Keisha memandang langit malam dengan kosong. Menatap beberapa bintang yang menghiasi langit gelap dengan setitik cahaya yang mengagumkan.
Malam ini Keisha berdiam diri di balkon kamarnya. Ditemani secangkir minuman coklat panas yang sudah sedikit dingin karena udara malam. Keisha meraih cangkir itu, menyeruputnya sedikit demi sedikit.
"Coklat panas. Kesukaan Rizki," gumam Keisha sambil menyimpan kembali coklat panas itu disampingnya.
Semenjak kejadian di UKS, Rizki dan Keisha tidak pernah bertegur sapa. Bahkan mereka menjadi tidak saling menjahili dan meledek ataupun berkelahi seperti sebelumnya. Keadaan canggung itu merayapi keduanya.
Keisha sadar, dia memang salah. Namun ya begitulah, namanya juga Keisha, dia terlalu gengsi untuk mengakui kesalahannya kepada Rizki.
Sudah 2 hari, mereka tidak menjadi mereka yang sebenarnya. Keisha juga merasakan ada yang aneh. Dirinya merasa ada yang kurang dan hilang.
Membuat dirinya selalu bosan dan tak ceria, bahkan cerewetnya pun berkurang. Entah apa yang dirasakannya, mungkin itu hanya perasaannya saja.
Walaupun semakin hari Ricky terus menghibur dan mendekatinya, dia tetap merasakan hal yang berbeda.
Keisha menatap ponselnya yang berada di dekat cangkir coklat itu, lalu meraihnya dan mengetik sesuatu disana.
Bang besok eca berangkat sekolah bareng abang ya.
Keisha kembali menyimpan ponselnya, setelah mengirim pesan kepada Roy.
***
"Huwaaaa mamaaaaa kenapa gak bangunin Eca sih," kesal Keisha sambil menghampiri Yanti dan Dendra --papanya-- di meja makan.
"Ya ampun, gak usah teriak-teriak Eca. Lagian ini masih pagi. Biasanya juga kamu berangkat siang," jawab Yanti sambil mengolesi roti dengan selai milik Keisha.
"Eca mau berangkat sama Bang Roy. Tau sendiri Bang Roy itu berangkatnya selalu pagi."
"Kenapa Eca gam bawa motor? Kan biasanya gitu," tanya Dendra.
"Ngga pah males," jawab Keisha sambil cengengesan.
Keisha mencium tangan kedua orangtuanya dengan cepat, lalu meraih roti miliknya dan berlari keluar rumah.
"Assalamualaikum."
Keisha menghampiri Erika yang sedang menyiram tanaman dihalaman.
"Pagi tante," sapa Keisha.
"Eh, Eca? Pagi juga," jawab Erika ramah.
"Bang Roy mana tan?"
"Bang Roy tadi udah berangkat," ucap Erika.
"HAH?!" kaget Keisha.
"Astagfirullah Ca, ada apa?" ujar Erika yang tersentak kaget.
"Bang Roy kok udah berangkat sih," ucap Keisha kesal.
"Katanya mau jemput dulu pacarnya."
"Pacarnya? Siapa?"
"Namanya kalo gak salah, Safitri."
"HAHHHH?!" kaget Keisha semakin cengo.
"Ya ampun, tante ikut kaget, kenapa sih?"
"Gak apa-apa tan," jawab Keisha yang tiba-tiba melamun.
Tak lama kemudian, Rizki keluar dari dalam rumah. Mencium tangan Erika tanpa menoleh ke arah Keisha.
"Berangkat dulu ya bun," pamit Rizki.
"Iya. Eh Eca, gak berangkat sekolah?" tanya Erika membuyarkan lamunan Keisha.
"Eh apa tan?" ucap Keisha linglung.
"Udah tuh ikut Rizki, daripada telat." Erika menunjuk Rizki yang sedang memakai helmnya.
"Hah? Eh gak usah tan, Eca bisa berangkat sendiri," tolak Keisha tak enak.
"Hah huh hah huh aja kamu mah daritadi, udah sana bareng aja," suruh Erika lagi.
Keisha melirik Rizki yang juga sedang menatapnya. "Duluan aja, gak apa-apa kok."
"Naik," ucap Rizki datar.
Keisha menghampiri Rizki canggung, lalu menunggangi motor Rizki. Selama perjalanan mereka hanya diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Makasih," ucap Keisha kikuk saat sudah turun dari motor Rizki.
Rizki tak menjawab, dia melepas helmnya tanpa menatap Keisha. Keisha tadinya berniat langsung pergi, namun tak enak kepada Rizki.
"Ki," panggil Keisha. Tetap tak ada jawaban.
"Ki, gw minta maaf." Keisha berdiri tepat di depan Rizki, menghalangi Rizki yang akan pergi meninggalkan dirinya.
Rizki sedikit bergeser, lalu melangkah pergi tanpa menghiraukan Keisha.
