10. Kembali Mencaritahu

Raina berlari melewati jalanan sunyi dan sepi menuju rumahnya sambil sesekali ia menoleh ke belakang berusaha untuk memastikan jika Puang Tuo tidak mengikutinya.

Raina menghentikan larinya dengan nafas ngos-ngosan. Kedua bibirnya terbuka berusaha untuk mencari pasokan udara yang sempat tertahan.

Seseorang menepuknya dari belakang dengan tiba-tiba membuat Raina menoleh cepat.

"Aaaa!!!" jeritnya.

Raina menutup kedua matanya membuat baskom berisi pakaian basah itu terhemas ke tanah.

"Raina!" teriak Saoda yang juga ikut terkejut.

Raina membuka kedua matanya menatap kaget pada Saoda yang kini masih terlihat menatapnya dengan serius.

"Ada apa? Kenapa kau berteriak?"

Raina meneguk salivanya. Ia kembali menoleh ke arah belakang.

"Raina!" panggil Saoda membuat Raina menoleh.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa," jawabnya.

Raina meraih baskom yang sempat terjatuh ke tanah itu lalu ia kembali menoleh ke belakang membuat Saoda ikut menatap ke arah mana Raina menoleh. Tak berselang lama Raina kembali menatap Saoda dan melangkah pergi meninggalkan Saoda yang kini terdiam dengan ekspresi wajah datar.

...****...

Suasana malam ini kini seperti biasanya. Makan malam berdua yang ditemani cahaya lilin buatan yang menjadi penerang. Raina mengangkat piring kotornya dan ia bangkit menuju dapur. Ia meletakkan piring kotor dan gelas bekas pakainya pada sebuah tempat cuci piring yang beralaskan batang-batang bambu hingga air bisa langsung turun ke bawah tanpa perlu membuat saluran pipa.

"Indo!"

Saoda menoleh.

"Raina tidur duluan, yah!"

Saoda mengangguk membuat Raina melangkah masuk ke dalam kamarnya.

"Tidak mau tidur dengan Indo?" tanya Saoda dengan nada suara dingin.

"Tidak, Indo," tolaknya dengan wajah takut.

Raina menutup pintu dengan rapat dengan nafasnya yang langsung menjadi lega. Raina melangkah mondar-mandir di dalam kamarnya. Malam ini ia harus berusaha untuk membuktikan jika Saoda bukanlah sosok Parakang seperti apa yang selama ini ia pikirkan.

Bagaimana caranya?

Tak berselang lama langkah Raina terhenti. Ia mendapat sebuah rencana. Malam ini Raina tak boleh tidur, ia harus melihat bagaimana cara Saoda keluar dari rumah dan apa yang ia lakukan di luar sana.

Tapi bagaimana caranya ia bisa melihat Saoda sementara ia kini memutuskan untuk tidur terpisah. Raina melangkah, ia meraih paku berkarat yang berada di bawah kasur tuanya dan duduk di sudut kamar dengan wajah gugup serta gemetar.

Raina menghela nafas panjang dengan kedua matanya yang tertutup. Semoga saja ia tidak ketahuan. Dengan penuh pelan Raina menusuk permukaan papan yang telah mengeropos dan menghasilkan lubang kecil di sana.

Papan yang menjadi perbatasan antara kamarnya dan kamar Saoda yang berdampingan. Dari lubang kecil yang masih ia tusuk itu semoga bisa memperlihatkan apa yang dilakukan oleh Saoda di dalam kamar.

Suara langkah terdengar bersamaan dengan suara pintu kamar milik Raina ikut bergerak membuat Raina dengan cepat menoleh dengan kedua mata membulat karena terkejut.

Saoda akan membuka pintu kamarnya!

Pintu terbuka membuat Saoda kini tersenyum menatap Raina yang kini sedang berbaring di atas kasurnya.

"Ada apa, Indo?" tanya Raina.

Saoda menggeleng lalu tersenyum.

"Tidurlah!" ujarnya lalu kembali menutup pintu.

Raina bernafas lega. Ia duduk di atas kasurnya dan membuka kepalan tangannya yang menggenggam paku berkarat tadi. Raina bangkit dari kasur dengan jalan mengendap-ngendap menuju ke sudut ruangan kamar tempat dimana ia telah lubangi.

