#2

My Love, My Sora.

Seketika air mata Ivy menetes. Betapa ia merindukan panggilan Sora yang biasa ia dengar keluar dari mulut Mom Keiko.

“Dad menyerahkan semuanya padamu. Bacalah sesuai angka yang tertulis di luar amplop. Itu menandakan usiamu. Jangan membuka sebelumnya, itulah pesan Mommy,” kata Arthur sambil memperlihatkan amplop dengan angka-angka yang berbeda di bagian depannya.

Ivy mengambil sebuah amplop yang bertuliskan angka 14, kemudian meletakkan kotak berwarna coklat itu di atas meja. Ia berjalan menuju kursi yang berada di dekat jendela, membuka amplop tersebut perlahan dengan alat pembuka amplop.

Ivy membuka amplop tersebut dan terlihat gambar bunga matahari, seketika itu juga kehangatan seperti datang menghampiri dirinya.

Sora sayang,

Selamat ulang tahun ke 14. Mom yakin anakMommy sudah tumbuh menjadi putri yang sangat cantik.

Kamu pasti sudah melihat bunga mataharinya sayang? Kamu pasti sama cantik dengannya, tidak … bahkan kamu lebih cantik. Mommy selalu yakin bahwa kamu akan membawa kehangatan bagi orang-orang di sekitarmu. Pandanglah selalu ke arah terang, maka kamu akan menjadi bagian dari terang itu.

Terima kasih sayang karena kamu sudah membantu Mommy menjaga Daddy. Daddy kamu itu seperti bunga matahari yang melambangkan ketulusan dan kesetiaan. Pasti sampai saat ini Dad belum menikah lagi, itu karena Daddymu adalah orang yang sangat setia.

Hanya Mom ingin mengatakan sesuatu, jangan halangi Daddy jika nantinya Daddy bertemu dengan seseorang yang ia cintai. Daddy mungkin terlihat kuat di luar, tapi ia sangat lembut di dalam. Ketulusan hatinya membuat Mommy jatuh hati pada Daddy … Uhhh Mom jadi kangen pada Dad dan ingin memeluknya.

Sora sayang, cinta Mommy akan selalu ada bersamamu, kemana pun kamu pergi. Jadi, jangan pernah takut melangkah. Mom akan selalu ada dan menjagamu, menjaga Daddy. Kita akan selalu saling menjaga.

Titip cium dan peluk Mom untuk Dad ya sayang.

Selamat ulang tahun Sora, langit Mom yang cerah, biru, dan luas.

I love you ❤️

Ivy melipat surat itu, kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Dad Arthur. Ivy memeluk tubuh Dad Arthur.

“Pelukan dari Mom,” kata Ivy.

Bulir mengkilap turun dari mata Dad Arthur dan membalas pelukan Ivy dengan lebih erat. Ivy bisa merasakan betapa Dad Arthur sangat merindukan Mom Keiko dari eratnya pelukan itu.

Flashback off

**

Di sinilah Ivy sekarang, Kota New York yang penuh dengan hiruk pikuknya. Keramaian lau lintas yang seperti tiada hentinya dari pagi hingga menjelang malam, udara yang penuh debu dan polusi, serta orang yang lalu lalang tanpa henti.

Kepindahannya dari Singapore ke Kota New York yang bisa dikatakan kota yang jauh lebih besar di negara yang lebih besar, membuatnya harus dengan cepat beradaptasi. Namun, ia yak mengeluhkan hal apapun di depan Dad Arthur.

Saat ini mereka berada di dalam taksi yang akan membawa mereka menuju sebuah rumah yang disewa oleh perusahaan yang menggunakan jasa Dad Arthur.

Ivy sangat bangga pada Dad Arthur. Begitu banyak perusahaan yang mengantri untuk mendapatkan jasa konsultasi dalam bidang manajemen darinya. Dad Arthur memang sangat luar biasa.

Ivy melihat ke arah Dad Arthur yang duduk di sampingnya. Memang benar apa yang dikatakan oleh pepatah bahwa cinta pertama seorang anak perempuan adalah Daddynya.

