ONLY LOVE

ONLY LOVE

#1

Seorang anak perempuan berusia belum genap 5 tahun, sedang duduk seorang diri. Ia duduk mendekap kedua kakinya dan hanya melihat orang lalu lalang. Dengan pakaian berwarna hitam yang melambangkan kesedihan dan kehilangan, ia terdiam.

Rumah duka tersebut terdiri dari beberapa ruangan dan keluarganya menempati ruangan paling ujung. Gadis kecil itu melihat Daddynya sedang menyambut dan menyalami tamu yang datang. Dad Arthur selalu tersenyum kecil meskipun di dalam hatinya tersimpan kesedihan yang sangat besar.

Gadis kecil itu duduk di luar. Ia tak ingin masuk ke dalam karena di sana terbaring Mommynya yang tidak mau bangun. Ia sudah berteriak dengan sangat kencang, tapi Mommynya tetap tidak menjawab.

Duduk termenung seorang diri sambil melipat kaki dan menempelkannya di dada. Sesekali ia menggoyangkan tubuhnya ke depan dan ke belakang seperti bermain ayunan.

Mommy. - air mata seakan tak terbendung lagi dan mengalir begitu saja dari ujung matanya.

“Nama kamu siapa?” tanya anak laki-laki itu.

“Sora,” jawab gadis kecil itu.

“Salam kenal, namaku Sky,” Sky memberikan sebuah pin kecil berbentuk bunga tulip.

“Jangan sedih lagi,” kata Sky sambil mengelus rambut Sora.

Gadis kecil itu tersenyum sambil menerima pin bunga tulis berwarna keemasan, kemudian mengambil pita berwarna putih yang menempel di rambutnya dan memberikannya pada anak laki-laki itu.

“Sky!”

“Aku pergi dulu ya, Mommyku sudah memanggil. See you,” Sky pergi menjauh sementara Sora terus memperhatikan pin bunga tulip yang baru saja ia dapatkan.

**

10 tahun kemudian,

Tuan Arthur Thomas yang sedang duduk di balik meja kerjanya, menatap sebuah amplop coklat besar yang berada di atas meja. Ia sudah tahu apa isinya, hanya saja ia tak ingin membukanya.

Sudah 6 bulan terakhir ini mereka tinggal dan menetap di Singapore, karena Arthur bekerja sebagai konsultan untuk sebuah perusahaan advertising.

Pekerjaannya di Singapore kali ini pun karena perintah atasannya yang tidak bisa mempercayakan perusahaan-perusahaan besar kepada orang lain. Sudah menjadi tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dirinya menetap di salah satu perusahaan klien dan memberikan konsultasi mengenai sistem manajemen perusahaan.

Kini, ia seperti mendapat tugas baru lagi. Amplop berwarna coklat yang berada di atas mejanya seperti sudah memberitahukan dan berteriak padanya tentang apa isi dirinya.

Sudah berkali-kai ia berpindah kota, bahkan negara untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya. Untungnya ia memiliki Ivy, anak perempuan satu-satunya, yang sangat amat pengertian. Tak pernah ia mengeluh akan keadaan seperti ini, selalu tersenyum saat mendengarnya mengatakan bahwa mereka harus berpindah lagi.

Arthur tahu, Ivy pasti juga lelah dengan berpindah-pindah sekolah, tapi ia tak pernah mengeluh. Arthur tidak pernah melihat Ivy memiliki teman dekat, bahkan ponselnya jarang ia gunakan. Ia lebih memilih membaca buku, mendengarkan musik, ataupun menonton televisi.

Meskipun Ivy berpindah-pindah sekolah, ia dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia bahkan pernah lompat kelas pada saat Sekolah Menengah Pertama. Ia melewati ujian untuk bisa melakukan lompat kelas itu. Kini usianya sudah hampir 15 tahun dan ua sudah berada di kelas 2 Sekolah Menengah Atas, sementara teman-teman seusianya masih berada di kelas 1.

**

Arthur mengetuk pintu rumahnya. Dengan sigap Ivy melompat dari sofa tempat ia sedang santai sambil menonton acara televisi.

“Dad!”

Begitulah setiap hari, Arthur selalu pulang dengan disambut oleh senyum putri kesayangannya. Berapa lelahnya seharian di kantor seperti langsung terbayarkan.