Raina duduk bersandar sambil menyentuh dadanya yang berdebar-debar tak karuan. Tubuhnya juga panas dingin nyaris membeku.

Raina memejamkan kedua matanya. Semoga malam ini ia tak lalai dan membuatnya tertidur seperti kemarin. Hari ini ia harus membuktikan jika Saoda bukanlah sosok mahluk jadi-jadian yang orang sebut sebagai Parakang.

Suara papan ranjang terdengar di sebelahnya membuat Raina menoleh. Ia mendekatkan matanya pada celah itu hingga Saoda yang sedang membaringkan tubuhnya di kasur itu terlihat. Suasana kamar sudah menjadi gelap gulita setelah Saoda meniup sumbu lilin buatan dan meletakkannya di atas meja kayu.

Raina menelan salivanya. Apakah yang ia lakukan ini sudah benar atau yang ia lakukan ini salah?

Raina mengatur nafasnya yang tak beraturan itu. Ia menjauhkan wajahnya dari dinding dan memeluk lututnya yang terasa ngilu karena takut.

Suara burung-burung hantu terdengar hinggap dan berterbangan dari pohon ke atap rumah membuat Raina sesekali tersentak karena terkejut. Raina menutup mulutnya cepat dengan tangan kanannya berusaha untuk tidak bersuara.

Suara gesekan bambu yang tumbuh di pinggir hutan terdengar di kesunyian malam. Suara anjing yang berkelahi ikut bersahutan di luar sana membuat Raina sesekali menoleh ke arah jendela kamarnya yang tertutup rapat.

Di dalam kamar ini tak ada cahaya yang menjadi penerang bagi Raina yang kini masih mencoba untuk menahan rasa kantuknya. Kali ini ia tak boleh tidur, ia harus menahan kelopak matanya yang nyaris tertutup karena kantuk.

