IPA--18

"Tante, Bang Roy mana?" tanya Keisha sambil menghampiri Erika yang sedang membaca majalahnya di depan televisi.

"Katanya lagi ada tugas kelompok," jawab Erika.

"Oh gitu ya. Kirain lagi jalan-jalan sama pacarnya," celetuk Keisha.

Erika tertawa tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah. "Eca belum punya pacar? Masa kalah sama Bang Roy."

"Eca tuh bukannya gak laku, malah Eca tuh banyak direbutin. Nah maka dari itu, Eca ga milih semuanya soalnya kan Eca gak mau menyakiti hati yang tak terpilih," ucap Keisha dramatis.

"Halah, gaya banget bahasa lo," sinis Rizki tiba-tiba dari arah tangga.

"Apaan lo nyaut mulu," sindir Keisha.

Rizki hanya menggendikkan bahu lalu menghampiri Erika dan mencium tangan ibundanya.

"Bun Iki keluar dulu," pamitnya.

"Kemana?"

"Mau nongkrong aja bun, males disini, apalagi ada itu tuh." Rizki menunjuk Keisha dengan dagunya.

"Gw ikut," sahut Keisha cepat.

"Dih, ogah." Rizki berjalan keluar bersama Keisha yang membuntutinya dibelakang.

"Gw ikut," ucap Keisha kekeh di depan Rizki.

"Ogah. Males gw bawa lo."

"Ih gakmau ah. Gw mau ikut," ucap Keisha kekeh.

"Tuh lo bilang 'gak mau ah' jadi ya gak usah ikut, gw juga gak mau kok bawa lo." Rizki menaiki motornya dan memakai helm miliknya.

"Ih bukan gitu!" rengek Keisha sambil mengerucutkan bibirnya.

Tahan, tahan, dia kok lucu sih. Gw takut khilaf terus nyubit pipinya. Yang ada, dia GR. Batin Rizki.

"Kalo bukan gitu, berarti gini," ucap Rizki.

"Ngga gitu Ki."

"Berarti gini."

"Ih lo mah!" kesal Keisha.

Rizki tak menjawab. Laki-laki itu langsung tancap gas dan meninggalkan Keisha yang masih diam di gerbang depan rumahnya.

"HUWAAAA DITINGGALIN. GW KAN BOSEN DIRUMAH GAK ADA KERJAAN. KESEL KESEL KESEL," teriak Keisha emosi.

Keisha berjalan pulang kerumahnya, lagipula dirumah Erika tak ada Roy ataupun Rizki. Jadi dia memilih untuk pulang.

Keisha membuka gerbang rumahnya, masuk dengan malas. Setelah dia berada di dalam area rumahnya, dia membalikkan tubuhnya berniat untuk menutup gerbang. Tapi yang dia lihat adalah Rizki yang sedang menatap dirinya diatas motor.

"Loh?" linglung Keisha.

"Buruan naik," suruh Rizki.

"Kok lo balik lagi?" tanya Keisha tetap diam di tempatnya.

"Mau ikut gak? Kalo gak, yaudah." Rizki bersiap lagi untuk tancap gas. Baru saja hendak menoleh lagi kearah Keisha, tapi dia malah kehilangan keseimbangannya karena mendapati Keisha yang menunggangi motornya sebelum dia siap.

"Eh eh eh," panik Rizki sambil berusaha menahan agar dirinya dan motornya tidak jatuh.

"Aaaaaaa." Keisha berteriak sambil menutup matanya seraya memeluk Rizki dari belakang dengan erat. Keisha pikir, dirinya dan Rizki akan jatuh dari motor.

Namun mereka masih terselamatkan. Motor itu kembali diam dan seimbang.

Keisha sedikit merenggangkan pelukannya dengan matanya yang sedikit demi sedikit terbuka. Keisha melepaskan pelukan setelah melihat bahwa dirinya baik-baik saja. Baru saja hendak menceloteh kepada Rizki, tapi laki-laki itu malah melajukan motornya cepat dengan tiba-tiba.

Keisha yang dalam keadaan tidak siap itu langsung memeluk Rizki lagi, apalagi Rizki melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi.

Selama perjalanan Keisha seperti itu, memeluk Rizki tanpa berniat membuka mata dengan mulut yang tertutup rapat. Dia juga malu, jika dirinya harus menjadi pusat perhatian selama perjalanan karena teriakannya yang cempreng.

"Betah amat peluk gw," ucap Rizki.

Keisha membuka matanya, ternyata mereka sedang diam akibat lampu merah.

