#8

Sky berjalan sambil membawa tas buku itu. Kini ia tahu apa yang dibawa oleh Daniel saat pagi tadi keluar dari kelas.

“Ini punya Daniel?” tanya Sky mengarahkan kepalanya pada buku-buku di dalam tas.

“Iya. Kak Daniel meminjamkam buku-buku itu.”

Tumben banget Daniel bisa meminjamkan buku-bukunya pada orang lain. Perhatian banget dia sama cewe ini. - batin Sky.

“Ayo jalan!” kata Sky sambil membawa tas yang berisi buku-buku itu.

Mereka berjalan sampai di pintu gerbang. Sky memarkirkan mobilnya di sana.

“Sini kak tas-nya. Terima kasih,” Ivy mendekati Sky untuk mengambil tas buku itu.

“Rumah lo di mana? Gue anterin.”

“Nggak usah kak. Terima kasih,” kata Ivy menolak.

Sky langsung meraih pergelangan tangan Ivy dan membawanya ke area parkir mobil yang ada di sepanjang jalan itu. Sky mengeluarkan kunci mobilnya dan menekan tombol, setelah itu ia membukakan pintu untuk Ivy.

“Masuk!”

“Nggak usah kak. Ivy tinggal jalan aja, rumah saya dekat kok,” Ivy terus berusaha untuk menolak.

“Kamu mau bawa buku berat seperti ini dengan berjalan kaki? Ayo cepat naik,” perintah Sky. Ia membiarkan pintu terbuka sementara ia masuk ke sisi yang lain sambil membawa tas yang berisi buku-buku Daniel.

Ivy akhirnya mengikuti keinginan Sky, karena sepertinya tas buku itu sudah dijadikan sandera. Ivy hanya biaa menghela nafasnya pelan.

Di dalam mobil, tidak ada perbincangan di antara keduanya. Sky hanya sekali bertanya tentang posisi rumah Ivy.

“Terima kasih banyak, Kak,” kata Ivy saat mereka sudah sampai di depan rumah. Ivy segera turun setelahnya, tanpa drama seperti gadis-gadis lainnya. Sky menunggu Ivy hingga gadis itu masuk ke dalam rumah.

Huh, memang gadis yang aneh. Dia seperti tidak tertarik dengan pria. - batin Sky.

**

“Ivy ingin menjadi seorang dokter, Dad,” kata Ivy. Saat ini mereka sedang duduk bercengkerama di sofa sambil menikmati malam.

“Dokter?” Dad Arthur mengerutkan dahinya heran.

“Iya, Dad. Kok Dad sepertinya heran? Apa merasa takjub?” tanya Ivy tersenyum menggoda.

“Bukannya kamu dulu ingin menjadi seorang arsitek?”

Ivy tertawa, “rencana awalnya sih seperti itu. Tapi Ivy dengar-dengar kerjaan arsitek itu memerlukan banyak waktu. Ivy tidak mau jika nanti pekerjaan Ivy mengganggu waktu kebersamaan kita. Kalau Ivy sibuk terus seperti itu, siapa nanti yang akan menemani Dad? Kalau menjadi dokter kan masih bisa diatur jadwalnya. Ivy masih bisa sering-sering sama Dad seperti ini,” kata Ivy sambil memeluk Dad Arthur.

Dad Arthur mengerti maksud Ivy. Mereka memang hanya memiliki satu sama lain, jadi waktu kebersamaan mereka sangatlah penting. Dad Arthur memang sudah berusaha melimpahkan kasih sayang kepada Ivy, namun bagaimanapun juga, ia tetap tidak bisa menggantikan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu.

“Wah!!! Putri kesayangan Dad ini perhatian sekali. Tapi ingatlah, pilihlah apa yang sesuai dengan hatimu, jangan melakukannya dengan terpaksa,” senyum Dad Arthur sambil mengusap kepala Ivy.

“Tentu saja, Dad. I love you so much!” Ivy memeluk Dad Arthur dengan sangat erat.

**

Hari ini Ivy berangkat ke sekolah seorang diri, tanpa diantar oleh Dad Arthur. Kebetulan Dad Arthur harus pergi pagi-pagi sekali bersama atasannya untuk menemui klien mereka.

