...Happy Reading....
May terkejut ketika mendengar suara hentakan sepatu yang masuk ke dalam. Papan nama Rangga hampir lepas dari tangannya. Dengan cepat dia menaruh benda itu ke tempat semula.
"Kamu siapa?" terdengar suara agak keras dari belakangnya (menggunakan bahasa Inggris). May segera berbalik. Dia kembali kaget. Di depannya berdiri seorang wanita bule cantik, netra biru. Body tinggi gitar spanyol. May melihat dari atas hingga ke bawah. Rambut panjang coklat bergelombang tanpa di ikat, blouse putih pendek mempunyai pita hitam pada kerah, di padukan dengan rok pendek hitam sebatas paha, sepatu high heels hak tinggi berwarna merah. May melihat name Tag nya Clara, sekretaris. May fokus pada pakaiannya yang kecil dan ketat seperti kekurangan bahan. Juga make-upnya yang menor.
"Dia sekertaris perusahaan ini?" batinnya. "Penampilannya kok Seksi begini? Kenapa perusahaan mempekerjakan wanita seperti ini sebagai sekertaris?" batin May kembali. May tahu betul seorang sekretaris harus mempunyai penampilan dan juga kepribadian yang baik. Karena seorang sekretaris bukan hanya otak perusahaan tapi juga wajah perusahaan yang harus memberikan citra dan kesan baik lewat penampilan dan kepribadiannya. Tapi wanita ini?
"Apa mungkin karena ini negara barat ya? Jadi penampilannya bisa seksi dan terbuka seperti ini?" batinnya lagi.
"Aku bertanya padamu, kenapa hanya bengong? Apa kamu bisu?" sentak perempuan itu lagi.
May gugup.
"Kamu siapa? Sedang apa kamu di ruang ini? Dan apa yang kamu lakukan di meja kerja pimpinan?" tanya wanita itu lagi masih dengan nada tinggi, tatapan tajam pada May. Dia mendekati May yang masih diam mematung di tempatnya.
"Kamu tidak dengar aku bertanya?" sentak Clara lebih keras.
"Saya... May, May Wulandari. Saya OB yang bertugas membersihkan ruang kerja pimpinan. Saya baru masuk pagi ini menggantikan OB sebelumnya yang telah berhenti bekerja." kata May segera dengan gugup.
Wajah Clara mengernyit"OB?"
"Iya buk." jawab May lagi.
"Wanita ini bukan hanya buruk pada penampilannya, kasar dalam berkata, tapi juga bodoh. Masa aku memakai seragam OB begini masih di tanya siapa dan sedang apa?" batin May kesal karena di teriaki. Sungguh tidak punya etika dalam bertutur kata.
Sementara Clara."Kenapa aku tidak tahu kalau ada OB baru masuk hari ini? Dan kenapa seragam yang dia kenakan lain dari karyawan yang lain?" batinnya menatap menyelidik pada May.
Dia sengaja membuat OB yang lama berhenti bekerja karena akan di ganti dengan OB pilihannya yang merupakan sepupunya.
"Ini pasti kerjaan Haris." batinnya kesal.
Tapi kemudian dia tersadar dengan sesuatu. Yaitu pengucapan bahasa Inggris May yang kaku. Dia kembali melihat tajam pada May.
"Kamu berasal dari mana?" tanyanya.
"Saya dari Indonesia, kota Bandung." jawab May.
"Sudah kuduga." batin Clara.
"Terus siapa yang memperkerjakan mu menjadi OB di ruang kerja pimpinan?" tanyanya lagi.
"Kepala HRD, pak Haris." jawab May.
"Sudah ku duga. Ini kerjaan Haris." batin Clara lagi. Semakin kesal.
"Cepat bekerja, jangan hanya melamun. Ingat, jangan memindahkan barang barang dari tempatnya. Bekerjalah dengan baik dan jangan melakukan kesalahan. Kalau tidak, aku akan memecat mu." kata Clara ketus menatap tajam dan sinis. Lalu segera keluar dari ruang itu.
"Judes amat! Memangnya perusahaan ini milikmu hingga mau memecat orang semau mu?" cibir May ketus dengan bibir monyong menatap daun pintu yang tertutup. Dia tidak menyangka sekretaris dari pimpinan perusahaan ini galak dan kasar. Seandainya bekerja di perusahaan papa dan kakeknya, sekretaris model Clara pasti sudah di tendang dari perusahaan. Ah....dia sedih lagi teringat kedua pria yang sangat menyayanginya itu. Rindu yang kini di rasakan begitu menyesakkan dadanya.
May teringat kembali pada tugasnya. Dia melihat pada papan nama Rangga, meraihnya kembali dan di bawah lebih dekat ke wajahnya.
"Oke pak bos, aku akan segera membersihkan dan merapikan ruangan mu. Jangan datang dulu sebelum aku membuat tempat mu bersih." Lalu meletakkan benda itu ke tempat semula.
