Ricky datang menghampiri Keisha dengan terburu-buru didepan kelas X IPA 2. Keisha yang baru saja keluar dari kelasnya dan hendak ke kantin itu tentu saja aneh.
Melihat Ricky yang datang menghampiri dirinya tak seperti biasanya. Kening berkerut dan muka yang merah itu menghiasi wajah Ricky. Seperti orang yang sedang menahan amarah.
"Ikut gw," ucap Ricky tajam sambil menarik tangan Keisha.
Menyeret Keisha sepanjang perjalanan dan membuat semua para murid merasa aneh sambil menatap mereka dengan bingung.
"Kenapa sih?!" kesal Keisha seraya menghempaskan lengan Ricky yang menempel dilengannya.
"Lo!" tuduh Ricky balik.
"Dateng-dateng narik gw terus marah-marah." Keisha semakin bingung dan emosi terhadap sikap Ricky yang seenaknya.
"Lo kemarin jalan sama Si Rizki, kan?" ucap Ricky sambil menatap Keisha sinis.
"Iya. Emang kenapa?" jawab Keisha santai.
"Jadi itu yang bikin lo bilang gak mau pacaran sama gw? Gara-gara lo suka sama cowok jelek itu?" Ricky membentak Keisha. Saat ini mereka berada ditaman belakang sekolah, tempat yang lumayan sepi.
"Loh, kok mikirnya gitu? Lo cemburu?" tanya Keisha sambil tertawa. Sementara Ricky semakin emosi ketika melihat Keisha malah tertawa santai.
"Gw serius," ujar Ricky.
"Gak usah serius banget sih, nanti aja seriusin gwnya."
"GW SERIUS KEISHA!" teriak Ricky tepat dihadapan wajah Keisha.
Keisha segera menghentikan tawanya. Menatap Ricky dengan nafas yang memburu.
"Lo tau kan gw gak suka dibentak?" lirih Keisha.
"Plis, ngertiin gw Kei." Ricky melembutkan suaranya.
Keisha hanya menundukkan kepalanya. Menatap tanah yang diinjak olehnya dengan rasa bimbang yang menyesakkan dada. "Lo bentak gw..."
"Mulai sekarang lo pacar gw," ucap Ricky setenang mungkin. Keisha langsung mengangkat kepalanya dan menatap Ricky dengan tatapan penuh kekesalan.
***
"Ca, darimana aja sih?" tanya Silmi saat Keisha baru saja masuk dan duduk dibangkunya.
"Iya Ca. Ilang-ilangan aja lo kayak doi," celetuk Nurul.
"Dih bucin. Alay tau gak," cibir Silmi.
Jera dan Safitri pun langsung serempak menatap Silmi tajam. Merasa tersinggung karena ucapan Silmi. Tapi orang yang mereka tatap malah tampak biasa saja.
"Kenapa? Kesindir? Oh iya, kan lo berdua emang bucin," ujar Silmi semakin memanas.
"IMIIIIIIIIII," teriak Jera dan Safitri kesal.
"Hahaha ****** lo berdua," timpal Nurul sambil tertawa cekikikan.
"Diem lo ceking!" bentak Jera dan Safitri kompak.
"Apa-apaan gw disebut ceking!" sela Nurul tak terima.
"Biarin," jawab Jera.
"Lo berdua kenapa sih? kesinggung banget kayaknya," sahut Silmi jengkel melihat keduanya.
"Ya iyalah, mentang-mentang kita punya pacar kok dibilang bucin," bela Jera sambil merangkul Safitri.
"Jangan-jangan kalian lesbi. Masa gal punya pacar," ujar Safitri.
Nurul dan Silmi saling pandang.
"MPITTT," teriak Silmi dan Nurul serempak.
Jera dan Safitri malah tertawa, menertawakan kekesalan yang dirasakan oleh kedua temannya itu.
"Eh ssttt," bisik Jera sambil menunjuk Keisha yang sedari tadi melamun lesu.
"Eh, kenapa?" tanya Silmi kepada Keisha.
"Iya Ca, kenapa?" sambung Nurul.
"Nanti aja deh males cerita sekarang gw," jawab Keisha malas sambil menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangan.
"Ih buruan cerita dong," paksa Jera.
"Gw paling gak suka kalo dibikin penasaran kayak gini," sindir Safitri.
"Ca buruan ih cerita," eengek Silmi.
"Iya Ca. Gw kebelet penasaran nih." Jera ikut memaksa.
"Ca?" tanya Silmi.
"Woy Ca!" panggil Nurul.
"Eh Ca, lo kenapa?" panik Jera.
Keisha tak kunjung mendongak dan mengangkat kepalanya. Tak menjawab ucapan teman-temannya juga. Namun tak lama kemudian, terdengar suara dengkuran kecil yang dipastikan berasal dari Keisha. Ya, Keisha tidur.
"Cepet amat tidurnya," ujar Safitri.
"Iya malah tidur dia," sahut Nurul.
***
"Bang gw gabut," ujar Rizki kepada Roy disebelahnya yang sedang asik bermain game.
"Main game aja," ucap Roy.
"Males." Rizki menscroll layar ponselnya malas.
"Ehiya bang. Si Eca pasti lagi dirumahnya sendiri. Kesana yuk," ajak Rizki.