Sudah 10 tahun ia hanya hidup berdua dengan Ivy. Kesibukannya dan seringnya mereka berpindah tempat membuatnya tak berpikir untuk mencarikan ibu pengganti bagi putri cantiknya. Lagipula, rasa cinta dan sayangnya pada Keiko, istrinya yang merupakan orang asli Jepang, sangatlah besar hingga ia tidak mampu menggantinya dengan wanita lain.

“Dad, Dad kelihatan lelah sekali sepertinya hari ini?” tanya Ivy sambil membawakan segelas teh hangat untuk Dad Arthur.

Ivy duduk di lantai di hadapan meja di depan Dad Arthur. Ia tahu ada yang disembunyikan oleh Daddynya. Hubungan yang begitu dekat di antara mereka membuat Ivy bisa merasakan jika ada sedikit saja perubahan pada sikap Dad Arthur.

“Cerita sama Ivy, Dad. Jangan menyimpannya sendiri. Seperti Mommy bilang, kita harus saling menjaga dan menguatkan satu sama lain,” kata Ivy fi hadapan Dad Arthur.

Flashback on

Hari ini Ivy merayakan ulang tahunnya yang ke 14. Seperti janji Dad Arthur, ia akan mendapatkan sebuah hadiah spesial.

Pagi-pagi, ia sudah selesai membereskan rumah kontrakan mereka yang berada di Kota Penang, Malaysia. Kebetulan hari ini weekend jadi Ivy bisa merayakan ulang tahunnya seharian bersama dengan Dad Arthur.

Pintu depan terbuka. “Ivy,” panggil Dad Arthur.

“Dad!!” Ivy menyambut Daddynya dengan senyum merekah di wajahnya, menampilkan gigi putih berderetnya.

Dad Arthur pulang membawa sarapan pagi yang baru saja dibelinya. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi dengan senyum di wajahnya untuk menggoda putri tunggalnya. Senyum tak henti-hentinya merekah di wajah gadis cantik itu.

Hakka Mee, adalah sarapan yang dibawa oleh Dad Arthur. Hakka Mee adalah kuliner berbahan dasar mie dengan topping daging cincang di atasnya. Bentuk makanan ini lebih kurang seperti mie ayan yang ada di Indonesia.

Selesai mereka menyantap Hakka Mee hingga tandas, Ivy menagih janji pada Dad Arthur.

“Dad, mana hadiah spesialnya?” tanya Ivy dengan tangan menengadah ke arah Dad Arthur.

“Oh iya. Kamu kalau masalah hadiah pasti cepat sekali!” Ivy langsung tersenyum dan kembali menampilkan gigi-giginya.

Dad Arthur berdiri dari sofa kemudian pergi ke dalam kamar tidurnya. Sambil menunggu, ivy membereskan peralatan bekas sarapan mereka dan membawanya ke dapur, lau mencucinya. Setelahnya ia langsung meluncur kembali ke sofa dan duduk dengan manisnya.

Mereka tidak pernah mengadakan acara tiup lilin karena memang mereka tidak pernah membeli kue ulang tahun sejak kepergian Mom Keiko. Biasanya, Mom Keiko-lah yang mempersiapkan segala pernak-pernik ulang tahun, mulai dari kue, hadiah, makanan, hingga hal-hal yang paling kecil.

Dad Arthur keluar dari kamar tidurnya sambil membawa sebuah kotak berwarna coklat muda, dengan hiasan pita berwarna coklat tua di atasnya. Ivy tahu itu adalah kotak kepunyaan Mom Keiko yang selalu dipandangi oleh Dad Arthur setiap malam.

Dad Arthur duduk di sofa persis di sebelah Ivy. Ia menyerahkan kotak tersebut kepada putrinya. Ivy menautkan kedua alisnya dan melihat ke arah Dad Arthur dengan tatapan bingung. Dad Arthur tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Dibukanya kotak tersebut dengan perlahan. Ada sebuah kotak kecil yang Ivy tahu adalah kotak cincin milik Mom Keiko. Selain itu, ada beberapa amplop yang di bagian depannya bertuliskan angka 14, 15, 16, 17, hingga angka 20.

Ivy juga melihat selembar foto keluarga mereka, saat ia berusia 3 tahun. Di belakang foto tersebut terdapat tulisan Mom Keiko,

My Love, My Sora

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-01-03

0

Virgo Girl

Virgo Girl

Putrinya Dad Arthur, Ivy atau Sora?

2022-09-29

1

Mr.Jasa🐺

Mr.Jasa🐺

Up

2022-06-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!