IPA--20

Tidak ada suara ayam yang membangunkan orang-orang dikomplek itu. Sinar matahari juga belum mampu membangunkan ketiga remaja diruang tengah itu. Hingga akhirnya suara alarm dari ponsel Roy membangunkan Rizki, Keisha, dan Roy.

"Udah pagi?" tanya Keisha dengan mata yang masih setia terpejam.

"Udah pagi," sahut Roy.

"Balik ayo bang. Sekolah nih." Rizki bangkit setelah meraih ponselnya diatas meja.

"Loh, kalian tidur disini?" Keisha bingung.

"Hm," jawab Rizki dan Roy serempak.

"Yaudah gw balik dulu," pamit Roy sembari mengacak-acak rambut Keisha.

"Eca nanti berangkat sama siapa?" manja Keisha.

"Kok lo jadi keseringan numpang sih?" sindir Rizki.

"Biarin sih. Kan gw cuma mencoba untuk memanfaatkan yang ada," ujar Keisha.

"Jadi lo manfaatin kita berdua? Huh?" tanya Rizki kesal.

"Eh udah-udah. Kalo berantem dulu kita bakalan telat ke sekolah. Berantemnya ditunda dulu, sekarang mandi. Dan Eca, nanti Eca ke sekolah bareng Iki ya," ucap Roy lalu menyeret Rizki pulang kerumah.

***

Keisha sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu sekarang sedang melahap roti dimeja makan sendirian. Melamun sambil mengunyah malas roti dimulutnya.

Rizki datang menghampiri Keisha. Lalu mengambil roti dan mengolesinya dengan selai coklat.

Rizki duduk dihadapan Keisha. Memulai sarapannya dengan roti miliknya. Keheningan itu membuat keduanya jengah. Namun Rizki yang mungkin lebih dewasa itulah yang akhirnya memecahkan keheningan yang ada sedari tadi.

"Lo pacaran sama Ricky?" tanya Rizki to the point.

Keisha langsung tersentak kaget dan menatap Rizki intens. "Lo nguping obrolan gw sama Bang Roy semalem?"

"Nggak," jawab Rizki.

"Terus kenapa lo bisa nanya kayak gitu?"

"Ya, kalian kan keliatannya deket."

Keisha menghela nafasnya berat.

"Nggak," jawabnya sesantai mungkin.

"Oh."

"Kok lo kepo?"

"Emang lo gak suka kepo sama orang?"

"Ya, suka sih. Cuma sejak kapan lo mikirin hidup gw?"

"Gw gak mikirin, gw cuma nanya."

"Halah masa sih?" goda Keisha.

"Saran gw. Lo gak usah deket-deket sama Ricky," ucap Rizki pelan.

Keisha yang kebetulan sedang meneguk susu hangat miliknya itu langsung tersedak.

"Minum jangan kayak bocah dong!" kesal Rizki sembari membantu Keisha dengan menepuk-nepuk punggungnya.

"Tadi lo ngomong apa?" tanya Keisha penasaran.

"Nggak."

"Kenapa lo ngasih saran kayak gitu? Emangnya kenapa kalo gw deket sama Ricky?" tanya Keisha berusaha memancing.

"Gak apa-apa. Ya, gak apa-apa sih. Kalo lo mau deket sama dia juga gak apa-apa," jawab Rizki datar.

Bilang kek kalo lo cemburu! Lo cemburu kan, Ki? Iya, kan? Lo cemburu, kan? Batin Keisha menggerutu.

"Kita berangkat sekarang." Rizki bangkit dan berjalan lebih dulu ke halaman depan.

***

Kriiinggg

Suara bel itu menggema di gedung sekolah. Membuat para murid menghela nafasnya lega dan bersorak riang.

"Kantin kuy!" seru Jera.

"Kuy!" jawab yang lain serempak.

Kelima gadis itu berjalan bersama keluar kelas. Namun saat ditengah perjalanan, ponsel Keisha berbunyi.

ElisaIS

Gw tunggu di rooftop sekarang.

Penting.

KeishaTrully

Otw.

"Eh gw mau ke rooftop dulu. Nanti nyusul," ucap Keisha.

"Lah, ngapain?" tanya Silmi.

"Kak El ngajak ketemu. Nanti gw nyusul ya," pamit Keisha.

"Hati-hati," teriak mereka serempak.

Keisha berjalan agak cepat. Di rooftop terlihat seorang gadis dengan rambut hitam pendeknya sedang membelakangi dirinya. Sudah dipastikan bahwa itu Elisa.

"Kak El," sapa Keisha girang sembari melambaikan tangannya.

Elisa memutar tubuhnya. Tatapannya tidak membalas tatapan ceria Keisha. Elisa juga tidak menjawab sapaan Keisha. Elisa hanya berjalan mendekati Keisha sambil menatap Keisha datar.

Plak

Sebuah tamparan tiba-tiba itu membuat Keisha mematung. Kening Keisha berkerut sambil menyentuh pipinya yang hangat karena ditampar oleh kakak kelas baiknya--dulu.

"Lo pacaran sama Ricky!" bentak Elisa to the point.

