5. Mencaritahu

Raina duduk menyadarkan dirinya di dinding rumah menatap pintu kamar Saoda yang masih tertutup rapat. Pikiran Raina masih mengarah pada satu hal. Mengapa Saoda berperilaku aneh di saat subuh tadi dan mengapa tubuhnya selalu tak memakai pakaian sedikitpun saat pulang lalu mengapa tubuhnya bisa tercium bau amis menyengat.

Tatapan Raina menunduk lalu tak berselang lama tatapan Raina mendongak menatap ke arah pintu kamar yang terbuka memperlihatkan sosok Saoda yang terlihat tersenyum menatap Raina.

Hanya senyuman yang ia berikan setelah itu ia melangkah pergi menuju dapur seperti kebiasaannya setiap pagi yakni memasak.

Raina meraih keranjang belanjaan dan melangkah kakinya menuruni tangga. Jalan bebatuan kecil yang dihimpit oleh hutan dan kebun itu tak menghentikan dan mengurungkan niatnya untuk ke pasar. Sunyi dan sepi saat pergi menuju pasar sudah biasa bagi Raina.

Rumah Raina dari pemukiman desa memanglah agak jauh dan Raina juga tak mengerti mengapa Saoda tetap tinggal di rumah itu. Sebenarnya dulu tempat kebun itu adalah rumah penduduk desa namun seiring waktu berjalan mereka semua pindah dan menyisakan rumah Saoda sendiri.

Raina menghentikan langkahnya melihat kaget pada kain putih yang berkibar saat angin menggerakkannya.

Kain putih lagi?

Siapa lagi yang meninggal di hari ini?

Raina kembali melangkahkan kakinya sembari tatapannya yang menatap orang-orang yang sedang menangis. Rumah ini adalah rumah kepala desa lalu siapa yang meninggal?

"Puang!" panggil Raina lalu berlari kecil menghampiri pria tua yang terlihat memikul cangkul di bahunya.

Pria tua bernama Ambo itu menoleh dan tersenyum menatap Raina yang berlari menghampirinya.

"Kenapa, Nak?"

"Puang Ambo, siapa yang meninggal?"

"Oh, itu Ibunya pak desa yang meninggal."

"Kenapa bisa?"

"Katanya dimakan sama Parakang."

Kedua mata Raina membulat karena terkejut setelah mendengar jawaban dari Puang Ambo. Nama itu kembali menjadi alasan atas kematian seseorang. Kemarin istri dan anak dari Edi dan sekarang Ibu dari kepala Desa yang meninggal.

Daeng Ambo melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Raina yang kini masih terdiam dengan perasaan kaget dan tak menyangkanya.

Raina membalikkan badan menatap kerumunan warga di bawah tenda biru yang saling berbisik dan tengah membicarakan tentang mahluk bernama Parakang itu.

Raina melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang masih kebingungan dan penuh dengan tanda tanya.

Langkah Raina menjadi pelan ketika ia melewati sebuah masjid tua dimana ada seorang pria berjanggut sedang menyapu di halaman masjid. Dia adalah Puang Tuo yang konon kata orang-orang dia adalah seorang pria yang dulunya menjadi pemburu Parakang.

Raina terdiam sejenak. Mungkin saja Puang Tuo tahu tentang mahluk bernama Parakang itu.

Raina mendekat dan menghentikan langkahnya di depan Puang Tuo yang dengan perlahan menoleh menatap Raina dari ujung kaki sampai ujung rambut Raina. Ini pertama kalinya Raina melihat Puang Tuo dengan jarak dekat.

"Cari siapa, Nak?" tanya Puang Tuo dengan wajah ramah.

Raina berusaha tersenyum walaupun ia ragu untuk melakukannya. Apa ini sudah benar bertanya dengannya.

"Saya mau cari Puang Tuo."

Puang Tuo terdiam keherangan. Yang kedua kalinya ia menatap dari ujung kaki sampai ujung rambut Raina lalu tak berselang lama ia tersenyum.

"Saya Pung Tuo, Nak. Ada keperluan apa?"

