IPA--7

"Lo harus nurutin apa kata gw buat tanggung jawab atas insiden ini, besok seharian penuh!"

"Apa-apaan?!" protes Keisha kesal.

"Bodoamat, lo harus turutin!"

"Ogah!"

Rizki meraih ponselnya yang tergeletak diatas nakas. Dia mengotak-atik ponselnya lalu menyodorkan ponsel itu tepat ke muka Keisha, bahkan sampai menempel pada wajah Keisha.

"Heh panci, Gimana gw mau liat kalo deket banget gini!" Keisha memundurkan ponsel dan tangan Rizki yang menempel di wajahnya.

Dia melihat isi yang dimaksud Rizki, dan itu berhasil membuat dia melebarkan matanya. Keisha hendak merebut ponsel milik Rizki namun sudah lebih dulu ditarik oleh pemiliknya.

"Siniin hp lo!"

"Gak," jawab Rizki sambil menyembunyikan ponselnya dibelakang badan tingginya.

"Lo apa-apaan sih pake acara foto gw pas lagi tidur di rooftop tadi?!"

"Suka-suka gw."

"Lo naksir ya sama gw?"

Mendengar pertanyaan konyol dari Keisha, Rizki langsung melotot tak percaya. "Dih, PD banget."

"Hapus kalo gitu."

"Gak."

"TERUS MAU LO APA?!" bentak Keisha kesal membuat Rizki sedikit tersentak kaget.

"Lo nurut sama perintah gw besok seharian penuh."

"Ogah."

"Yaudah."

"Oke." Keisha memutar tubuhnya hendak keluar dari kamar Rizki.

"Kayaknya bagus deh foto tadi di tempel di mading besok, buat hiburan anak sekolah gitu," gumam Rizki yang langsung menyita perhatian Keisha.

"Ishhh yaudah oke!" jawabnya cepat lalu keluar sambil membanting keras pintu kamar Rizki.

***

Pagi ini Keisha sudah siap dengan seragam dan atribut sekolahnya. Namun kali ini dia tidak akan membawa motor kesayangannya ke sekolah. Karena hari ini dia akan menjadi babu sementara seorang laki-laki yang sangat dia tidak suka. Ya, Rizki Fadhli.

"Buruan dong pake sepatu lama amat kaya bocah TK," cibir Keisha yang jengah melihat Rizki memakai sepatu dengan mode slow motion.

Tanpa menjawab, Rizki bangkit dari sofa dan mengambil kunci motornya di atas meja.

"Nih. Lo yang bawa," ucap Rizki sambil melemparkan kunci itu kepada Keisha.

"Kunci apaan ini?"

"Motor."

"Lo gila ya? Masa pake motor tapi gw yang nyetir?"

Rizki diam tak berkutik. Setelah itu dia menghampiri Roy yang tepat sedang melintas di depannya.

"Bang," panggil Rizki kepada Roy.

"Apaan?" metus Roy.

"Masih pagi loh bang masa udah marah-marah," ucap Rizki dengan suara yang dilembut-lembutkan.

"Mau lo apa?" tanya Roy malas.

"Hari ini lo pake motor gw ya, gw pinjem mobil lo."

"Males ah."

"Bang hari ini doang kok," melas Rizki.

"Ck, ya udah mana kunci motor lo?"  ketus Roy lagi.

Dengan segera Keisha melemparkan kunci motor milik Rizki dan menangkap kunci mobil milik Roy yang baru saja dilempar oleh pemiliknya.

Roy, Keisha, dan Rizki melangkah keluar rumah bersamaan. Roy langsung menaiki motor hitam milik Rizki dan melesat pergi.

"Lo mau kemana?" tanya Rizki saat Keisha membuka pintu mobil bagian belakang.

"Masuklah."

"Lo yang nyetir," ujar Rizki lalu masuk ke dalam mobil lewat pintu yang tadi sudah dibuka oleh Keisha.

"Gw baru bisa mobil. Kalo nabrak gimana?"

"Gw gak mau tau, intinya lo yang bawa."

Keisha menghentakkan kakinya kesal ke tanah lalu masuk ke dalam mobil dan duduk dibagian kemudi.

"Buruan! Tadi nyuruh cepet tapi malah diem doang bukannya langsung jalan," gerutu Rizki kepada Keisha yang sedari tadi hanya diam tanpa menyalakan mesin mobil.

"Lo duduk di depan dong. Emangnya gw supir lo apa?!" kesal Keisha sambil menatap Rizki dari kaca spion.

"Terserah gw lah, kan sekarang lo lagi jadi babu gw."

