...Happy Reading...
Dengan menggunakan taksi May menuju apartemennya. Dia melihat waktu menunjukkan pukul 07.30. May mengeluh saat hendak mengganti pakaian. Pakaian itu lagi. Seandainya uangnya tidak hilang, saat ini dia pasti memakai pakaian baru.
Tok....Tok....Tok.....
Terdengar ketukan di pintu. May segera mendekat pintu dan membukanya. Di lihatnya Pak satpam penjaga apartemen ini. Seumuran papa nya.
"Nona May Wulandari?" tanya pak satpam.
"Iya pak, benar. Ada apa ya?"
"Ini ada titipan untuk Nona." menyerahkan tiga paper bag berukuran besar.
May melihat benda itu"Untuk saya?" menunjuk dirinya.
"Iya.....!"
"Tapi saya merasa tidak memesan apa pun!" kata May bingung.
"Ini titipan dari seseorang untuk nona."
"Dari siapa?" tanya May dengan dahi mengerut.
"Saya tidak tahu. Kurir yang membawanya dan meminta saya untuk mengantarkan pada Nona. Barang ini di antar semalam selepas magrib. Hanya saja nona tidak pulang. Jadi kurir menitipkan di kantor kami." kata satpam menjelaskan.
"Ini Non, silahkan di ambil," katanya tersenyum.
Dengan bingung May segera menerima barang itu sambil mengucap terima kasih. Pak satpam segera pamit. May kembali masuk dan menutup pintu. Dia membawa ke tiga paper itu ke tempat tidur. Terus membukanya"Apa ini?" gumamnya.
Paper bag pertama berisi 4 pasang sepatu berwarna hitam dan putih dengan model berbeda. Dia membuka paper bag ke-dua berisi pakaian rumah dan paper bag ke tiga berisi pakaian keluar. Barang barang ini membuat May melongo. Kualitas terbaik dan Harga fantastis. May tahu semuanya barang branded meski tak ada harganya.
Dahi May semakin mengerut menatap semuanya. Ada kertas kecil yang bertuliskan untuk May Wulandari Penghuni apartemen Unit......sudah pasti untuk dirinya.
"Siapa yang mengirim semua ini? Apa om baik?" batin May.
"Tapi gak mungkin dia yang ngirim. Karena tadi dia tidak mengatakan tentang barang ini padaku!" gumamnya lagi.
May tidak mau berpikir dan mencari tahu lagi karena waktu terus berjalan dan dia harus segera pergi bekerja.
Meski bingung dan ragu, May memakai pakaian dan sepatu baru. Akhirnya dia bisa berganti pakaian. Mungkin Allah mengirimkannya untuknya sebagai ganti uangnya yang hilang. Karena Allah lebih tahu dia butuh pakaian untuk kerja. Memang Allah maha baik. Puji May penuh rasa syukur.
Dengan menggunakan bus, May menuju perusahaan untuk menghemat uang. Perjalanan yang memutar arah karena kemacetan yang panjang, membuat May melihat perusahaan ayahnya, K' Company dan juga perusahaan kakeknya RA Group di tempat yang berbeda. May tersenyum melihat kedua gedung tinggi pencakar langit itu.
"Apa kakek masih berada di sini?" batinnya teringat saat tak sengaja melihat Rafa di restoran. Dan juga datang dalam mimpinya tadi subuh.
Bus terus melaju dan berhenti saat May membunyikan tanda. May segera turun. Melangkah pelan pelan menuju pintu masuk. Penjaga keamanan menyapanya dengan sopan. May melihat jam tangannya"Sangat terlambat." batinnya. Sudah pasti dia akan kena marah. "Semoga saja sekretaris menjengkelkan itu belum datang." gumamnya sangat berharap.
Tiba di lantai atas, May segera menuju ruang ganti. Dia membuka loker. Wajahnya berubah cerah melihat amplop coklat berisi uang miliknya. Tergeletak di atas seragamnya."Ini kan uangku yang semalam hilang. Kenapa bisa ada di sini?" gumamnya.
Dia membuka benda tersebut, dan menghitung jumlahnya, tak berkurang. May tersenyum.
""Ya Allah, terimakasih!" melihat dan membolak-balik benda itu dan juga melihat dalaman.
"Mungkin yang mengambil telah mengembalikannya karena takut dosa? Atau dia hanya meminjamnya sebentar?"
Entah apa alasannya uang itu di ambil dan di kembalikan, May sangat senang uangnya telah kembali. Dia segera memakai seragam OB, menyimpan uang tersebut dan mengunci lokernya. Berharap tak ada lagi yang mencuri uangnya.
May mendorong peralatan bersih bersih menuju ruang CEO. Dia sangat lega tak melihat Clara di meja kerja. Mungkin wanita itu belum datang. Padahal ini sudah masuk 08.30. Pegawai lain sudah berdatangan. Cleaning servis dan OB lainnya sementara mengerjakan pekerjaan masing-masing. Dan Pimpinan? Apakah dia akan masuk kerja hari ini setelah kemarin batal datang? batinnya.
