18. Ayam Hitam

Raina duduk di anakan tangga sembari tangannya yang meraih gayung yang terbuat dari batok kelapa. Ia menyirami kakinya yang tidak terlalu kotor itu sebelum ia menaiki rumah yang begitu sangat sunyi, tak ada Saoda di ruang tamu yang hanya terdapat dua kursi tua yang terbuat dari rotan dan satu meja plastik yang telah usang warnanya dimakan oleh waktu.

"Indo!!!" teriak Raina dengan nada yang tidak terlalu tinggi membuat suara langkah dari dapur terdengar.

"Ada apa?" tanya Saoda yang muncul sambil memegang piring.

Raina menggeleng sambil tersenyum. Ia berjalan menuju kamar dan menutupnya dengan rapat. Raina menyandarkan tubuhnya ke permukaan pintu lalu duduk dengan tatapan sedihnya.

Raina tak tahu harus berbuat apa sekarang? Ia tak mungkin memberitahu Puang Tuo jika Saoda adalah sosok Parakang yang selama ini sudah meresahkan warga desa.

Jika Puang Tuo tahu maka bisa saja Puang Tuo akan memberitahu semua warga desa dan akan menyerang Saoda dan itu berarti Saoda akan disakiti atau bisa saja mereka semua akan mengusir Saoda dan juga dirinya.

Kini Raina harus sadar jika ia ada di pihak Saoda selagipun itu adalah salah. Raina sadar bahwa Saodalah yang telah membesarkannya dan menggantikan sosok atau perangnya seorang Ibu serta Bapak dari Raina yang telah lama meninggal dunia. Di dunia ini hanya Saoda yang ia punya.

Raina kini mengangguk pelan dengan kedua mata yang kini terpejam bersamaan dengan jatuhnya air mata yang siap runtuh kapan saja. Raina kini menangis, tak semudah itu menerima kenyataan.

Malam adalah hal yang paling ia benci bagi Raina karena disitulah Saoda akan kembali beraksi dengan sosoknya yang berubah menjadi sosok Parakang. Malam yang begitu sangat ia benci dalam kehidupannya. Entah kejadian apa lagi yang akan ia lihat nanti malam.

Jujur saja, Raina telah lelah merasakan dan menghadapi ini semua. Ia lelah dalam kehidupannya yang penuh dengan ketakutan dan hal-hal penuh mengerikan. Siapa yang bisa ia jadikan tempat bicara sementara orang yang ada di dalam rumahnya adalah orang yang ia takuti.

Pintu kamarnya diketuk membuat Raina dengan cepat bangkit, ia menghapus pipinya yang basah itu dan segera membuka pintu mendapati Saoda yang kini sedang berdiri di hadapannya.

Kedua mata Raina terbelalak kaget. Ia menelan ludahnya menatap takut pada Saoda. Entah mengapa setiap apa yang Saoda lalukan selalu membuatnya ketakutan.

"A-a-ada apa Indo?" tanya Raina yang begitu sangat gugup.

"Jaga rumah! Aku ingin pergi ke luar."

Saoda berpaling membuat Raina mengerutkan dahinya keherangan. Mau kemana dia? Raina melangkah mengikuti langkah Saoda yang kini menuruni anakan tangga.

"Indo mau kemana?"

Saoda mendongak.

"Aku ingin ke pasar," jawabnya lalu kembali melangkah meninggalkan Raina yang kini masih terdiam.

Raina kini terdiam sambil menatap kepergian Saoda yang kini terus melangkah. Tak berselang lama Saoda menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap Raina yang langsung gelagapan menutup pintu dengan rapat.

Raina menyadarkan tubuhnya ke permukaan pintu. Jantungnya berdetak sangat cepat sambil sesekali dadanya naik turun beraturan. Apa yang akan dibeli oleh Saoda di pasar sementara perlengkapan bahan dapur masih lengkap.

Raina mengintip ke celah jendela kayu mendapati Saoda yang kini sudah melangkah jauh dari rumah.

Beberapa detik Raina terdiam dan beradu mulut dengan pikirannya dengan cepat Raina melangkah menuju kamarnya dan meraih selendang hitam yang ada di dalam lemarinya. Raina menutup kepalanya dan melangkah turun dari rumah untuk mengikuti Saoda.

Raina begitu sangat penasaran kemana Saoda pergi di hari yang kini sudah siang, mana ada pasar di jam 11 siang seperti ini.

Langkah Raina sesekali terhenti saat ia mencoba untuk bersembunyi dari Saoda yang sempat menoleh ke belakang ketika Raina tanpa sengaja menginjak ranting yang ada di jalan.

Raina seketika menahan nafas saat tatapan tajam Saoda menatap serius ke arah pepohonan dimana salah satu pohon itu adalah tempat persembunyian Raina yang kini masih mencoba untuk tidak bersuara sedikitpun.

Tak berselang lama suara langkah kembali terdengar membuat Raina dengan pelan mengintip di balik batang pohon besar sambil menatap Saoda yang sudah agak menjauh.

Raina menghela nafas lega. Untung saja Saoda tidak mendekati pohon dan mendapati dirinya di sini. Harus jawab apa Raina jika Saoda bertanya kepadanya mengapa ia ada di tempat ini.