Keisha langsung tancap gas. Saking kesalnya, dia sampai tidak memperdulikan dengan keahlian diri berkemudi dan menerobos lalu lintas yang tidak terlalu ramai itu.

Selama perjalanan pun dia hanya diam sambil mencabikkan bibirnya dan alis yang belum terpisah semenjak dirumah Rizki tadi.

"Nih bawain tas gw," suruh Rizki yang langsung melemparkan tasnya kepada Keisha yang baru saja memarkirkan mobil milik Roy.

Baru saja hendak memprotes, Rizki langsung berlalu pergi meninggalkan Keisha yang sudah kesal setengah mati.

Keisha berjalan mendahului Rizki dengan kaki yang sesekali dihentakkan.

"Heh, mau kemana lo?" suara Rizki yang datar itu mampu membuat Keisha diam ditempat.

"Apaan lagi sih?" Keisha membalikkan tubuhnya dan menatap Rizki dengan malas.

"Lo harus jalan dibelakang gw."

"Gak usah banyak protes, telat mau?" lanjut Rizki lalu melanjutkan langkahnya yang dibuntuti Keisha dibelakangnya.

"Nih!" Keisha menyimpan kasar tas milik Rizki dan kunci mobil di atas meja lelaki itu.

Keisha kembali memutar tubuhnya lalu bergegas meninggalkan kelas X IPA 1.

"Emang gw udah nyuruh lo pergi gitu?" tanya Rizki saat Keisha sudah diambang pintu.

Keisha menghela nafas kasar lalu menghampiri lagi Rizki dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. "Apa lagi sih?!"

"Lo salin PR punya si Rangga ke buku gw sekarang," pinta Rizki dengan tangan yang sudah bersidekap dada layaknya bos yang menyuruh anak buahnya.

Tanpa banyak memprotes membuat semakin panjang perdebatan, akhirnya Keisha menarik buku Rangga dengan kasar yang padahal buku itu sedang dipakai mencontek oleh Matthew.

"Woy gw lagi nyalin," kaget Matthew setengah kesal.

Tanpa membalas gerutuan Matthew dan cibiran Rangga, Keisha tetap fokus menyalin. Dengan sengaja tulisannya yang di jelek-jelekkan serta emosi yang masih saja meletup-letup di hatinya.

Keisha menutup buku Rizki lalu menatap nyalang lelaki di depannya itu. "Udah kan?! Terus apalagi? Apa gw juga harus tiupin dan bersihin bangku lo? Terus gw juga harus mungutin sampah di kolong meja lo? Terus gw nyiapin segala alat tulis lo? iya hah?!"

"Boleh," jawab Rizki santai sambil menyunggingkan senyum jahilnya.

"Maksud lo?"

"Lo tadi nawarin kan? Yaudah lakuin, bentar lagi bel nih," ucap Rizki sambil kembali memainkan ponsel miliknya.

"Dasar panci," umpat Keisha pelan hingga tak terdengar Rizki.

Lagi dan lagi Keisha menuruti permintaan Rizki dengan pasrah walaupun hatinya tak terima dan kesal.

"Awas!" bentak Keisha sambil mendorong Rizki untuk memunguti sampah yang berada di kolong meja lelaki itu.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel, Rizki menggeser untuk memberikan ruang untuk Keisha.

"Ki, dia ngapain sih?" tanya Rangga heran.

"Jadi babu," jawab Rizki tetap santai.

Rangga menganggukkan kepalanya, mengerti bahwa ada sesuatu diantara Keisha dan Rizki. Sedangkan Keisha yang mendengar pernyataan Rizki langsung mendongakkan kepalanya dan alhasil jidatnya terbentur meja.

"Aduhhh," ringisnya kesakitan.

Bukannya malah membantu atau sekedar menanyakan keadaan Keisha, Rizki malah menertawakannya keras diikuti Rangga dan bahkan Matthew yang sedang mencatat pun sempat-sempatnya menertawakan penderitaan oranglain.

"Seneng lo orang lain menderita hah?" tanya Keisha kepada Rizki sambil memegangi jidatnya yang sekarang merah.

"Senenglah, apalagi yang menderita itu lo!" jawab Rizki sambil menyeka airmata yang keluar dari ujung mata.

"Sialan," umpat Keisha lagi lalu pergi meninggalkan kelas Rizki dengan perasaan yang sangat kesal.

Terpopuler

Comments

Fitrianti Oshop

Fitrianti Oshop

kok aku jadi kasian ambe keshia

2019-12-06

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!