Keisha menatap Elisa bingung. "Ngga kak," bantahnya.

"Bohong lo.  Mana janji lo? Lo yang bilang lo gak bakalan deketin Ricky. Mana? Mana, hah? Yang ada lo malah jadian sama Ricky cih," ujar Elisa ketus.

"Ngga kak. Gw gak jadian sama Ricky," bantah Keisha lagi dengan airmata yang sudah membasahi wajahnya.

"Gak usah nangis. Ternyata selama ini lo itu cuma so baik, so polos, so ramah. Padahal, lo ternyata cuma cewek murahan yang suka nusuk temen dari belakang."

"STOP KAK! Apa sih yang lo sukain dari Ricky si cowo brengsek itu?!" teriak Keisha frustasi.

Plak

Tamparan kedua melayang lagi dipipi Keisha. Ditempat yang sama, pipi kanan. Membuat pipi kanan Keisha ity semakin merah dan hangat. Keisha memejamkan matanya. Tubuh yang sudah bergetar dan airmata yang bercucuran deras itu tak membuat nyali Keisha menciut.

"Ricky emang brengsek. Dia pemaksa, dia egois, dia gak setia. Lo sendiri yang bilang kan kak kalo lo sama dia deket. Kalo dia emang sayang sama lo, dia gak mungkin deketin gw. Dan satu lagi, gw gak pacaran sama Ricky," ujar Keisha sepelan mungkin.

"Lo jelek-jelekkin Ricky biar gw jauhin dia, terus lo yang dapetin dia. Iya, kan?" tuduh Elisa.

"Gw pikir, otak lo lebih dewasa kak. Ternyata enggak ya, lo juga lebih sering menyimpulkan sesuatu yang belum bener-bener lo tau kebenarannya," ucap Keisha sinis.

Elisa semakin emosi. Tingkat kekesalan Elisa pada Keisha sudah sampai puncaknya. Apalagi Keisha malah mencela dirinya dengan sangat santai tanpa beban dan ragu.

"Kenapa kak? Lo kesindir? Atau, lo mau nampar gw lagi? Nih tampar aja sepuas lo," ujar Keisha saat melihat tangan Elisa yang terkepal kuat. Keisha menyerahkan dirinya sambil menyodorkan pipinya yang sudah memar. Keisha tak masalah jika dirinya akan ditampar lagi, dia tidak akan melawan. Selama dia masih mampu untuk bertahan, dia akan membuat lawannya menciut dengan sendirinya.

Plak

Tamparan ini, tamparan yang ketiga kalinya, dan ini adalah tamparan yang paling keras bagi Keisha seumur hidupnya. Tak pernah ada yang berani menampar Keisha, dan hari ini Keisha mendapat tamparan tiga sekaligus.

Keisha memejamkan matanya seraya tersenyum singkat. Dia membiarkan Elisa melampiaskan amarah kepada dirinya. Elisa butuh tempat pelampiasan amarahnya, dan Keisha bersedia menjadi tempatnya. Yang Keisha pikirkan, Elisa tidak boleh depresi hanya karena dirinya. Dan sekali lagi, Elisa butuh pelampiasan.

Keisha masih memikirkan keadaan Elisa, dia takut bahwa Elisa akan depresi karena keinginannya tak terpenuhi. Dan Keisha, peduli akan hal itu. Walaupun dirinya disakiti, Keisha tetap memperdulikan Elisa, kakak kelas baiknya dulu tapi tidak untuk sekarang.

"Jangan mentang-mentang kakak kelas lo jadi bisa seenaknya!" teriak seseorang.

Keisha yang mendengar teriakan itu langsung membuka matanya. Keisha memandang punggung seseorang yang menghalanginya dari jangkauan Elisa.

"Udah cukup gw dari tadi nyimak obrolan lo berdua. Terserah kalo lo mau bilang gw ikut campur dalam hal ini. Tapi gw punya hak, gw punya hak buat ikut andil dalam hal gak bener kayak gini," ujar orang itu, kepada Elisa.

"Minggir lo, urusan gw sama cewek itu belum selesai." Elisa berusaha meraih Keisha dan menyingkirkan orang itu.

"DIEM DULU LO!" bentak lelaki itu seraya mendorong Elisa untuk menjauh.

Elisa terdorong kebelakang. Dan disitulah, Sang penyelamat itu menatap Keisha.

"Rizki..." lirih Keisha.

"Gw bilang juga apa, gak usah deket-deket sama cowok ******** itu. Lo liat kan sekarang gimana?" ucap Rizki kesal kepada Keisha.

Ternyata ini alasan lo ngelarang gw deket sama Ricky. **** banget gw. Gw pikir lo cemburu. Ternyata, lo cuma khawatir Elisa bakalan gangguin gw. Batin Keisha tersenyum miris.

Terpopuler

Comments

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤

Rizky itu aslinya juga cemburu, cuma dia itu gengsi untuk mengakuinya

2021-02-12

2

Penacin2~

Penacin2~

i love mas iky

2020-02-13

0

Penacin2~

Penacin2~

i love mas iky

2020-02-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!