Raina menoleh ke kiri dan kanan berusaha memastikan tak ada orang di tempat ini yang akan mendengar ucapannya.

"Saya mau tanya tentang Parakang," jawabnya membuat Puang Tuo sedikit terkejut.

Puang Tuo menoleh ke belakang menatap masjid lalu kembali menatap Raina yang terlihat serius menatap Puang Tuo.

"Mari kita bicara di dalam!" ajaknya lalu ia melangkah menuju masjid setelah Raina mengangguk.

Raina duduk di atas lantai Masjid yang begitu bersih dan wangi. Ini untuk pertama kalinya Raina menginjakkan kakinya di lantai masjid. Raina mendongak menatap Puang Tuo yang terlihat membawa sepiring pisang goreng dan meletakkannya di atas lantai. Puang Tuo ikut duduk lalu ia tersenyum.

"Silahkan dimakan!"

Raina hanya mengangguk dan menelan salivanya karena gugup.

"Kenapa ingin tahu tentang Parakang?"

Raina meremas jari-jari tangannya yang berkeringat itu. Ia sangat takut untuk bertanya.

Pung Tuo tersenyum lalu ia meraih pisang goreng dan memakannya.

"Parakang itu bukanlah sosok hantu tapi dia menyerupai hantu."

Raina mendongak menatap Puang Tuo yang bicara di tengah keheningan.

"Menyerupai hantu bagaimana itu?"

"Asal usul dari Parakang adalah orang yang menggunakan baca-baca untuk sesuatu hal atau tujuan tertentu tapi karena dia salah mengucapkan baca-baca hingga mengakibatkan seseorang menjadi Parakang."

"Baca-baca itu luas, baca-baca ini kadang digunakan untuk kecantikan, kekayaan tapi karena dia salah pengucapan makanya dia menjelma menjadi sosok mahluk jadi-jadian yang bernama Parakang."

"Parakang juga bisa terjadi karena kutukan dari seseorang atau karena kemauannya sendiri menjadi Parakang."

"Bagaimana bentuknya?"

Pung Tuo meneguk air kopinya dan terdiam sejenak seakan ia sedang memikirkan sesuatu sementara Raina diam menanti jawaban.

"Kalau ciri-cirinya itu tidak menentu."

"Maksudnya, Puang?"

"Ciri-cirinya tergantung dari orangnya. Kalau orangnya berambut panjang maka jelmaan Parakangnya juga akan berambut panjang."

"Kalau masalah bentuknya maka tetap saja dia itu berjalan dengan kedua kaki dan tangannya. Punggungnya akan lebih tinggi dari kepalanya dengan kedua mata tajam."

Raina meneguk salivanya setelah mendengar beberapa info dari Puang Tuo. Sangat mengerikan.

"Parakang itu juga bisa merubah bentuknya menjadi hewan seperti kucing dan bahkan bisa menjadi pohon pisang."

"Pohon pisang?"

"Iya, tapi pohon pisang ini akan terlihat berbeda dari pohon pisang pada umumnya. Jika nanti kamu melihat sebuah pohon pisang yang berdiri sendiri dan daunnya hanya tiga lembar maka jangan mendekati pohon itu karena dia bisa membunuh hanya dengan menimpakan tubuhnya ke tubuh seseorang."

"Kenapa Parakang itu bisa membunuh, Puang Tuo?"

"Banyak alasan dan salah satunya adalah balas dendam."

"Balas dendam?"

"Iya dan yang lebih besar kemungkinannya adalah ada beberapa orang yang tidak sadar dirinya menjadi Parakang."

"Sebelum naik matahari maka dia akan terbangun dan telah mendapati dirinya telah berada di sebuah tempat tanpa menggunakan pakaian."

Raina terkejut setelah mendengar apa yang baru saja dijelaskan oleh Puang Tuo. Apa yang dia katakan semuanya terjadi pada Saoda tapi apa ini benar.

Raina menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya seakan menolak semua hal ini. Bagaimana mungkin orang yang telah membesarkannya itu adalah seorang Parakang.