Episodes
1 1. Datangnya Parakang
2 2. Datangnya Parakang part 2
3 3. Raina
4 4. Terulang Kembali
5 5. Mencaritahu
6 6. Rencana
7 7. Lalai
8 8. Bukan Parakang?
9 9. Curiga
10 10. Kembali Mencaritahu
11 11. Kemana Perginya Dia?
12 12. Dia Parakang
13 13. Kembali
14 14. Buka Pintu!
15 15. Luka
16 16. Kematian Puang Bakri
17 17. Pertanyaan
18 18. Ayam Hitam
19 19. Mengikuti
20 20. Desa Sebelah
21 21. Erni
22 22. Pulang
23 23. Keputusan
24 24. Bantu
25 25. Dia Datang
26 26. Tolong!!!
27 27. Erni Atau Saoda
28 28. Membujuk
29 29. Kedatangan Puang Edi
30 30. Keluar!
31 31. Perdebatan
32 32. Pertanyaan.
33 33. Masuk!!!
34 34. Menemukan
35 35. Lari!!!
36 36. Mencoba Menyelamatkan
37 37. Rintangan
38 38. Tengah Hutan
39 39. Teriakan
40 40. Sadar
41 41. Tali
42 42. Sapu Lidi
43 43. Pukulan
44 44. Bakar Raina?
45 45. Pergi!!!
46 46. Kisah Lalu
47 47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48 48. Makan Malam
49 49. Rembulan Malam
50 50. Parakang Kisah Nyata
51 51. Pulang
52 52. Apakah Parakang Itu Ada?
53 53. Kelahiran
54 54. Keong Tumis
55 55. Makan bersama.
56 56. Kematian Bayi Ria
57 57. Fitnah
58 58. Lemparan
59 59. Perkelahian
60 60. Lemparan Batu
61 61. Bakar
62 62. Pedih
63 63. Balas Dendam
64 64. Bunga Kamboja
65 65. Pulang Ke Rumah
66 66. Kehidupan Baru
67 67. Sarung
68 68. Tidur Di Dalam kesunyian
69 69. Mencuci Pakaian
70 70. Saoda Yang Melakukannya?
71 71. Saoda Yang Melakukannya
72 72. Saoda Yang Berubah
73 73. Nama Kerbau
74 74. Pulang
75 75. Kembali Bermimpi
76 76. Melihat Pelaku
77 77. Pinsan
78 78. Sebuah Rasa
79 79. Gadis yang Tuo suka
80 80. Pernikahan
81 81. Hari Yang Baik
82 82. Nyaris Ketahuan
83 83. Susana Yang Begitu Indah
84 84. Kasih Sayang
85 86. Bahri
86 87. Kotor
87 88. Kemana Saoda?
88 89. Kembali
89 90. Bingung
90 91. Tergiang Kejadian
91 92. Mimpi Yang Menyatu
92 93. Menenangkan Diri
93 94. Pernikahan Bahri
94 95. Tawaran
95 96. Tuo Ternyata....
96 97. Kabar Mengenai Parakang
97 98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98 99. Penjelasan Tuo
99 100. Mual
100 101. Mangga Muda
101 102. Malam Jumat
102 103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103 104. Kejaran Anjing
104 105. Hutan Belantara
105 106. Jalan Dan Puang Banga
106 107. Membatalkan
107 108. Pulang
108 109. Alasan Saoda
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Datangnya Parakang
2
2. Datangnya Parakang part 2
3
3. Raina
4
4. Terulang Kembali
5
5. Mencaritahu
6
6. Rencana
7
7. Lalai
8
8. Bukan Parakang?
9
9. Curiga
10
10. Kembali Mencaritahu
11
11. Kemana Perginya Dia?
12
12. Dia Parakang
13
13. Kembali
14
14. Buka Pintu!
15
15. Luka
16
16. Kematian Puang Bakri
17
17. Pertanyaan
18
18. Ayam Hitam
19
19. Mengikuti
20
20. Desa Sebelah
21
21. Erni
22
22. Pulang
23
23. Keputusan
24
24. Bantu
25
25. Dia Datang
26
26. Tolong!!!
27
27. Erni Atau Saoda
28
28. Membujuk
29
29. Kedatangan Puang Edi
30
30. Keluar!
31
31. Perdebatan
32
32. Pertanyaan.
33
33. Masuk!!!
34
34. Menemukan
35
35. Lari!!!
36
36. Mencoba Menyelamatkan
37
37. Rintangan
38
38. Tengah Hutan
39
39. Teriakan
40
40. Sadar
41
41. Tali
42
42. Sapu Lidi
43
43. Pukulan
44
44. Bakar Raina?
45
45. Pergi!!!
46
46. Kisah Lalu
47
47. Anak Laki-laki Yang Menyebalkan
48
48. Makan Malam
49
49. Rembulan Malam
50
50. Parakang Kisah Nyata
51
51. Pulang
52
52. Apakah Parakang Itu Ada?
53
53. Kelahiran
54
54. Keong Tumis
55
55. Makan bersama.
56
56. Kematian Bayi Ria
57
57. Fitnah
58
58. Lemparan
59
59. Perkelahian
60
60. Lemparan Batu
61
61. Bakar
62
62. Pedih
63
63. Balas Dendam
64
64. Bunga Kamboja
65
65. Pulang Ke Rumah
66
66. Kehidupan Baru
67
67. Sarung
68
68. Tidur Di Dalam kesunyian
69
69. Mencuci Pakaian
70
70. Saoda Yang Melakukannya?
71
71. Saoda Yang Melakukannya
72
72. Saoda Yang Berubah
73
73. Nama Kerbau
74
74. Pulang
75
75. Kembali Bermimpi
76
76. Melihat Pelaku
77
77. Pinsan
78
78. Sebuah Rasa
79
79. Gadis yang Tuo suka
80
80. Pernikahan
81
81. Hari Yang Baik
82
82. Nyaris Ketahuan
83
83. Susana Yang Begitu Indah
84
84. Kasih Sayang
85
86. Bahri
86
87. Kotor
87
88. Kemana Saoda?
88
89. Kembali
89
90. Bingung
90
91. Tergiang Kejadian
91
92. Mimpi Yang Menyatu
92
93. Menenangkan Diri
93
94. Pernikahan Bahri
94
95. Tawaran
95
96. Tuo Ternyata....
96
97. Kabar Mengenai Parakang
97
98. Bagaimana Jika Aku adalah Parakang?
98
99. Penjelasan Tuo
99
100. Mual
100
101. Mangga Muda
101
102. Malam Jumat
102
103. Jalan Menuju Rumah Puang Banga.
103
104. Kejaran Anjing
104
105. Hutan Belantara
105
106. Jalan Dan Puang Banga
106
107. Membatalkan
107
108. Pulang
108
109. Alasan Saoda
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!