4. Terulang Kembali

Raina meletakkan hasil cuciannya ke dalam bakul setelah membilasnya di aliran sungai yang lumayan deras, maklumlah semalam hujan deras sehingga air sungai lumayan jernih.

"Kasihan sekali, yah si Edi. Anak dan Istrinya meninggal secara mengenaskan."

"Iya, ini semua karena ulah Parakang."

"Siapalah Parakang itu? Kok, bisa ada mahluk yang tega seperti itu. Sudah banyak yang jadi korbannya."

Raina menoleh setelah mendengar ujaran Ibu-ibu yang sedang sibuk mencuci. Bukan hanya ada Raina di sungai ini tapi ada banyak Ibu-ibu yang mencuci pakaiannya di sungai. Di sungai inilah biasanya orang-orang mencuci pakaian, mandi dan mengambil air untuk memasak dan kebutuhan lainnya.

"Bu, apa itu Parakang?" tanya Raina, mungkin saja ia bisa mendapatkan informasi dari Ibu-ibu tukang gosip ini.

"Parakang itu mahluk jadi-jadian," jawab salah satu dari mereka.

Raina meletakkan bakul ke pinggir di atas batu lalu mendekati beberapa Ibu-ibu yang sepertinya bisa memberikan informasi. Tukang gosip adalah kunci jawaban bagi Raina. Tanyakan saja pada mereka toh semua jawaban ada pada mereka.

"Mahluk jadi-jadian seperti apa itu, Bu?"

"Mahluk seperti yang memakan Ibu dan Bapak kamu dulu."

"Tapi saat itu saya belum bisa mengingat, Bu. Bagaimana kira-kira bentuknya, Bu, Parakang itu?"

Seketika para Ibu-ibu terdiam seakan tak punya jawaban untuk ia berikan kepada Raina yang kini sedang terdiam menanti jawaban dari para penggosip di Desa ini.

"Kami belum pernah lihat."

Raina menghela nafas saat jawaban itu terdengar. Percuma ia bertanya, tetap saja tak ada jawaban yang ia dapatkan. Bagaimana bisa Ibu-ibu ini bisa mengatakan jika sosok Parakang itu ada tapi tidak pernah melihatnya secara langsung.

"Kira-kira siapa yang tahu bentuk Parakang itu, yah?" tanya Raina membuat para Ibu-Ibu itu saling bertatapan satu sama lain.

"Coba kamu pergi temui pak Tuo, mungkin dia tahu soalnya dia itu pemburu Parakang."

"Boh, sudah berhenti dia jadi pemburu Parakang," tegur salah satu Ibu yang hanya menggunakan sarung menutupi separuh tubuh gemuknya.

"Oh sudah berhenti, kah?"

"Iya, sekarang dia sudah jadi imam masjid."

Raina bangkit dari atas batu yang sejak tadi ia duduki. Ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sungai setelah berpamitan oleh para Ibu-ibu yang masih heboh dengan gosipnya hari ini.

Suara jengkrik terdengar bergantian bersahutan di malam ini yang begitu sangat sunyi dan damai. Sepertinya malam ini tidak akan turun hujan, itu bisa Raina tebak dari banyaknya kerlap-kerlip bintang yang menyala di langit malam.

"Tutup pintu rapat-rapat!"

Raina menoleh menatap Saoda yang kini duduk di atas papan membelakanginya, Saoda sedang cuci piring dan peralatan makan lainnnya setelah makan malam. Raina menutup pintu dengan rapat lalu melangkah mendekati Saoda.

"Kenapa tidak pergi tidur?"

"Tunggu, Indo."

"Tidak usah ditunggu! Tidurlah lebih dulu!"

"Kenapa?"

"Karena Indo sedang cuci piring."

"Kalau begitu Raina bantu saja."

"Tidak perlu!"

Raina menghela nafas panjang. Percuma dirinya memaksakan dirinya untuk menawarkan dirinya. Ujung-ujungnya Saoda juga tidak akan membiarkannya.

"Indo!" panggil Raina membuat Saoda menoleh.

"Waktu subuh kenapa Indo bisa ada di luar rumah?"

Saoda terkejut setelah mendengarnya namun dengan cepat ia tersenyum berusaha untuk tetap tenang.

"Kau tahu tentang orang-orang yang bisa jalan sendiri saat sedang tidur?"

Raina mengangguk. Raina pernah mendengar tentang gangguan tidur itu yang membuat seseorang bisa berjalan tanpa sadar.

"Indo, tidak sadar berjalan keluar dari rumah lalu ketika Indo bangun, Indo sudah ada di luar rumah," jelasnya membuat Raina mengangguk.

"Indo!"

"Em? Ah, pergi lah tidur! Jangan sering bertanya!"

Raina menarik nafas lalu segera bangkit dan melangkah menuju masuk ke dalam kamarnya. Di rumah ini hanya terdapat dua ruangan kamar. Kamar Raina dan Saoda berdekatan jadi Raina tak pernah merasa takut walaupun harus tidur di dalam kamar sendirian sementara di luar rumah merupakan hutan dan kebun.