Roy menatap Rizki, kebetulan gamenya baru saja selesai.
"Boleh deh. Gw udah lama gak ngobrol sama dia," jawab Roy.
Dua lelaki itu tampak bangkit dari duduknya. Lalu berjalan bersama kerumah Keisha yang hanya berjarak beberapa langkah saja.
"Eca," panggil Roy saat menemukan Keisha yang sedang menonton tv sendirian di sofa.
Keisha menoleh dan tersenyum singkat. Kemudian kembali menatap televisi di depannya setelah menyuruh Rizki dan Roy ikut duduk disebelahnya.
"Kenapa?" tanya Roy to the point.
"Kenapa apanya bang?" tanya Keisha balik tanpa wajah lesu menghiasi wajahnya.
"Lo lagi ada masalah," ujar Roy sambil menyenderkan punggungnya disofa. Tepat sasaran. Pernyataan dari Roy itu menembak perasaan Keisha.
"Ga ada apa-apa kok bang," elak Keisha sambil masih berusaha tersenyum.
"Gak usah bohong. Gw udah tau sifat lo. Dari awal gw masuk kesini aja gw udah ngerasain," ujar Roy datar.
Keisha tersenyum menatap Roy. Dia senang karena Roy peka terhadap perasaan dan suasana hati dirinya. Sementara Keisha langsung tersenyum canggung saat menatap Rizki yang hanya acuh tak acuh pada obrolan mereka berdua.
"Ki," panggil Roy.
Rizki yang baru saja akan bermain ps itu langsung menatap Roy malas.
"Apaan?" tanya Rizki.
Roy mengusir Rizki untuk meninggalkan Roy dan Keisha. Rizki tak banyak membantah. Karena dia tahu bahwa Keisha butuh bercerita pada kakaknya itu, namun keberadaan dirinya disini membuat Keisha tidak leluasa untuk menceritakan semuanya. Rizki juga merasakan bahwa Keisha sedang dalam suasana hati yang tidak baik.
"Emm.. gw ke dapur dulu deh, mau ngambil minum," bohong Rizki.
Keisha hanya mengangguk. Lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Roy dan mengalirlah satu persatu cerita yang mengganjal dihatinya. Dimulai dari awal dirinya pergi bersama Rizki dan Rangga sampai ke cerita bersama Ricky ditaman sekolah tadi siang.
Keisha menceritakan semuanya kepada Roy, lelaki yang sudah dia anggap seperti abang kandungnya sendiri. Tanpa airmata ataupun isakan yang menggambarkan suasana hatinya.
Rizki juga diam-diam menguping dan memperhatikan Keisha. Sebuah senyum terbit dibibir Rizki. Melihat kakaknya akrab dengan Keisha. Dia salut pada gadis rusuh itu yang tidak cengeng seperti wanita diluar sana. Walaupun Keisha manja, namun untuk masa dia seperti ada masalah seperti ini, dia tidak meneteskan air matanya sedikitpun. Keisha juga bercerita dengan santai dan tidak memaksakan agar Roy mau mengerti dirinya.
Rizki menghampiri Keisha dan Roy yang sepertinya sudah selesai berbicara.
"Eh Ca, bokap sama nyokap lo pulang kapan?" basa-basi Rizki sambil kembali menyalakan ps yang tadi ditinggalkannya.
"Besok. Oh iya, tadi lo bilang mau ngambil minum. Mana?" tanya Keisha yang melihat Rizki tak membawa apa-apa.
"Tadi minumnya di dapur."
"Masa sih? Perasaan air galon abis dan gw belum beli."
"E-eh tadi gw jadinya ke air kagak jadi minum," gugup Rizki.
"Tadi katanya lo minumnya di dapur. Gimana sih?" tanya Keisha menyelidik.
"Eh, Bang. Hp gw mana?" Rizki pura-pura tidak mendengar ucapan Keisha.
"Itu disamping lo apaan?" tanya Roy menunjuk sebuah ponsel yang tergeletak disebelah Rizki.
"Tuhkan, lo mah bohong. Lo ngintip ya!" seru Keisha.
"Percaya diri banget lo. Orang ngga!" bantah Rizki.
"Alah, bohong lo kutil badak!"
"Yaudah. Yang bohong si kutil badak kok bukan gw."
"Kan elo kutil badaknya."
"Gw kan gak ngerasa."
"Dasar lo kutil badak!" ledek Keisha sambil melempar Rizki dengan bantal sofa.
Rizki menatap Keisha tajam setelah wajahnya dilempari beberapa bantal. Rizki bangkit dan menghampiri Keisha. Rizki menggelitiki Keisha sampai Keisha menyerah. Tak lama dari itu, Keisha langsung terlelap tidur.
Mungkin karena capek tertawa bersama Rizki sehingga gadis itu sangat mudah terjun bebas ke alam mimpinya. Roy dan Rizki menemani Keisha tertidur diruang tengah. Tanpa berniat memindahkan Keisha ke kamar. Mereka memang berniat menemani Keisha malam ini, tidak membiarkan Keisha tidur sendirian dirumahnya yang sedang tidak ada siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
Uhhhh Rizky sama bang Roy pengertian banget sihhh sama si Keisha, tidurnya ditungguin sama mereka
2021-02-11
3