May memulai pekerjaannya dengan membersihkan dan merapikan meja, kursi, komputer dan perlengkapan lainnya. Juga barang dan benda yang berada di ruang itu. Lalu menyapu dan mengepel lantai. Terakhir membersihkan toilet dan kamar mandi. May bekerja sebisa mungkin dengan mengingat dan membayangkan bagaimana para pelayan di rumah bekerja sesuai fungsi masing-masing. Setelah sejam lebih berlalu, akhirnya pekerjaannya selesai. May keluar dari ruang itu sambil mendorong peralatan kebersihan dengan lemas. Dia segera meluruskan tubuhnya dengan berbaring di sofa setelah sebelumnya melap keringat di wajah dan tubuhnya. Tangan dan kakinya terasa keram karena bergerak tak henti selama berjam-jam. Untuk pertama kalinya dia bekerja sebagai pelayan. Seluruh tubuhnya terasa pegal dan sakit. Tubuhnya lemas, apalagi dia belum sarapan. May merasa lapar dan gemetaran. Perlahan dia merebahkan diri di sofa. Baru juga semenit mengistirahatkan raga, terdengar bunyi di samping sofa. Bunyi suara telepon.
May kaget. Dia tidak tahu kalau ada benda itu di ruang ini. May segera mengangkatnya.
"Kembali kau ke ruang pimpinan. Cepat." suara keras terdengar dari seberang. Suara Clara.
"Ya ampun, bisakah bicara pelan dan lembut? Telinga ku sakit dan lama lama bisa budeg. Kasar amat sih." gerutu May kesal.
Meski kesal May segera bangun dan keluar dari ruang itu. Melangkah cepat ke ruang CEO dan masuk. Di dapatnya Clara berdiri angkuh dengan wajah garang.
"Ada apa buk?" tanya May sopan.
"Kamu niat gak kerja disini?" Clara balik bertanya dengan ketus, tatapan tajam.
"Tentu saja buk." kata May dengan bingung akan pertanyaan itu.
"Kau yakin sudah membersihkan ruangan ini dengan baik?"
"I iya buk, saya sudah bersihkan!" kata May dengan wajah mengernyit tidak mengerti kenapa wanita ini bertanya seperti itu.
"Lalu apa ini?" Clara mengambil sebuah buku di rak."Buka mata mu dan lihat ini...." membawa benda itu tepat di depan mata May. Mencolek benda itu sehingga debu menempel di jari telunjuknya.
"Apa ini yang kamu katakan sudah bersih?" suara di tekan, tatapan semakin tajam di depan mata May.
"Kamu kerjanya gak becus." sentaknya tiba tiba sambil menarik lengan kanan May kuat.
May kaget. Jantungnya seketika berdebar, rasa takut menyeruak. Wanita ini bukan hanya kasar, tapi juga menakutkan baginya. Tatapan sinis dan sangat tajam ingin sekali menelannya bulat-bulat. Terlihat dari rahangnya yang mengeras dan menegang.
Mata May menuju pada jari Clara. Di lihatnya memang ada debu menempel. Tapi seingatnya dia sudah membersihkan semua benda di ruang ini termasuk buku buku dan rak. Kenapa bisa ada debu menempel? Dia memang tidak pernah bekerja di rumah, tapi dia selalu tanggung jawab jika melakukan sesuatu yang di amanah kan ke padanya.
"Tapi buk, saya sudah__!"
"Jangan banyak bicara dan membuat alasan untuk menutupi kesalahan mu__!" potong Clara cepat dengan suara keras. May kembali terkejut. Nafas wanita itu sangat terasa menerpa kuat di wajahnya saat meneriakinya.
Dia hampir jatuh ketika Clara melepas cekalan di lengannya dengan kasar dan mendorong kebelakang.
"Ini peringatan terakhir untuk mu. Jika kamu tidak becus bekerja dan membuat kesalahan, maka kau di pecat!" Kata Clara dengan tatapan tajam mengancam.
"Cepat bersihkan kembali buku buku itu dan setiap sudut yang kau lewatkan dalam waktu 15 menit." katanya agak keras. Lalu segera melenggang keluar dari ruang itu.
Tubuh May lemah seketika, dia membuang nafas kuat. Dia melihat ke dua tangannya yang gemetar. Wanita itu benar benar menakutkan. Dia yang tidak pernah mendapat kan perlakuan kasar sejak kecil.
15 menit, May teringat waktu yang di berikan untuk membersihkan kembali ruang ini dalam waktu 15 menit. Dengan cepat May keluar mengambil alat alat kebersihan. Membersihkan kembali apa yang telah di bersihkan. Tapi kenapa kotor kembali? batin May bingung, heran.
Jawabannya karena ulah Clara. Untuk membuat May berhenti dari pekerjaannya. Sama seperti yang di lakukan pada OB OB sebelumnya yang selalu di tekan dengan alasan bekerja tidak becus dan membuat kesalahan. Tidak mampu bertahan hingga akhirnya memilih berhenti kerja.
Terus bagaimana dengan May? Apakah dia mampu bertahan menghadapi sikap kasar dan arogansi Clara yang sombong dan angkuh? Sementara dia adalah pribadi yang sejak tumbuh dalam rahim Khanza hanya mendapatkan curahan cinta dan kasih sayang tiada tara, perlakuan yang lembut, penjagaan dan perlindungan di setiap langkah dan helaan nafasnya.
Ikuti terus ya dan tolong dukungannya 😘
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Syhr Syhr
mudah-mudahan kamu bisa May 💪💪
2022-10-22
0
Fenti
jangan heran may 😁
2022-08-24
0
Lenkzher Thea
Rupanya may orang bandung, ko aku gak kenal sih May, hehee..
2022-07-10
0