Pletak

Sebuah jitakan mendarat di helm bagian belakang Rizki. Sementara Rizki tetap diam karena jitakan itu mengenai helmnya, bukan kepalanya.

"Gila lo!" sarkas Keisha.

Rizki diam, tidak menjawab gerutuan Keisha. Sesekali Rizki mengintip wajah kesal Keisha dari kaca spion.

Lampu merah itu berubah menjadi lampu hijau. Para pengendara mulai kembali melaju. Begitupun motor Rizki. Namun kali ini motornya berjalan lebih pelan, karena memang keadaan jalanan yang tak sepi seperti tadi.

"Kita mau kemana?" tanya Keisha sambil memajukan tubuhnya, memudahkan Rizki untuk mendengar jelas pertanyaannya.

"Clubbing," teriak Rizki.

Keisha mematung. Dirinya juga sedikit menjauhkan tubuhnya dari Rizki.

***

Laki-laki itu mengerutkan keningnya. Sambil berusaha menatap jelas dan mempercayai bahwa yang dia lihat itu adalah gadis pujaan hatinya.

Mengikuti arah gerakan gadis itu dengan teliti. Sampai terhanyut ke dalam lamunannya dan tersadar saat sebuah telapak tangan melambai di depan wajahnya.

"Kenapa sih?" tanya Elisa membuyarkan lamunan Ricky.

"Ah? Eng-engga kok," gugup Ricky.

"Gak usah bohong. Ada apa sih?" ucap Elisa sambil melirik kesana-kesini mencoba mencari sesuatu yang sedikit aneh. Nihil.

"Ngga ada apa-apa El, gw cuma gak enak badan aja kayaknya. Pulang aja yuk," ajak Ricky seraya menggenggam tangan Elisa dan membawanya pergi.

"Kak Ricky! Kak El!" panggil seseorang dari belakang.

Sontak mereka berdua menoleh kebelakang, mencari sosok pemanggil. Dan menemukan Jera yang mendekat dengan seorang laki-laki yang merangkul pundak Jera dengan santai.

Ricky refleks melepaskan genggaman tangannya dari Elisa. Membuat senyum Elisa yang mengembang tadi seolah-olah langsung runtuh dalam sekejap.

"Eh, Jera?" heran Ricky.

"Kalian ngapain di Mall berdua?" tanya Jera dengan senyum sumringah diwajahnya.

"Kita lagi cari bahan buat tugas OSIS," jawab Ricky cepat, membuat Elisa kembali menutup mulutnya yang tadi sudah siap bersuara.

"Oh gitu."

"Lo sendiri ngapain disini?" tanya Ricky.

"Gw gak sendiri, gw berdua," ujar Jera sembari melirik kearah laki-laki disampingnya. Menuntut Elisa dan Ricky agar ikut melirik laki-laki disampingnya.

"Gw tau. Maksud gw lo juga disini ngapain?" tanya Ricky malas.

"Jalan-jalan sama pacar," ucap Jera terkekeh.

"Ow... ini, pacar lo?" Ricky melirik laki-laki yang masih setia merangkul Jera.

"Iya. Kenalin namanya Hamka," ucap Jera memperkenalkan.

Hamka mengulurkan tangannya, dan dibalasan uluran tangan juga dari Ricky. "Ricky," ujarnya.

Ricky tiba-tiba melamun lagi. Menatap kearah lain, membuat Jera penasaran dan mengikuti arah pandang Ricky.

"Itu Keisha, Rizki, sama Rangga!" seru Jera seraya menunjuk arah dimana Keisha, Rizki, dan Rangga sedang berjalan bersama.

"Ayo kesana." Jera menarik lengan Hamka, namun Hamka malah melepaskannya. Jera menatap Hamka heran. Lalu menerbitkan senyumnya dengan sangat lebar saat Hamka meraih dan menggenggamnya dengan lembut.

"Yuk," ucap Jera kepada Hamka dengan muka yang sudah merah seperti kepiting rebus.

"Ri, jadi pulang?" tanya Elisa kepada Ricky.

Bukannya Ricky yang tersadar dari lamunannya, namun malah Jera yang kembali menatap mereka berdua dengan malu karena mengacuhkan kakak kelasnya itu akibat perlakuan Hamka tadi.

"Ayo, kita kesana kak," ajak Jera kepada Ricky dan Elisa.

"Engga deh, kita mau pulang. Duluan ya," pamit Ricky cepat sambil menyeret Elisa menjauh dari tempat itu.

Terpopuler

Comments

M.A

M.A

Hamka homisee curaloo🤣🤣🤣

2019-10-09

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!