Tak berselang lama Raina kembali melangkahkan kakinya dengan perlahan mengikuti ke arah mana Saoda melangkah. Raina mengerutkan dahinya menatap aneh pada Saoda yang tak melintas di jalan yang biasa ia lalui menuju pasar.

Langkah Raina terhenti menatap dari kejauhan Saoda yang kini terlihat berbicara pada seorang pria sambil sesekali menunjuk ke arah ekor ayam berwarna serba hitam.

"Apa Indo mau beli ayam?" tanya Raina pada dirinya sendiri.

Tak berselang lama Saoda menoleh ke arah Raina membuat Raina dengan cepat menyembuyikan tubuhnya di balik pohon. Beberapa detik kemudian Raina kembali mengintip menatap Saoda yang tampak menjulurkan uang dan mengambil seekor ayam yang berbulu serba hitam.

Mau apa Saoda dengan ayam hitam itu dan untuk apa ia membelinya, kini pikiran itu yang memenuhi pikiran Raina membuatnya sejak tadi menebak di dalam hati.

Suara terdengar membuat Raina kembali mengintip menatap Saoda yang kembali melangkah pergi.

Apa dia akan pulang ke rumah?

Kedua mata Raina membulat, ini bisa jadi masalah jika ia tidak ada di dalam rumah ketika Saoda pulang ke rumah. Dengan cepat Raina berlari melewati pinggiran kebun dan hutan agar ia bisa sampai ke rumah dengan cepat.

Saat ia berlari Raina bisa merasakan rasa sakit pada telapak kakinya yang terasa berdenyut sakit saat menyentuh tanah. Apa mungkin masih ada duri di dalam sana? Yang jelas telapak kakinya masih terasa sakit.

Raina berlari menaiki anakan tangga tanpa menyirami kakinya yang agak kotor itu. Ia tak mau jika Saoda melihat bekas air dan mengetahui jika Raina baru saja keluar dari rumah.

Raina menutup pintu dengan rapat lalu berlari masuk ke dalam kamarnya untuk menyimpan selendang hitamnya ke dalam lemari pakaiannya.

Raina kembali menoleh menatap jendela membuatnya mendekat dengan langkah yang penuh hati-hati. Raina mengintip menatap jalanan di depan rumah yang terlihat sunyi, tak ada Saoda yang melangkah untuk pulang ke rumah.

Raina celingukan berusaha untuk mencari sosok Saoda. Entah mengapa ia belum sampai juga ke rumah.

Raina menghela nafas hingga Saoda terlihat melangkah dari kejauhan membuat Raina mengernyit heran menatap Saoda yang tak membawa apa-apa. Kemana satu ekor ayam hitam yang dengan jelas Raina lihat telah Saoda beli.

Saoda menyirami kakinya lalu melangkah menaiki rumah membuat Raina tersentak kaget saat mendapati pintu yang tiba-tiba saja terbuka.

"Ada apa?" tanya Saoda yang kini sudah ada di dalam rumah sambil menatap Raina yang kini masih terbelalak kaget.

"Em, I-indo dari mana?" tanya Raina yang kini telah bangkit dari duduknya.

"Sudah aku bilang kalau aku dari pasar."

Raina kini terdiam menatap Saoda yang kini melangkah masuk ke dalam kamarnya. Disaat itu juga Raina bisa bernafas lega, itu berarti Saoda tak curiga kepadanya jika ia telah mengikuti Saoda saat ia pergi ke luar dari rumah.