Tidak mungkin.

Raina bangkit dari lantai masjid dan melangakahkan kakinya pergi meninggalkan Puang Tuo yang kini mendongak menatap bingung pada Raina.

"Mau kemana?" tanya Puang Tuo.

Langkah Raina terhenti. Ia menoleh lalu berusaha untuk tersenyum, ia berusaha untuk menyembunyikan rasa kegugupannya.

"Aku mau pulang ke rumah, Puang. Terimakasih atas informasinya."

Raina kembali membalikkan badannya dan melangkah meninggalkan Puang Tuo yang kini bangkit dari lantai.

"Apa kau tahu tentang mahluk bermana Parakang itu?" tanya Puang Tuo membuat langkah Raina terhenti.

Wajah Raina pucat dengan tubuhnya yang gemetar. Raina kembali melangkahkan kakinya berusaha untuk menghindari pertanyaan dari Puang Tuo.

Puang Tuo menghela nafas, kedua matanya masih serius menatap kepergian Raina.

"Sepertinya anak itu menyembunyikan sesuatu," ujarnya sembari terus menatap kepergian Raina yang sesekali menoleh ke belakang. Sejujurnya Raina takut jika Puang Tuo mengejarnya karena merasa curiga.

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

buat saling dulung

2022-07-08

0

Imarin

Imarin

cerita nya bagus.. mampir juga di cerita q yok kak.

