13. Kembali

Suara jeritan terdengar membuat Raina tersentak kaget dengan kedua mata membulat menatap ke arah rumah itu. Ia bangkit dengan wajah takutnya.

Apa yang terjadi?

Bibir Raina bergetar, lututnya juga bergetar membuatnya seakan tak mampu untuk berdiri dengan tegak. Entah apa yang terjadi di dalam sana dan bagaimana dengan nasib Puang Bakri sekarang?

Tak berselang lama Parakang itu muncul dari celah yang telah ia lewati membuat Raina menoleh menatap sosok Parakang yang kini berdiri di atas atap. Gelap, suasana gelap sehingga Raina tak bisa melihat dengan jelas sosok Parakang itu.

Tubuh Raina bergetar karena takut melihat Parakang itu, betapa menyeramkannya dia. Raina melankah mundur, dadanya naik turun seakan ia sedang sesak nafas di detik ini juga.

Raina berpaling lalu dengan cepat ia berlari meninggalkan pohon besar yang sejak tadi dijadikannya sebagai pelindung baginya. Raina tetap berlari mengabaikan suara gonggongan anjing yang mungkin saja bisa mengejarnya di dalam hutan gelap ini.

Suasana gelap gulita di dalam hutan, entah dimana ia sekarang, Raina juga tidak tahu tempat yang ia lalui sekarang ini, bahkan kini jalan yang ia lalui bukan jalan yang ia lalui tadi saat ia masuk.

Bruak

Tubuh Raina terjatuh ke tanah setelah kaki kanannya yang di halang oleh batang kayu yang mungkin saja telah tumbang. Raina meringis kesakitan.

Ia bangkit dari permukaan tanah yang basah dan kotor membuat bagian tubuh depannya kotor. Raina menyentuh dadanya yang terasa sakit setelah terbentur di atas tanah basah, dadanya benar-benar terasa sakit hingga ia tak mampu untuk bernafas.

Raina menoleh ke arah belakang berusaha untuk memastikan jika Parakang itu tidak mengikutinya walaupun ia tahu kalau Parakang itu tidak melihatnya, tapi tetap saja Raina takut.

Raina menoleh menatap ke sekelilingnya yang begitu gelap. Air matanya menetes begitu saja tanpa ia minta. Raina kembali berlari sambil sesekali tangannya yang kotor itu mengusap pipinya yang basah membuat kulit pipinya terlihat kotor.

Raina tetap berlari walau sesekali ia hampir terjatuh ke tanah karena jalan yang ia lalui tak mulus, banyak bebatuan kecil di sana yang menghalangi larinya yang begitu sangat berat.

Tubuh Raina terhempas ke jalanan bebatuan setelah ia melompat keluar dari hutan gersang dan menyeramkan. Raina menoleh menatap jalanan yang rasanya tak asing lagi bagi Raina. Yah, Raina kenal dengan jalanan ini.

Jalanan ini adalah jalanan yang selalu ia lalui jika ingin pergi ke pasar. Raina tersenyum, ia bangkit dari jalanan membuatnya meringis sambil mengigit bibirnya saat rasa sakit terasa pada kakinya. Raina tak peduli saat ini pada rasa sakitnya membuat Raina memaksakan diri untuk berlari meninggalkan jalanan menuju rumah.

Sesampainya Raina langsung menaiki anakan tangga lalu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan rapat. Dengan jari gemetar Raina memutar paku yang telah dijadikan sebagai penahan agar pintu tak terbuka saat di dorong dari luar.

Entah mengapa rasanya paku ini terasa sangat keras untuk diputar membuat Raina melepaskan tangisannya. Dengan susah payah Raina memutarnya lalu ia berlari meraih kursi dan menyadarkannya pada permukaan pintu.

Tubuh Raina masih bergetar saat ia melangkah mundur menatap pintu yang kini telah ditutup dengan rapat. Raina menoleh menatap jendela yang terlihat masih terbuka membuat Raina dengan cepat menutupnya.

Raina berlari meraih paku yang ada di atas lemari serta tangannya yang gemetar itu merabah di dalam kegelapan berusaha untuk mencari palu. Tak dapat apa-apa membuat Raina kembali berlari ke arah jendela.