Arthur melihat ke arah Ivy, “kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Dad Arthur.

Ivy langsung merangkul tangan Dad Arthur, “Ivy sayang Dad,” dan sebuah kecupan mendarat di pipi Dad Arthur.

Dad Arthur langsung mengusap kepala Ivy dengan sebelah tangannya. Betapa bahagianya ia memiliki seorang anak perempuan yang sangat mengerti dirinya. Ivy merupakan hadiah terindah yang diberikan oleh Keiko padanya.

“Dad juga menyayangimu,” Arthur mengecup kening Ivy.

**

“Sky!!” teriak Elena dari kejauhan dengan wajah yang penuh dengan kemarahan.

Sky yang saat ini sedang santai sambil bersandar pada balkon berupa dinding bata yang berada persis di depan kelasnya, tidak menggubrisnya sama sekali. Sky sedang bersama dengan ketiga sahabatnya, yakni Daniel, Gil, dan Sean.

Elena adalah seorang gadis berambut hitam ikal sebahu. Ia merupakan gadis yang merupakan impian para pria di sekolah mereka. Banyak sekali yang ingin menjadi kekasih Elena, tapi ia hanya tertarik kepada Sky, salah satu pria tampan yang juga menjadi pujaan para gadis di sekolah mereka.

“Are you crazy? Berani-beraninya lo pasang foto itu di papan pengumuman,” teriak Elena dan …

Plakkk

Sebuah tamparan dengan mulusnya mendarat di pipi Sky. Sky yang awalnya biasa saja dan ingin mengacuhkannya, tiba-tiba langsung mencengkeram pergelangan tangan Elena dengan kasar, sementara sebelah tangannya sudah berada di dagu Elena.

“Berani banget lo tampar gue. Lo kira lo siapa? Selama ini nggak ada yang berani nampar gue, bahkan orang tua gue juga nggak,” kata Sky dengan ketus dan kasar.

Elena melihat tatapan Sky yang menampakkan kemarahan dan seperti ingin menghancurkannya dalam sekali kedipan saja.

“Yang nyamperin gue kan lo. Yang mau jalan sama gue juga lo. Dan yang udah bikin lo terlihat murahan juga lo sendiri,” Sky semakin keras mencengkeram dagu Elena, terlihat dari wajah Elena yang meringis kesakitan.

Daniel, Gil, dan Seal langsung menarik Sky ke belakang, menjauhi Elena.

“Sky sudah. Jangan diterusin lagi,” bisik Daniel di telinga Sky.

“Lo tahu kan yang mau jadi kekasih Sky tuh banyak, bahkan sampai antri. Mestinya lo bangga bisa dapat giliran, bahkan semua orang bisa tahu,” goda Gil sambil tertawa.

“Bajiingan lo semua, brengssek!” teriak Elena kasar di depan keempat pria itu.

“Eh cantik-cantik ngomongnya kasar banget. Pantas aja nggak ada yang betah,” kata Sean sambil tertawa.

“F*ck!! nggak usah ikut campur,” balas Elena.

Sean langsung maju ingin memukul Elena, tapi Daniel langsung menarik Sean dan menyuruh Elena untuk segera pergi dari sana. Daniel langsung menepuk bahu Sean.

“Sabar, sabar. Orang sabar disayang Tuhan,” kata Daniel yang malah dihadiahi tempelengan oleh sahabat-sahabatnya.

Mereka berempat saling menatap satu sama lain.

“Target selanjutnya?” tanya Gil pada Sky sambil menaik-turunkan sebelah alisnya.

Pletakkk

Daniel langsung menempeleng kepala Gil, sahabatnya yang pikirannya hanya diisi dengan proyek mempermainkan gadis-gadis.

“Ah nggak seru lo, nil!” teriak Gil. Mereka berempat masuk ke dalam kelas karena bel sudah berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

So sad😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-10-25

2

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

jadi inget film india kuch" hota hai ga sih...

2023-05-22

1

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

Lnjtkn,Adeq 👍🌹❤️🤗😘

2022-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!