2022-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Datangnya Parakang
2 2. Datangnya Parakang part 2
3 3. Raina
4 4. Terulang Kembali
5 5. Mencaritahu
6 6. Rencana
7 7. Lalai
8 8. Bukan Parakang?
9 9. Curiga
10 10. Kembali Mencaritahu
11 11. Kemana Perginya Dia?
12 12. Dia Parakang
13 13. Kembali
14 14. Buka Pintu!
15 15. Luka
16 16. Kematian Puang Bakri
17 17. Pertanyaan
18 18. Ayam Hitam
19 19. Mengikuti
20 20. Desa Sebelah
21 21. Erni
22 22. Pulang
23 23. Keputusan
24 24. Bantu
25 25. Dia Datang
26 26. Tolong!!!
27 27. Erni Atau Saoda
28 28. Membujuk
29 29. Kedatangan Puang Edi
30 30. Keluar!
31 31. Perdebatan
32 32. Pertanyaan.
33 33. Masuk!!!
34 34. Menemukan
35 35. Lari!!!
36 36. Mencoba Menyelamatkan
37 37. Rintangan
38 38. Tengah Hutan
39 39. Teriakan
40 40. Sadar
41 41. Tali
42 42. Sapu Lidi
43 43. Pukulan
44 44. Bakar Raina?
45 45. Pergi!!!
46 46. Kisah Lalu
47 47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48 48. Makan Malam
49 49. Rembulan Malam
50 50. Parakang Kisah Nyata
51 51. Pulang
52 52. Apakah Parakang Itu Ada?
53 53. Kelahiran
54 54. Keong Tumis
55 55. Makan bersama.
56 56. Kematian Bayi Ria
57 57. Fitnah
58 58. Lemparan
59 59. Perkelahian
60 60. Lemparan Batu
61 61. Bakar
62 62. Pedih
63 63. Balas Dendam
64 64. Bunga Kamboja
65 65. Pulang Ke Rumah
66 66. Kehidupan Baru
67 67. Sarung
68 68. Tidur Di Dalam kesunyian
69 69. Mencuci Pakaian
70 70. Saoda Yang Melakukannya?
71 71. Saoda Yang Melakukannya
72 72. Saoda Yang Berubah
73 73. Nama Kerbau
74 74. Pulang
75 75. Kembali Bermimpi
76 76. Melihat Pelaku
77 77. Pinsan
78 78. Sebuah Rasa
79 79. Gadis yang Tuo suka
80 80. Pernikahan
81 81. Hari Yang Baik
82 82. Nyaris Ketahuan
83 83. Susana Yang Begitu Indah
84 84. Kasih Sayang
85 86. Bahri
86 87. Kotor
87 88. Kemana Saoda?
88 89. Kembali
89 90. Bingung
90 91. Tergiang Kejadian
91 92. Mimpi Yang Menyatu
92 93. Menenangkan Diri
93 94. Pernikahan Bahri
94 95. Tawaran
95 96. Tuo Ternyata....
96 97. Kabar Mengenai Parakang
97 98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98 99. Penjelasan Tuo
99 100. Mual
100 101. Mangga Muda
101 102. Malam Jumat
102 103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103 104. Kejaran Anjing
104 105. Hutan Belantara
105 106. Jalan Dan Puang Banga
106 107. Membatalkan
107 108. Pulang
108 109. Alasan Saoda
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Datangnya Parakang
2
2. Datangnya Parakang part 2
3
3. Raina
4
4. Terulang Kembali
5
5. Mencaritahu
6
6. Rencana
7
7. Lalai
8
8. Bukan Parakang?
9
9. Curiga
10
10. Kembali Mencaritahu
11
11. Kemana Perginya Dia?
12
12. Dia Parakang
13
13. Kembali
14
14. Buka Pintu!
15
15. Luka
16
16. Kematian Puang Bakri
17
17. Pertanyaan
18
18. Ayam Hitam
19
19. Mengikuti
20
20. Desa Sebelah
21
21. Erni
22
22. Pulang
23
23. Keputusan
24
24. Bantu
25
25. Dia Datang
26
26. Tolong!!!
27
27. Erni Atau Saoda
28
28. Membujuk
29
29. Kedatangan Puang Edi
30
30. Keluar!
31
31. Perdebatan
32
32. Pertanyaan.
33
33. Masuk!!!
34
34. Menemukan
35
35. Lari!!!
36
36. Mencoba Menyelamatkan
37
37. Rintangan
38
38. Tengah Hutan
39
39. Teriakan
40
40. Sadar
41
41. Tali
42
42. Sapu Lidi
43
43. Pukulan
44
44. Bakar Raina?
45
45. Pergi!!!
46
46. Kisah Lalu
47
47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48
48. Makan Malam
49
49. Rembulan Malam
50
50. Parakang Kisah Nyata
51
51. Pulang
52
52. Apakah Parakang Itu Ada?
53
53. Kelahiran
54
54. Keong Tumis
55
55. Makan bersama.
56
56. Kematian Bayi Ria
57
57. Fitnah
58
58. Lemparan
59
59. Perkelahian
60
60. Lemparan Batu
61
61. Bakar
62
62. Pedih
63
63. Balas Dendam
64
64. Bunga Kamboja
65
65. Pulang Ke Rumah
66
66. Kehidupan Baru
67
67. Sarung
68
68. Tidur Di Dalam kesunyian
69
69. Mencuci Pakaian
70
70. Saoda Yang Melakukannya?
71
71. Saoda Yang Melakukannya
72
72. Saoda Yang Berubah
73
73. Nama Kerbau
74
74. Pulang
75
75. Kembali Bermimpi
76
76. Melihat Pelaku
77
77. Pinsan
78
78. Sebuah Rasa
79
79. Gadis yang Tuo suka
80
80. Pernikahan
81
81. Hari Yang Baik
82
82. Nyaris Ketahuan
83
83. Susana Yang Begitu Indah
84
84. Kasih Sayang
85
86. Bahri
86
87. Kotor
87
88. Kemana Saoda?
88
89. Kembali
89
90. Bingung
90
91. Tergiang Kejadian
91
92. Mimpi Yang Menyatu
92
93. Menenangkan Diri
93
94. Pernikahan Bahri
94
95. Tawaran
95
96. Tuo Ternyata....
96
97. Kabar Mengenai Parakang
97
98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98
99. Penjelasan Tuo
99
100. Mual
100
101. Mangga Muda
101
102. Malam Jumat
102
103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103
104. Kejaran Anjing
104
105. Hutan Belantara
105
106. Jalan Dan Puang Banga
106
107. Membatalkan
107
108. Pulang
108
109. Alasan Saoda
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!