IPA--11

"Woy! Diem-diem aja lu, pup yaaaa?" ledek Silmi lalu duduk dibangku seberang Keisha.

Keisha hanya memutar bola matanya malas sambil mendelik dan membuang muka.

"Kenapa sih lo gak mau ke kantin? Tumben," sahut Jera menimpali sambil mendudukan bokongnya dimeja Keisha.

"Lagi ada masalah? Cerita aja, lesu gitu," timpal Safitri.

Sementara Nurul sibuk melahap jajanannya sambil memperhatikan teman-temannya.

"Nggak," cicit Keisha pelan.

"Terus kenapa? Biasanya lo kan selalu heboh," celetuk Nurul dengan mulut yang masih penuh makanan miliknya.

"Makan ya makan, bacot ya bacot, jangan dibarengin. Kalo gw bikin lo refleks nelen ntar ribet," jawab Keisha sinis lalu bangkit dan keluar kelas meninggalkan teman-temannya.

Keisha sedang dalam mood yang tidak baik. Bahkan dia sedang malas melakukan apapun, dia juga merasa hatinya sedang sangat mendung. Sejak pagi tadi, dia tak menerbitkan senyumnya sedikitpun. Sampai-sampai dia tidak mencatat materi yang tadi disampaikan gurunya karena dia memilih untuk tidur.

Dia berjalan dengan malas-malasan, bahkan matanya hanya terbuka setengah dari biasanya seperti seseorang yang sedang sangat menahan rasa kantuk.

Dia membelokkan langkahnya, berjalan menuju UKS dan masuk tanpa salam ke dalam ruangan itu. Ternyata tidak ada siapapun di UKS. Keisha membaringkan tubuhnya diatas kasur yang tersedia di ruangan itu.

Baru saja dirinya akan terlelap, suara decitan pintu dan seseorang yang memanggilnya membuat dirinya membuka matanya sedikit.

"Hm," sahut Keisha dengan mata yang kembali terpejam.

"Kok lo disini?" tanya Ricky.

"Suka-suka gw ajalah. Ganggu aja lo!" ketus Keisha lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Ricky.

"Emm... Kei..." panggil Ricky dengan nada ragu.

"Apaan sih," ketus Keisha tanpa merubah lagi posisinya.

"Lo... emm.. anu..." ucap Ricky aneh.

"Apaan sih," ketus Keisha, lagi.

"Lo bocor?" tanya Ricky tak enak. Membuat Keisha langsung duduk dan membelalakan matanya.

"Puter badan lo!" suruh Keisha sambil mengibaskan tangannya di udara untuk menyuruh Ricky memutar tubuhnya.

Ricky langsung memutar tubuhnya, sementara Keisha mengintip rok bagian belakangnya.

"Aduh!" keluhnya sambil menepuk jidat.

Ricky kembali memutar tubuhnya. "Emang lo gak ngerasa?"

"Gak! Kalo gw ngerasa, gw udah nyadar dari tadi!" kesal Keisha membuat Ricky langsung mendelik.

"Nih pake jaket gw," ujar Ricky sambil menyerahkan jaket miliknya.

Keisha malah menaikkan sebelah alisnya. "Ini punya lo gitu?" tanyanya tak percaya, karena jaket yang diberikan Ricky adalah jaket yang sedari tadi sudah ada diruangan itu sebelum Ricky datang.

"Iyalah. Sorry ya, gw bukan orang yang suka ngaku-ngaku. Lagian gw kesini emang mau ngambil jaket gw yang ketinggalan," jawab Ricky ketus yang lama-lama greget kepada gadis di depannya ini.

Keisha menyengir dengan tak enak hati, lalu mengambil jaket itu dengan perlahan.

"Iya-iya maaf, makasih abang ganteng," ucap Keisha dengan nada sok imut. Sementara Ricky hanya memutar bola matanya malas lalu melangkah hendak pergi meninggalkan UKS.

"Maapin ye daritadi ketus mulu, maklum kak, efek datang bulan." Keisha menyengir sampai memperlihatkan deretan giginya yang berjajar rapih.

"Lagi gak pms juga lo mah ketus mulu!" jawab Ricky kesal lalu menutup pintu UKS dan meninggalkan Keisha yang acuh tak acuh.

Keisha sedikit meringis setelah kepergian Ricky. Walaupun selama ini dia selalu memalukan di depan umum, namun tetap saja dirinya sangat malu dengan kejadian tadi. Bagaimana bisa? Ricky tahu dia bocor!

Keisha bangkit dari kasur, mengikat jaket Ricky dipinggangnya lalu berjalan menuju kantin yang tersedia dibelakang sekolah.

Keadaan sekolah sangat hening, karena saat ini jam pelajaran tengah berlangsung. Dia berjalan sendirian sambil sesekali mengendap-endap jika melihat tanda-tanda ada guru yang akan lewat.

Dia langsung masuk ke kantin Mak Dinah. Dia pikir, kantin itu akan sepi, apalagi mengingat sekarang jam pelajaran sedang berlangsung. Namun dia salah dan dia juga baru ingat bahwa ini adalah kantin yang berada dibelakang sekolah, dan termasuk salah satu tempat yang selalu ramai oleh anak-anak berandalan.

Dia bingung bagaimana dia akan membeli kebutuhannya saat ini, melihat ada beberapa anak berandalan dikantin saat ini. Namun hanya dikantin inilah yang menjual pembalut, setahunya.

Dia tetap bergegas masuk dengan sesantai mungkin. Mengabaikan tatapan beberapa anak-anak disitu dan menghampiri Mak Dinah, pemilik kantin.