Ivy berangkat lebih pagi dari biasanya karena ia berjalan kaki. Ia tak ingin terlambat sampai di sekolah.

Memalukan sekali kalau diriku terlambat, mana aku murid pindahan baru. - batin Ivy.

Begitu Ivy sampai di kelas, di atas mejanya sudah ada setangkai bunga mawar merah lagi, sama seperti kemarin. Ivy kini sudah bisa menebak siapa yang meletakkannya di sana.

Ivy mengambil bunga mawar tersebut dan langsung memberikannya lagi kepada Flora. Tentu saja hal itu membuat Flora tersenyum dan langsung menerimanya dengan tangan terbuka.

“Asoiii bunga lagi,” goda Rey pada Flora.

“Terima kasih ya Vy,” kata Flora.

“Tiap hari kayak begini, kenaikan kelas lo udah bisa buka toko bunga, Flo,” ujar Rey bercanda, membuat Ivy ikut tersenyum.

Hari ini Juliet tidak masuk, jadi tidak ada yang menimpali Ivy dengan kata-kata kasar. Sedangkan siswa-siswi lain tidak berani membicarakan Ivy karena ada Rey yang menatap mereka semua dengan tajam. Karena itulah mereka berbisik-bisik di belakang.

**

Sudah hampir 1 bulan Ivy bersekolah di sana dan hampir setiap hari ia selalu mendapatkan setangkai bunga mawar merah di atas mejanya setiap pagi.

Teman-teman sekelas Ivy sudah mulai terbiasa dengan hal itu. Ivy pun sudah tidak terlalu peduli karena ia selalu memberikan bunga itu kepada Flora. Tujuan Ivy saat ini hanyalah belajar, bukan yang lain.

Flora selalu keluar dari kelas setiap jam istirahat. Ia membawa bunga mawar tersebut keluar dan memamerkannya kepada teman-teman dan siapapun yang ia temui.

Setiap hari, Sky memandang dari lantai 3 ke lantai 2. Ia melihat bagaimana bunga tersebut selalu berada di tangan orang lain. Itu menandakan bahwa Ivy tidak menginginkan bunga tersebut.

“Sky, tiap hari bunga lo pindah tuh,” kata Gil yang sepertinya sudah menyerah untuk mendekati Ivy.

Gil melihat bahwa Ivy adalah pribadi yang berbeda dari gadis-gadis yang sering mereka temui. Sebenarnya Gil tak ingin lagi menjadikan Ivy sebagai target, tapi ntah mengapa Sky seakan tak ingin berhenti.

“Sky, gue rasa Ivy nggak cocok deh dijadiin target,” kata Daniel.

“Iya, Bella aja nih ambil. Pusing banget kepala gue,” kata Sean yang memegang kepala dengan kedua tangannya dan mengacak-acak rambutnya.

“Napa lo Se?” tanya Gil.

“Bisa gila gue tiap hari tiap jam tiap menit dikirimin pesan melulu. Kadang ditelponin, udah kayak Mommy gue aja,” gerutu Sean.

Sontak Gil menertawakan Sean habis-habisan. Bahkan ia sampai mengeluarkan air mata, membuat Sean semakin cemberut dan menekuk wajahnya.

“Gantiin gue Gil, jangan ketawa aje lo. Bantuin gue mikir gimana cara hempasinnya. Udah nggak kuat gue,” kata Sean memelas.

“Gue nggak bakalan mau tuh punya cewe rasa kayak punya majikan,” Gil menepuk bahu Sean, masih dengan tertawa.

Sementara itu Sky masih terus memperhatikan Flora yang memamerkan bunga mawar yang ia berikan pada Ivy, kepada teman-temannya dengan wajah yang terlihat sangat bahagia.

Tuh cewe maunya apa sih? Dikasih perhatian lewat bunga mawar malah nggak ngaruh. Semua sahabat gue malah belain dia. - batin Sky sambil kepalanya terus berpikir tentang rencana selanjutnya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Virgo Girl

Virgo Girl

Gw ngarep nya Ivy Daniel deh.. awokwok😛😛😆😆

2022-09-29

0

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

👍🌹❤️🤗😘

2022-06-26

0

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

sky...ivy tuh semangat sklh dan bljr buat bahagiain dady nya gk kyk km yg suka main2...😂

2022-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!