Raina membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Ia terdiam sejenak menatap langit-langit kelambu yang melindunginya dari gigitan nyamuk besar yang datang dari kebun dan hutan.

Kini pikiran Raina tertuju pada satu topik yakni Parakang. Satu hal yang belum bisa membuat Raina lepas dari nama mahluk itu. Siapa dia dan bagaimana bentuk dia?

"Memikirkan Parakang?"

Raina terkejut bukan main saat suara Saoda mengangetkannya dan ia sedang berdiri di pintu masuk sambil mengangat kain gorden dengan warna yang sudah luntur dimakan usia.

"Tidak," jawab Raina.

Raina terkejut saat tahu jika ia sedang memikirkan mahluk itu. Apa ia dan Saoda punya kontak batin hingga Saoda tahu apa yang ada di pikirannya, yah mungkin saja.

"Tidurlah!"

Saoda melangkah pergi membuat Raina memiringkan tubuhnya lalu berusaha untuk tidur walau pikirannya masih memikirkan mahluk itu.

Malam yang larut itu begitu sangat sunyi diiringi suara gonggongan anjing yang saling bersautan. Suara burung hantu yang hinggap di atas atap rumah juga ikut terdengar menatap burung kalelawar yang berterbangan mencari makanan di kebun. Suaranya yang beradu mulut itu tak menggangu tidur Raina yang telah lelap. Bagi Raina itu sebuah nyayian pengantar sebelum tidur.

*Tok

Tok

Tok*

"Rainaaaa!!!"

Ketukan pintu kembali terdengar membuat kedua mata Raina terbuka. Siapa lagi yang memukul pintu di luar sana?

"Raina!!!"

Suara teriakan dan ketukan pintu itu kembali terdengar membuat Raina memutuskan bangkit dari kasurnya. Raina menyalakan lilin yang terbuat dari kaleng besi berisi minyak tanah lalu melangakahkan kakinya dengan pelan menuju pintu.

"Siapa?"

"Indo!"

Raina membuka pintu dan lagi dan lagi ia mendapati Saoda dengan tubuh mengigil tanpa mengunakan pakaian sendang berdiri di hadapannya.

Saoda melangkah melewati Raina yang terdiam kebingungan.

"Jalan tidur lagi, Indo?" tanya Raina yang melangkah mendekati Saoda yang sedang mencari beberapa pakaian di lemari kayu.

"Iya," jawabnya.

Suaranya terdengar begitu dingin membuat Raina merasa takut. Seakan mengulang waktu Saoda membaringkan tubuhnya membelakangi Raina dan kembali bicara, "Jangan beritahu orang-orang kalau Indo pulang subuh!"

Raina mengangguk perlahan. Lagi dan lagi Raina tak ingin banyak bertanya pada Saoda tentang hal ini walaupun sebenarnya ia ingin bertanya banyak.

Raina melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Jantung Raina berdetak sangat cepat, rasanya ia merasa takut dalam kondisi seperti ini. Yang lebih membuat Raina takut adalah disaat Saoda melewatinya. Raina bisa mencium bau darah yang begitu amis pada tubuh tak berpakaian Saoda.

Apa mungkin orang yang mengalami gangguan tidur akan berbau amis seperti itu. Apa yang menyebabkan hingga tubuh Saoda berbau dan mengapa ia tak memakai pakaian sedikit pun.

Raina menarik nafas panjang. Ini harus ia cari tahu, tapi bagaimana caranya?

