Acara perpisahan sebentar lagi akan dimulai. Rey pergi bersama dengan Flora dan juga Ivy, sementara Juliet berencana pergi sendiri.
Mereka sampai di sebuah hotel bintang 5 yang terletak di pusat Kota New York. Siswa-siswi tingkat akhir menggunakan pakaian yang sangat mewah karena ini adalah acara prom night untuk mereka, sementara kelas 1 dan juga kelas 2 hanya sebagai penggembira.
Ivy datang dengan menggunakan sebuah dress hitam selutut, serta sepatu yang tidak terlalu tinggi. Ia juga membawa sebuah tas kecil yang ia silangkan di tubuhnya. Ivy berjalan dengan sangat anggun. Gaun hitamnya semakin menampilkan kulitnya yang berwarna putih.
Mereka bertiga masuk dalam sebuah ruangan besar. Di sana sudah sangat ramai sekali, namun tak ada yang Ivy kenali karena suasana dibuat sedikit remang-remang.
Acara dimulai dengan sambutan dari guru dan juga ketua organisasi di sekolah mereka. Setelahnya baru dilanjutkan dengan acara musik dan makan-makan.
“Vy!” panggil Daniel.
“Kak,” Ivy membalas sapaan Daniel.
“Kamu datang juga?” tanya Daniel.
“Iya kak. Teman-teman kelas mengajakku,” jawab Ivy.
“Vy,” panggil Sky yang tiba-tiba saja muncul di antara mereka berdua. Sky memberikan minuman pada Ivy dan tanpa merasa tagu ataupun curiga, Ivy menerimanya.
“Oya kak, selamat atas kelulusannya ya,” kata Ivy kepada Daniel dan juga Sky.
Mereka bersulamg bersama dengan minumannya, kemudian berbincang sebentar, sampai acara pemberian penghargaan kepada siswa-siswi terbaik di kelas 3 dimulai. Hal tersebut tentu saja mengharuskan Daniel untuk naik ke atas panggung karena namanya dipanggil. Ia pun pergi meninggalkan Sky dan Ivy.
Ivy mengerjapkan matanya sedikit, ia merasa sedikit mengantuk.
“Bisa bicara sebentar, Vy?” tanya Sky.
“Bicara apa kak?” tanya Ivy yang mulai memejamkan matanya sedikit.
“Kita keluar sebentar,” Sky memegang tangan Ivy dan menariknya keluar.
Ivy yang sudah mulai tidak kuat menahan matanya pun hanya berjalan mengikuti arah tangannya dibawa. Ia mulai merasa tak kuat lagi untuk memejamkan matanya. Ketika tubuh Ivy hampir terjatuh, Sky langsung menangkapnya dan membawanya keluar dari acara tersebut.
**
Ivy terbangun. Ia mengerjapkan matanya, merasa masih sedikit mengantuk. Matanya terasa begitu berat. Ia merasa sudah tidur lama sekali. Ia mengangkat tangannya ketika merasakan cahaya matahari masuk melalui celah gorden.
Cahaya matahari begitu terang dan terasa begitu hangat, namun ntah mengapa ia merasa sangat kedinginan.
Saat ia membuka matanya dengan sempurna, ia menyadari bahwa ia tidak mengenakan pakaian. Tubuhnya polis dan hanya ditutupi dengan sebuah selimut.
Apa yang terjadi? - batin Ivy.
Ivy melihat ke sebelahnya. Ada seorang pria yang tertidur di sana dengan tubuh yang tidak menggunakan pakaian juga. Ia melihat pakaiannya dan pakaian pria itu berhamburan di lantai. Dengan kecepatan penuh, ia langsung menyambar pakaian miliknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, ia terus berpikir dan berpikir, mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi semalam. Hal terakhir yang ia ingat adalah bahwa Sky mengajakya keluar untuk berbicara, tapi setelahnya ia tak mengingat apa-apa lagi. Jangan-jangan?
Tidak! Tidak mungkin! Tidak terjadi apa-apa, ya tidak terjadi apa-apa. Aku juga tidak merasakan apa-apa. - batin Ivy.
