan.
"Dih maunya," cibir laki-laki itu.
Baru saja Keisha membuka mulutnya untuk protes, namun lelaki itu kembali bersuara.
"Yaudah masuk."
Keisha membuntuti lelaki itu dari belakang. Baru beberapa langkah masuk rumah itu dia disapa oleh seorang wanita cantik.
"Hallo, ini siapa?" tanyanya lembut.
"Keisha tan, tante Erika ya?" ujarnya sambil mencium tangan wanita paruh baya itu.
"Iya, ada apa?" wanita paruh baya itu menggiring Keisha untuk duduk di sofa.
"Aku anak ibu Yanti, disuruh mama anter kue buat tante," jawab Keisha sambil menyodorkan kue itu.
"Wah ini anaknya Yanti? Cantik banget. Ohiya mau minum apa? Bentar, tante bikinin dulu ya."
Belum juga jawab, udah mau dibikinin aja. Padahal kan gw mau minta dibikinin es campur, Batin Keisha.
"Iya tan apa aja deh, Keisha haus habis muter-muter," celetuknya kepada Erika yang sudah melangkah ke dapur.
"Gak sopan banget," gumam laki-laki tadi dari arah tangga, karena keadaan memang sedang sepi dan sunyi maka Keisha pun tentu saja mendengar.
"Biarinlah, daripada munafik. Malu-malu tapi mau."
Laki-laki itu membelokkan langkahnya menjadi kearah sofa di depan tv yang berada tak jauh dari Keisha.
"Nih minum dulu, maaf ya cuma ada ini," ujar Bu Erika sambil meletakkan secangkir air marjan di meja.
"Eh iya tan gapapa kok, makasih ya," jawab Keisha mengalihkan pandangannya ke arah Bu Erika.
Erika yang sepertinya menyadari pandangan Keisha kepada anaknya pun angkat bicara. "Itu anak tante, namanya Roy."
Keisha hanya menganggukkan kepalanya sambil kembali menaruh cangkir air marjan yang sudah sisa sedikit.
"Host di acara KARMA tan?"
Erika tertawa renyah. "Bukan. Namanya Roy Dimas, bukan Roy Kiyoshi."
Keisha berdiri hendak pamit. "Yaudah tan, Keisha pamit pul--"
"ASSALAMUALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATUH," teriak seseorang yang baru saja datang.
"Waalaikumsalam. Baru pulang kamu?" ucap Bu Erika.
"Heh kampret ngapain lo disini?" tanya Rizki sewot ketika melihat Keisha. Sedangkan Keisha masih mematung ditempatnya.
"Elo yang ngapain disini!" jawab Keisha tak kalah sewot.
"Ini rumah gw." Rizki menghampiri Keisha dan Bu Erika lalu mencium tangan Bundanya itu yang tak lain ada Bu Erika.
"Kalian kenal? Ini anak tante Kei, adiknya Roy," jelas Erika yang membuat Keisha langsung membelalakan matanya.
"Bunda kenal dia? Dia siapa sih bun? Terus ngapain kesini?" tanya Rizki dengan tatapan tidak suka.
"Dia itu anaknya Yanti, itu loh yang rumah sebelah. Dia nganterin kue."
"Hah? Dia tetanggaan sama kita Bun???" tanya Rizki tidak percaya.
"Iya. Kenapa sih kalian? Udah saling kenal?" tanya Erika bingung sambil menatap Keisha dan Rizki bergantian.
"Bun, kuenya jangan dimakan! Pasti udah dia kasih racun tikus," ujar Rizki panik.
Keisha yang mendengar itupun tak tinggal diam. "Heh, maksud lo apaan hah? Lagian itu bukan bikinan gw, itu bikinan nyokap gw. Tampang panci karatan aja belagu!" kesal Keisha.
"Bun, liat tuh kelakuannya," adu Rizki pada Erika.
"Kamu yang mulai. Keisha maafin Rizki ya."
"Bun, kok malah minta maaf sih? Udah gak sopan juga dia."
"Eh tante, maafin Keisha ya. Keisha kesel sama anak tante yang ini, udah jelek songong lagi," ujar Keisha sambil mencebikkan bibirnya.
Melihat Rizki yang akan kembali bersuara, membuat Keisha langsung menyambar tangan Bu Erika lalu menciumnya. "Keisha pulang dulu ya tan, dahhh tante! Assalamualaikum," pamitnya sambil berlari.
Rizki menatap Keisha dengan kesal dengan kepalan tangannya yang dia sembunyikan dari ibundanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣Kasihan Keisha udah muter" komplek ternyata rumahnya bu Erika ada disebelah rumahnya sendiri🤣🤣🤣
2021-02-11
0
Lisna_18
Apakah ini yg dinamakan "pacar lima langkah dari rumah"😂
2020-12-01
5
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
Lima langkah dari rumah 😌
2020-11-10
0