"Emm... Mak," panggil Keisha sambil mendekatkan diri kepada Mak Dinah.

"Eh neng. Ada apa? Kok bolos?" tanya Mak Dinah.

"Mau beli...pembalut," bisiknya.

Mak Dinah hanya menganggukkan kepalanya lalu mengambil beberapa hal yang dibutuhkan Keisha dan membungkusnya dengan kresek hitam.

Keisha segera membayar itu lalu berjalan perlahan keluar kantin sambil menenteng kantung plastik yang tadi diberi Mak Dinah.

Hanya beberapa langkah lagi dirinya keluar, namun seseorang memanggilnya.

"Woy jenong!" panggil seseorang dari belakang. Keisha yang langsung merasa dirinya yang dipanggil, lalu membalikkan tubuhnya.

"Ngapain lo kesini? Oh, bolos juga ternyata," sindir Rizki.

"Yang bolos itu lo! Gw kesini ada urusan," jawab Keisha tak terima.

"Masa sih?" tanya Rizki sambil menatap Keisha intens.

"Eh jaket siapa tuh? Kok jaket cowok." Tanya Rizki lagi saat melihat jaket berwarna hijau tua melekat dipinggang Keisha.

"Bukan urusan lo!" ketusnya lagi. Keisha hendak kembali memutar tubuhnya dan melanjutkan langkahnya. Namun Rizki menariknya, bukan bukan, Rizki menarik jaket yang dipakai Keisha!

Seketika jaket itu terlepas dan Keisha membelalakan matanya sambil memutar tubuhnya lagi.

Tangannya hendak meraih jaket yang dipegang Rizki, namun hari ini dia sedang sangat sial, sepertinya.

Mak Dinah melintas di depannya bersamaan dengan tangannya yang hendak meraih jaket ditangan Rizki. Segelas kopi diatas nampan yang dibawa Mak Dinah seketika tersenggol dan tumpah, lebih tepatnya tumpah mengguyur jaket milik Ricky.

Hening.

1 detik

2 detik

3 detik

Rizki yang lebih dulu tersadar langsung menarik lengan Keisha keluar kantin.

Keisha menghempaskan cekalan Rizki dengan nafas yang sudah memburu. "Babiiiiiiiiiiiiiiiiiiii," kesal Keisha sambil memukul Rizki beberapa kali.

"Maaf," ujar Rizki pelan.

Keisha mendadak mematung. Mendengar seucap kata yang keluar dari mulut Rizki.

Maaf? Dia bilang apa tadi? Maaf? Batin Keisha.

"Nih. Pake jaket gw." Rizki membuka jaketnya dan memberikannya kepada Keisha.

Keisha tak meraihnya, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun kearah jaket itu, dia fokus memandang Rizki dengan tatapan kesal.

"Maaf," ujar Rizki dengan datar.

Keisha malah merebut kasar jaket milik Ricky yang basah lalu melangkah pergi meninggalkan Rizki.

Rizki berlari menghampiri Keisha dan menarik tangan Keisha kasar. Tentu saja Keisha menggerutu dan memberontak, namun tenaga Rizki lebih kuat untuk terus menyeret Keisha kearah parkiran.

"Gw anter pulang," jawab Rizki datar sambil menaiki motornya dan menyalakan mesin motornya.

"Gak!" jawab Keisha lalu berbalik melanjutkan langkahnya.

"Jaket udah gak bakal mempan, tembus lo udah kemana-mana. Terserah kalo lo bisa nanggung malu." Rizki mematikan lagi mesin motornya.

Keisha menarik nafas panjang, lalu kembali menghampiri Rizki yang masih menatapnya datar.

"Gak usah gengsi cepet naik. Gw tau lo udah gak nyaman dengan keadaan lo sekarang," ucap Rizki tepat sasaran, Keisha langsung menaiki motor Rizki.

"Tas lo biar gw yang bawa pulang sekolah." Ucap Rizki lagi, Keisha hanya menganggukan kepalanya, Rizki melihat dari kaca spion. Laki-laki itu langsung menjalankan motornya keluar area sekolah. Dia bahkan berbohong kepada satpam disekolah, dia beralasan mengantar Keisha yang sedang sakit untuk pulang.

Sepanjang perjalanan hanya hening. Mereka menutup mulut rapat-rapat, terlalu gengsi untuk memulai percakapan.

Sesampainya di depan rumahnya, Keisha langsung turun.

"Makasih," ucap Keisha dengan senyum tulusnya, padahal dia canggung.

Rizki membalas senyumannya, dengan senyum tipis yang tergambar dibibirnya.

"Yaudah, gw mau balik lagi kesekolah." Rizki kembali menatap lurus jalanan.

"Tunggu," ujar Keisha membuat Rizki kembali menatapnya. Keisha mengeluarkan beberapa lembar tissue yang tersedia disaku seragamnya, lalu mengelap jok motor Rizki yang ternodai bercak-bercak merah.

"Sorry udah ngotorin motor lo dan sorry udah ngerepotin lo. Makasih." Kali ini ucapan dan senyum Keisha sangat tulus membuat Rizki terhipnotis seketika.

Cantik. Batin Rizki tak sadar.

Rizki menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu menjalankan motornya meninggalkan Keisha yang masih berdiri di depan rumahnya.

Terpopuler

Comments

.-

.-

dari awal dah asik

2021-05-19

0

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

Cielah udah jatuh cinta beneran kan sama si Keisha🤣🤣🤣🤣ingat ky lo ada saingan si ketos Ricky🤣🤣🤣

2021-02-11

0

Errna Errna Errna

Errna Errna Errna

kemakan deh

2020-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!