Ia langsung menggunakan semua pakaiannya, kemudian membuka pintu kamar mandi dengan perlahan. Ia meraih tas miliknya dan keluar dari kamar itu. Saat ini yang ada di dalam pikiran Ivy adalah Dad Arthur. Ia yakin Dad Arthur pasti sangat mengkuatirkannya.
Ivy sangat tahu siapa yang tadi tidur di sebelahnya karena ia melihat wajah pria itu yang sedang tertidur. Ia tak akan salah mengenalinya.
Ivy pulang ke rumah dengan perasaan yang tidak menentu. Apa yang akan dikatakan oleh Dad Arthur, mengapa ia tidak pulang semalam. Banyak sekali pertanyaan yang terlintas di dalam pikiran Ivy.
Sementara itu, Sky yang sudah terbangun sejak tadi, tersenyum sambil memegang ponselnya. Ia sudah terbangun sebelum Ivy beranjak dari tempat tidur, hanya saja ia terus berpura-pura. Ia yakin kali ini akan berhasil. Hal ini akan membuat gadis itu malu dan sahabat-sahabatnya tak akan ada yang tergoda lagi dengannya.
**
Pagi itu, sekolah kembali dihebohkan dengan sebuah pesan bergambar yang masuk ke dalam ponsel mereka. Anak kelas 3 sudah tidak perlu masuk sekolah dan mereka hanya perlu menunggu proses pengambilan ijazah. Saat ini sekolah hanya ramai oleh siswa-siswi kelas 1 dan kelas 2.
Ivy datang ke sekolah seperti biasa. Baru saja ia memasuki gerbang sekolah, semua mata langsung tertuju padanya. Memperhatikan dan menyelidikinya dari atas kepala hingga ke ujung kaki.
Ivy sebenarnya tidak mau datang ke sekolah. Selain karena sudah tidak ada pelajaran lagi, ia juga mulai merasakan perasaan kurang enak sejak kejadian itu. Ia terpaksa berkata bohong kepada Dad Arthur dengan mengatakan pada Daddynya itu bahwa ia menginap di rumah Flora karena sudah terlalu malam. Ia pun tak bisa menghubungi Dad Arthur karena baterai ponselnya habis. Untung saja Dad Arthur percaya karena selama ini Ivy tak pernah berbohong.
“Tuh kan! Gue bilang juga apa. Namanya cewe kegatelan ya begitu. Lo aja pada yang nggak percaya sama gue,” kata Juliet sinis saat Ivy memasuki ruangan kelas.
Ivy yang tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Juliet pun hanya diam. Ia langsung berjalan menuju kursinya dan duduk diam di sana.
“Vy, lo beneran?” tanya Flora menyelidik.
“Beneran apa? Aku nggak ngerti,” Ivy menautkan kedua alisnya seakan bertanya balik.
“Lo udah begituan ya?” timpal Rey.
Seketika tubuh Ivy bergetar, keringat dingin langsung mengalir membasahi keningnya. Flora menunjukkan ponsel yang terdapat beberapa foto di dalamnya. Ivy melihat foto dirinya dan juga seorang pria yang tidak terlihat wajahnya berada di satu tempat tidur, tanpa mengenakan pakaian dan hanya ditutupi sebuah selimut. Bahkan ada foto di mana posisi mereka begitu sangat dekat.
Ivy tak bisa berbicara apa-apa. Ia menyerahkan kembali ponsel itu kepada Flora. Ia duduk diam dan berpikir, lamunannya terhenti saat ia merasakan getaran pada ponselnya.
“Dengan Nona Ivy?” tanya sebuah suara di seberang telepon.
“Ya, saya sendiri,” jawab Ivy.
“Saya dari Robert Hospital. Orang tua anda, Tuan Arthur, saat ini sedang berada dalam perawatan kami. Beliau baru saja mengalami kecelakaan.”
Ivy langsung menyambar tas miliknya dan pergi meninggalkan kelas. Ia tidak memikirkan lagi mengenai foto-foto itu karena yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah Dad Arthur.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sari
sky jahat bgt😡
2024-02-12
0
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
kasihan tuh ivy...duh sky km tega deh...😤
2022-06-29
0
🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
👍🌹❤️🤗😘
2022-06-29
0