Ia meraih papan dan menutup jendela itu berharap Parakang itu tak masuk lewat jendela ini. Raina menoleh menatap ke sekeliling yang gelap gulita berusaha untuk mencari alat berat untuk memukul paku yang berada di tangan gemetarnya.

Tak ada benda apa pun yang ia dapat membuat Raina dengan keras memukul paku itu dengan tangannya.

"Aaaaaa!!!" jerit Raina kesakitan.

Papan itu jatuh ke bawah bersamaan dengan paku yang jatuh entah kemana. Raina memeluk tangannya yang terasa sakit itu. Raina berlutut, tubuhnya gemetar menahan rasa sakit.

Raina bangkit dengan susah payah dari papan lalu berlari masuk ke dalam kamarnya walau sesekali ia hampir terjatuh karena tak sanggup lagi untuk berdiri.

Sesampainya di dalam kamar Raina langsung menutup pintu kamar dengan rapat. Ia menarik lemari pakaian dan menyeretnya sekuat tenaga untuk menutupi pintu kamarnya. Entah kekuatan dari mana yang Raina dapatkan hingga bisa mengangkat lemari pakaian yang terbuat dari kayu itu.

Raina melangkah mundur dengan tatapannya yang menatap pintu. Satu isak tangis berhasil lolos dari mulut Raina dan membawanya berbaring di atas kasur. Raina menarik sarung dan menyumbunyikan tubuhnya yang menggigil ketakutan.

Raina benar-benar takut sekarang.