"Ki, gw minta maaf, gw tau gw salah." Keisha memelas seraya menahan lengan Rizki yang hendak pergi.
Rizki menoleh, menatap Keisha dengan datar. Keisha semakin kikuk, Rizki menatapnya datar tanpa mengucap apapun. Akhirnya Keisha melepaskan tangan Rizki dan Rizki langsung melangkah pergi tanpa berucap apapun.
***
"Woi, itu muka kenapa ditekuk gitu?" tanya Rangga saat melihat Rizki datang dengan raut muka yang kurang baik.
Rizki tak menjawab, dirinya langsung duduk dan menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangan.
"Kenapa sih?" tanya Rangga semakin kepo.
"Gak apa-apa."
"Cerita dong Ki," melas Rangga.
"Iya, kita temen lo kali Ki," timpal Matthew.
"Gak mau. Mulut lo berdua ember," jawab Rizki malas.
"Dih ayo cerita dong," paksa Rangga.
Rizki akhirnya bercerita, karena dia memang sudah tak tau harus bertanya pada siapa perihal Keisha dan dirinya, dia juga percaya jika sahabatnya dapat mengerti.
"Tapi lo gak bener-bener marah, kan?" tanya Rangga saat Rizki selesai bercerita.
"Gak tau. Tapi waktu itu gw emosi banget," jawab Rizki.
"Itu efek lo lagi capek, jadi emosi juga. Terus... kayanya lo suka deh sama cewek itu."
"Apa-apaan? Ngga!" bantah Rizki.
"Kita liat aja nanti," tantang Rangga.
***
Brakkk
Keisha langsung menggebrak meja yang sedang dikeliling teman-temannya.
"Aaaa monyet," latah Jera.
"Buset ni anak, kenapa sih lo?!" kesal Silmi.
"Kalo gw kuat, gw banting dah lo!" sahut Nurul.
"Dateng-dateng gak jelas banget sih lo," cibir Safitri.
"MPITTTTTTTT," teriak Keisha sambil menekuk bibirnya kesal.
"Apaan? Kok gw?" bingung Safitri.
"Gitu ya, main rahasia-rahasiaan sekarang."
"Hah? Rahasia apa?" Jera membelalakan matanya sambil mengguncangkan tubuh Keisha.
"Wah, mpit parah," timpal Silmi.
"Ohh mpit sekarang gitu ya." Nurul ikut mengompori.
"Lo pacaran sama Bang Roy tapi gam bilang-bilang!" kesal Keisha.
"Bang Roy siapa?" tanya Jera semakin kepo.
"Anak mana?" Silmi menghakimi Safitri.
"Jahat lo, gak cerita sama kita." Nurul malah semakin memojokkan Safitri.
"Apaan sih kalian!" Safitri malah kesal.
"Jelasin sekarang gak mau tau." Jera langsung bersidekap dada menatap intens Safitri, diikuti semuanya.
"Dengerin dulu makanya!" Safitri masih emosi.
"Iyaaaaaaaa buruan jelasin," ucap Nurul tak sabaran.
"Jangan motong ucapan gw," ujar Safitri.
"IYAAA," jawab Keisha, Jera, Nurul, dan Silmi serempak.
"Iya, gw jadian sama Roy. Kelas 12 IPS 2. Gw jadian baru kemarin."
"Gw kesel!" sela Keisha.
"Lah, kesel kenapa? Lo suka juga sama Roy itu?" tanya Silmi heran.
"Jangan tikung menikung Ca," celetuk Nurul.
"Ih gak gitu. Gw kesel, tadinya gw mau nebeng ke Bang Roy. Tapi dia udah berangkat katanya jemput lo. Padahal gw semalem udah chat," gerutu Keisha.
"Orang hp dia ketinggalan dirumah gw. Jadi dia gak liat chat dari lo," ujar Safitri.
"Tunggu, ini Roy yang mana sih? Kok gw gak tau," bingung Jera.
"Gw juga," sambung Silmi.
"Gw juga," lanjut Nurul.
"Roy itu abangnya Rizki," jelas Safitri.
Mereka bertiga hanya ber-oh-ria.
"Cie mpit udah gak jomblo," goda Jera.
"Cie, mpit udah gede." Silmi mencolek-colek pipi Safitri.
"Diem-diem udah punya pacar juga lo." Nurul ikut meledek.
Safitri hanya menutup telinganya sambil memejamkan matanya, mencoba tidak mendengar godaan dari para teman-temannya. Sementara Keisha hanya melamun, memikirkan sebuah nama yang terlintas.
Rizki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣Cie mpit pacaran sama kulkas, dan temen"nya pada iri karna masih belum laku🤣🤣🤣🤣
2021-02-11
0
Penacin2~
cie mpit,nama orang bagus bagus Safitri di panggil MPIT
2020-02-13
3
Fitri Lin
cie mpit..
2019-11-09
2