Terpopuler

Comments

ani nurhaeni

ani nurhaeni

bkn nene aslii kalii kalii yaa

2022-11-24

3

lihat semua
Episodes
1 1. Datangnya Parakang
2 2. Datangnya Parakang part 2
3 3. Raina
4 4. Terulang Kembali
5 5. Mencaritahu
6 6. Rencana
7 7. Lalai
8 8. Bukan Parakang?
9 9. Curiga
10 10. Kembali Mencaritahu
11 11. Kemana Perginya Dia?
12 12. Dia Parakang
13 13. Kembali
14 14. Buka Pintu!
15 15. Luka
16 16. Kematian Puang Bakri
17 17. Pertanyaan
18 18. Ayam Hitam
19 19. Mengikuti
20 20. Desa Sebelah
21 21. Erni
22 22. Pulang
23 23. Keputusan
24 24. Bantu
25 25. Dia Datang
26 26. Tolong!!!
27 27. Erni Atau Saoda
28 28. Membujuk
29 29. Kedatangan Puang Edi
30 30. Keluar!
31 31. Perdebatan
32 32. Pertanyaan.
33 33. Masuk!!!
34 34. Menemukan
35 35. Lari!!!
36 36. Mencoba Menyelamatkan
37 37. Rintangan
38 38. Tengah Hutan
39 39. Teriakan
40 40. Sadar
41 41. Tali
42 42. Sapu Lidi
43 43. Pukulan
44 44. Bakar Raina?
45 45. Pergi!!!
46 46. Kisah Lalu
47 47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48 48. Makan Malam
49 49. Rembulan Malam
50 50. Parakang Kisah Nyata
51 51. Pulang
52 52. Apakah Parakang Itu Ada?
53 53. Kelahiran
54 54. Keong Tumis
55 55. Makan bersama.
56 56. Kematian Bayi Ria
57 57. Fitnah
58 58. Lemparan
59 59. Perkelahian
60 60. Lemparan Batu
61 61. Bakar
62 62. Pedih
63 63. Balas Dendam
64 64. Bunga Kamboja
65 65. Pulang Ke Rumah
66 66. Kehidupan Baru
67 67. Sarung
68 68. Tidur Di Dalam kesunyian
69 69. Mencuci Pakaian
70 70. Saoda Yang Melakukannya?
71 71. Saoda Yang Melakukannya
72 72. Saoda Yang Berubah
73 73. Nama Kerbau
74 74. Pulang
75 75. Kembali Bermimpi
76 76. Melihat Pelaku
77 77. Pinsan
78 78. Sebuah Rasa
79 79. Gadis yang Tuo suka
80 80. Pernikahan
81 81. Hari Yang Baik
82 82. Nyaris Ketahuan
83 83. Susana Yang Begitu Indah
84 84. Kasih Sayang
85 86. Bahri
86 87. Kotor
87 88. Kemana Saoda?
88 89. Kembali
89 90. Bingung
90 91. Tergiang Kejadian
91 92. Mimpi Yang Menyatu
92 93. Menenangkan Diri
93 94. Pernikahan Bahri
94 95. Tawaran
95 96. Tuo Ternyata....
96 97. Kabar Mengenai Parakang
97 98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98 99. Penjelasan Tuo
99 100. Mual
100 101. Mangga Muda
101 102. Malam Jumat
102 103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103 104. Kejaran Anjing
104 105. Hutan Belantara
105 106. Jalan Dan Puang Banga
106 107. Membatalkan
107 108. Pulang
108 109. Alasan Saoda
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Datangnya Parakang
2
2. Datangnya Parakang part 2
3
3. Raina
4
4. Terulang Kembali
5
5. Mencaritahu
6
6. Rencana
7
7. Lalai
8
8. Bukan Parakang?
9
9. Curiga
10
10. Kembali Mencaritahu
11
11. Kemana Perginya Dia?
12
12. Dia Parakang
13
13. Kembali
14
14. Buka Pintu!
15
15. Luka
16
16. Kematian Puang Bakri
17
17. Pertanyaan
18
18. Ayam Hitam
19
19. Mengikuti
20
20. Desa Sebelah
21
21. Erni
22
22. Pulang
23
23. Keputusan
24
24. Bantu
25
25. Dia Datang
26
26. Tolong!!!
27
27. Erni Atau Saoda
28
28. Membujuk
29
29. Kedatangan Puang Edi
30
30. Keluar!
31
31. Perdebatan
32
32. Pertanyaan.
33
33. Masuk!!!
34
34. Menemukan
35
35. Lari!!!
36
36. Mencoba Menyelamatkan
37
37. Rintangan
38
38. Tengah Hutan
39
39. Teriakan
40
40. Sadar
41
41. Tali
42
42. Sapu Lidi
43
43. Pukulan
44
44. Bakar Raina?
45
45. Pergi!!!
46
46. Kisah Lalu
47
47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48
48. Makan Malam
49
49. Rembulan Malam
50
50. Parakang Kisah Nyata
51
51. Pulang
52
52. Apakah Parakang Itu Ada?
53
53. Kelahiran
54
54. Keong Tumis
55
55. Makan bersama.
56
56. Kematian Bayi Ria
57
57. Fitnah
58
58. Lemparan
59
59. Perkelahian
60
60. Lemparan Batu
61
61. Bakar
62
62. Pedih
63
63. Balas Dendam
64
64. Bunga Kamboja
65
65. Pulang Ke Rumah
66
66. Kehidupan Baru
67
67. Sarung
68
68. Tidur Di Dalam kesunyian
69
69. Mencuci Pakaian
70
70. Saoda Yang Melakukannya?
71
71. Saoda Yang Melakukannya
72
72. Saoda Yang Berubah
73
73. Nama Kerbau
74
74. Pulang
75
75. Kembali Bermimpi
76
76. Melihat Pelaku
77
77. Pinsan
78
78. Sebuah Rasa
79
79. Gadis yang Tuo suka
80
80. Pernikahan
81
81. Hari Yang Baik
82
82. Nyaris Ketahuan
83
83. Susana Yang Begitu Indah
84
84. Kasih Sayang
85
86. Bahri
86
87. Kotor
87
88. Kemana Saoda?
88
89. Kembali
89
90. Bingung
90
91. Tergiang Kejadian
91
92. Mimpi Yang Menyatu
92
93. Menenangkan Diri
93
94. Pernikahan Bahri
94
95. Tawaran
95
96. Tuo Ternyata....
96
97. Kabar Mengenai Parakang
97
98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98
99. Penjelasan Tuo
99
100. Mual
100
101. Mangga Muda
101
102. Malam Jumat
102
103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103
104. Kejaran Anjing
104
105. Hutan Belantara
105
106. Jalan Dan Puang Banga
106
107. Membatalkan
107
108. Pulang
108
109. Alasan Saoda
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!