Episodes
1 1. Datangnya Parakang
2 2. Datangnya Parakang part 2
3 3. Raina
4 4. Terulang Kembali
5 5. Mencaritahu
6 6. Rencana
7 7. Lalai
8 8. Bukan Parakang?
9 9. Curiga
10 10. Kembali Mencaritahu
11 11. Kemana Perginya Dia?
12 12. Dia Parakang
13 13. Kembali
14 14. Buka Pintu!
15 15. Luka
16 16. Kematian Puang Bakri
17 17. Pertanyaan
18 18. Ayam Hitam
19 19. Mengikuti
20 20. Desa Sebelah
21 21. Erni
22 22. Pulang
23 23. Keputusan
24 24. Bantu
25 25. Dia Datang
26 26. Tolong!!!
27 27. Erni Atau Saoda
28 28. Membujuk
29 29. Kedatangan Puang Edi
30 30. Keluar!
31 31. Perdebatan
32 32. Pertanyaan.
33 33. Masuk!!!
34 34. Menemukan
35 35. Lari!!!
36 36. Mencoba Menyelamatkan
37 37. Rintangan
38 38. Tengah Hutan
39 39. Teriakan
40 40. Sadar
41 41. Tali
42 42. Sapu Lidi
43 43. Pukulan
44 44. Bakar Raina?
45 45. Pergi!!!
46 46. Kisah Lalu
47 47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48 48. Makan Malam
49 49. Rembulan Malam
50 50. Parakang Kisah Nyata
51 51. Pulang
52 52. Apakah Parakang Itu Ada?
53 53. Kelahiran
54 54. Keong Tumis
55 55. Makan bersama.
56 56. Kematian Bayi Ria
57 57. Fitnah
58 58. Lemparan
59 59. Perkelahian
60 60. Lemparan Batu
61 61. Bakar
62 62. Pedih
63 63. Balas Dendam
64 64. Bunga Kamboja
65 65. Pulang Ke Rumah
66 66. Kehidupan Baru
67 67. Sarung
68 68. Tidur Di Dalam kesunyian
69 69. Mencuci Pakaian
70 70. Saoda Yang Melakukannya?
71 71. Saoda Yang Melakukannya
72 72. Saoda Yang Berubah
73 73. Nama Kerbau
74 74. Pulang
75 75. Kembali Bermimpi
76 76. Melihat Pelaku
77 77. Pinsan
78 78. Sebuah Rasa
79 79. Gadis yang Tuo suka
80 80. Pernikahan
81 81. Hari Yang Baik
82 82. Nyaris Ketahuan
83 83. Susana Yang Begitu Indah
84 84. Kasih Sayang
85 86. Bahri
86 87. Kotor
87 88. Kemana Saoda?
88 89. Kembali
89 90. Bingung
90 91. Tergiang Kejadian
91 92. Mimpi Yang Menyatu
92 93. Menenangkan Diri
93 94. Pernikahan Bahri
94 95. Tawaran
95 96. Tuo Ternyata....
96 97. Kabar Mengenai Parakang
97 98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98 99. Penjelasan Tuo
99 100. Mual
100 101. Mangga Muda
101 102. Malam Jumat
102 103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103 104. Kejaran Anjing
104 105. Hutan Belantara
105 106. Jalan Dan Puang Banga
106 107. Membatalkan
107 108. Pulang
108 109. Alasan Saoda
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Datangnya Parakang
2
2. Datangnya Parakang part 2
3
3. Raina
4
4. Terulang Kembali
5
5. Mencaritahu
6
6. Rencana
7
7. Lalai
8
8. Bukan Parakang?
9
9. Curiga
10
10. Kembali Mencaritahu
11
11. Kemana Perginya Dia?
12
12. Dia Parakang
13
13. Kembali
14
14. Buka Pintu!
15
15. Luka
16
16. Kematian Puang Bakri
17
17. Pertanyaan
18
18. Ayam Hitam
19
19. Mengikuti
20
20. Desa Sebelah
21
21. Erni
22
22. Pulang
23
23. Keputusan
24
24. Bantu
25
25. Dia Datang
26
26. Tolong!!!
27
27. Erni Atau Saoda
28
28. Membujuk
29
29. Kedatangan Puang Edi
30
30. Keluar!
31
31. Perdebatan
32
32. Pertanyaan.
33
33. Masuk!!!
34
34. Menemukan
35
35. Lari!!!
36
36. Mencoba Menyelamatkan
37
37. Rintangan
38
38. Tengah Hutan
39
39. Teriakan
40
40. Sadar
41
41. Tali
42
42. Sapu Lidi
43
43. Pukulan
44
44. Bakar Raina?
45
45. Pergi!!!
46
46. Kisah Lalu
47
47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48
48. Makan Malam
49
49. Rembulan Malam
50
50. Parakang Kisah Nyata
51
51. Pulang
52
52. Apakah Parakang Itu Ada?
53
53. Kelahiran
54
54. Keong Tumis
55
55. Makan bersama.
56
56. Kematian Bayi Ria
57
57. Fitnah
58
58. Lemparan
59
59. Perkelahian
60
60. Lemparan Batu
61
61. Bakar
62
62. Pedih
63
63. Balas Dendam
64
64. Bunga Kamboja
65
65. Pulang Ke Rumah
66
66. Kehidupan Baru
67
67. Sarung
68
68. Tidur Di Dalam kesunyian
69
69. Mencuci Pakaian
70
70. Saoda Yang Melakukannya?
71
71. Saoda Yang Melakukannya
72
72. Saoda Yang Berubah
73
73. Nama Kerbau
74
74. Pulang
75
75. Kembali Bermimpi
76
76. Melihat Pelaku
77
77. Pinsan
78
78. Sebuah Rasa
79
79. Gadis yang Tuo suka
80
80. Pernikahan
81
81. Hari Yang Baik
82
82. Nyaris Ketahuan
83
83. Susana Yang Begitu Indah
84
84. Kasih Sayang
85
86. Bahri
86
87. Kotor
87
88. Kemana Saoda?
88
89. Kembali
89
90. Bingung
90
91. Tergiang Kejadian
91
92. Mimpi Yang Menyatu
92
93. Menenangkan Diri
93
94. Pernikahan Bahri
94
95. Tawaran
95
96. Tuo Ternyata....
96
97. Kabar Mengenai Parakang
97
98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98
99. Penjelasan Tuo
99
100. Mual
100
101. Mangga Muda
101
102. Malam Jumat
102
103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103
104. Kejaran Anjing
104
105. Hutan Belantara
105
106. Jalan Dan Puang Banga
106
107. Membatalkan
107
108. Pulang
108
109. Alasan Saoda
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!