Episodes
1 1. Datangnya Parakang
2 2. Datangnya Parakang part 2
3 3. Raina
4 4. Terulang Kembali
5 5. Mencaritahu
6 6. Rencana
7 7. Lalai
8 8. Bukan Parakang?
9 9. Curiga
10 10. Kembali Mencaritahu
11 11. Kemana Perginya Dia?
12 12. Dia Parakang
13 13. Kembali
14 14. Buka Pintu!
15 15. Luka
16 16. Kematian Puang Bakri
17 17. Pertanyaan
18 18. Ayam Hitam
19 19. Mengikuti
20 20. Desa Sebelah
21 21. Erni
22 22. Pulang
23 23. Keputusan
24 24. Bantu
25 25. Dia Datang
26 26. Tolong!!!
27 27. Erni Atau Saoda
28 28. Membujuk
29 29. Kedatangan Puang Edi
30 30. Keluar!
31 31. Perdebatan
32 32. Pertanyaan.
33 33. Masuk!!!
34 34. Menemukan
35 35. Lari!!!
36 36. Mencoba Menyelamatkan
37 37. Rintangan
38 38. Tengah Hutan
39 39. Teriakan
40 40. Sadar
41 41. Tali
42 42. Sapu Lidi
43 43. Pukulan
44 44. Bakar Raina?
45 45. Pergi!!!
46 46. Kisah Lalu
47 47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48 48. Makan Malam
49 49. Rembulan Malam
50 50. Parakang Kisah Nyata
51 51. Pulang
52 52. Apakah Parakang Itu Ada?
53 53. Kelahiran
54 54. Keong Tumis
55 55. Makan bersama.
56 56. Kematian Bayi Ria
57 57. Fitnah
58 58. Lemparan
59 59. Perkelahian
60 60. Lemparan Batu
61 61. Bakar
62 62. Pedih
63 63. Balas Dendam
64 64. Bunga Kamboja
65 65. Pulang Ke Rumah
66 66. Kehidupan Baru
67 67. Sarung
68 68. Tidur Di Dalam kesunyian
69 69. Mencuci Pakaian
70 70. Saoda Yang Melakukannya?
71 71. Saoda Yang Melakukannya
72 72. Saoda Yang Berubah
73 73. Nama Kerbau
74 74. Pulang
75 75. Kembali Bermimpi
76 76. Melihat Pelaku
77 77. Pinsan
78 78. Sebuah Rasa
79 79. Gadis yang Tuo suka
80 80. Pernikahan
81 81. Hari Yang Baik
82 82. Nyaris Ketahuan
83 83. Susana Yang Begitu Indah
84 84. Kasih Sayang
85 86. Bahri
86 87. Kotor
87 88. Kemana Saoda?
88 89. Kembali
89 90. Bingung
90 91. Tergiang Kejadian
91 92. Mimpi Yang Menyatu
92 93. Menenangkan Diri
93 94. Pernikahan Bahri
94 95. Tawaran
95 96. Tuo Ternyata....
96 97. Kabar Mengenai Parakang
97 98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98 99. Penjelasan Tuo
99 100. Mual
100 101. Mangga Muda
101 102. Malam Jumat
102 103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103 104. Kejaran Anjing
104 105. Hutan Belantara
105 106. Jalan Dan Puang Banga
106 107. Membatalkan
107 108. Pulang
108 109. Alasan Saoda
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Datangnya Parakang
2
2. Datangnya Parakang part 2
3
3. Raina
4
4. Terulang Kembali
5
5. Mencaritahu
6
6. Rencana
7
7. Lalai
8
8. Bukan Parakang?
9
9. Curiga
10
10. Kembali Mencaritahu
11
11. Kemana Perginya Dia?
12
12. Dia Parakang
13
13. Kembali
14
14. Buka Pintu!
15
15. Luka
16
16. Kematian Puang Bakri
17
17. Pertanyaan
18
18. Ayam Hitam
19
19. Mengikuti
20
20. Desa Sebelah
21
21. Erni
22
22. Pulang
23
23. Keputusan
24
24. Bantu
25
25. Dia Datang
26
26. Tolong!!!
27
27. Erni Atau Saoda
28
28. Membujuk
29
29. Kedatangan Puang Edi
30
30. Keluar!
31
31. Perdebatan
32
32. Pertanyaan.
33
33. Masuk!!!
34
34. Menemukan
35
35. Lari!!!
36
36. Mencoba Menyelamatkan
37
37. Rintangan
38
38. Tengah Hutan
39
39. Teriakan
40
40. Sadar
41
41. Tali
42
42. Sapu Lidi
43
43. Pukulan
44
44. Bakar Raina?
45
45. Pergi!!!
46
46. Kisah Lalu
47
47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48
48. Makan Malam
49
49. Rembulan Malam
50
50. Parakang Kisah Nyata
51
51. Pulang
52
52. Apakah Parakang Itu Ada?
53
53. Kelahiran
54
54. Keong Tumis
55
55. Makan bersama.
56
56. Kematian Bayi Ria
57
57. Fitnah
58
58. Lemparan
59
59. Perkelahian
60
60. Lemparan Batu
61
61. Bakar
62
62. Pedih
63
63. Balas Dendam
64
64. Bunga Kamboja
65
65. Pulang Ke Rumah
66
66. Kehidupan Baru
67
67. Sarung
68
68. Tidur Di Dalam kesunyian
69
69. Mencuci Pakaian
70
70. Saoda Yang Melakukannya?
71
71. Saoda Yang Melakukannya
72
72. Saoda Yang Berubah
73
73. Nama Kerbau
74
74. Pulang
75
75. Kembali Bermimpi
76
76. Melihat Pelaku
77
77. Pinsan
78
78. Sebuah Rasa
79
79. Gadis yang Tuo suka
80
80. Pernikahan
81
81. Hari Yang Baik
82
82. Nyaris Ketahuan
83
83. Susana Yang Begitu Indah
84
84. Kasih Sayang
85
86. Bahri
86
87. Kotor
87
88. Kemana Saoda?
88
89. Kembali
89
90. Bingung
90
91. Tergiang Kejadian
91
92. Mimpi Yang Menyatu
92
93. Menenangkan Diri
93
94. Pernikahan Bahri
94
95. Tawaran
95
96. Tuo Ternyata....
96
97. Kabar Mengenai Parakang
97
98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98
99. Penjelasan Tuo
99
100. Mual
100
101. Mangga Muda
101
102. Malam Jumat
102
103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103
104. Kejaran Anjing
104
105. Hutan Belantara
105
106. Jalan Dan Puang Banga
106
107. Membatalkan
107
108. Pulang
108
109. Alasan Saoda
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!