"May, kau baru datang ya?" suara dari arah samping menyapanya.
May menoleh, di lihatnya Yeni. Dengan alat pembersih kaca di tangan.
"Iya mbak. Bus yang aku tumpangi terjebak macet. Makanya aku terlambat." kata May.
Yeni mendekat"Kenapa jalan mu pincang begitu?" tanyanya lagi yang melihat jalan May tertatih.
"Semalam aku terpeleset, kakiku terkilir." kata May dengan seulas senyum.
"Terus kenapa masuk kerja? Seharusnya kamu minta izin dan istirahat."
"Gak apa-apa mbak, gak parah kok. Ini juga sudah baikan. Aku masih bisa bekerja dan berjalan dengan baik."
"Kalau sakit, jangan di paksakan!"Kata Yeni.
May mengangguk. Dia bersyukur ada juga yang peduli dan perhatian padanya di kantor ini.
"Oh ya aku dengar pimpinan akan masuk hari ini. Kamu harus segera bersihkan ruangannya sebelum dia datang." kata Yeni.
"Ohhh....gitu ya mbak? Terimakasih atas informasinya. Aku pergi dulu." kata May sedikit terkejut. Dia lega pimpinan belum datang. Dia segera pergi dengan buru buru. Masuk ke ruang kerja Rangga. Melihat sejenak nama pimpinannya itu. Setelah itu berdoa di dalam hati agar di kuatkan, dimudahkan dalam bekerja dan juga tidak mendapat masalah seperti kemarin. Selanjutnya dia mulai bekerja. Di mulai membersihkan kaca, meja kursi, meja kursi kerja Rangga, membersihkan karpet, kamar mandi dan toilet, menyapu dan mengepel. Tak lupa menyiram bunga mawar putih yang berada di atas meja kerja. Terus meletakkan pengharum ruangan. Semua barang dan benda tak luput dari kain lapnya, kecuali satu yang tidak di sentuh, yaitu papan nama Rangga. Semuanya di lakukan dengan hati hati dan pelan karena jalannya yang belum sempurna. Bahkan beberapa kali dia masih meringis sakit. Dia lega karena bisa menyelesaikan pekerjaannya membersihkan ruang ini sebelum pimpinan datang.
"Akhirnya selesai juga. Ruangan bersih dan kinclong! Selamat datang pak Presdir. Semoga kau tidak kecewa dengan pekerjaan ku." kata May tersenyum melihat nama Rangga.
Sekarang waktunya membersihkan lantai bagian luar.
Saat keluar dari ruang kerja, bertepatan dengan datangnya Clara. Wanita itu tampak menggunakan kursi roda yang di dorong oleh seseorang dari belakang."Kenapa dia menggunakan kursi roda?" batin May."Dan ada apa dengan kakinya?" melihat kaki Clara yang di perban dan menggunakan gips.
Wanita itu menatap tak suka kepadanya. Wajahnya seakan mau jatuh ke lantai. May bingung kenapa Clara tidak menyukainya.
"Selamat pagi buk." sapa May sopan. Lalu segera mendorong peralatan kebersihan.
Sementara Clara tak berkedip melihatnya. Melihat May yang tampak baik-baik saja. Seharusnya saat ini May berada di rumah sakit atau mungkin sudah mati akibat terpeleset dan jatuh dari tangga sesuai rencananya. Tapi kenapa gadis ini baik baik saja? Masuk kantor dan bekerja dengan tubuh yang sehat.
"Selamat pagi buk." sapa May sopan. Selanjutnya mulai menyapu sebelum mengepel.
"Kamu sudah bersihkan ruang kerja pimpinan?" terdengar suara Clara.
May mengehentikan pekerjaannya."Sudah buk." jawabnya sopan.
"Awas jika pekerjaan mu tidak becus lagi!" kata Clara dengan tatapan tajam. Dia segera menuju ruang kerja Rangga.
May diam, menatap kesal, lalu melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa saat kemudian Clara datang.
"Kau, buatkan minuman untuk buk Rachel!"
"Tapi buk, pekerjaanku belum selesai. Bukankah Ibu Rachel punya asisten sendiri?" kata May mencoba menolak. Karena tugasnya hanya membersihkan ruang kerja pimpinan dan juga membersihkan lantai atas.
Kenapa dia harus melayani kebutuhan Wakil direktur? Bukannya May menolak perintah itu, tapi pekerjaannya juga belum selesai.
"Halah, banyak bicara kamu. Berani kamu menjawab perintah ku? Dengar ya, pekerjaan OB dan cleaning servis tidak hanya mencakup bagiannya saja, tapi juga semua pekerjaan yang di perintah atasan." Clara emosi mendengar kata-katanya."Cepat pergi buatkan kopi untuk buk Rachel." katanya dengan suara meninggi.
"Baik Bu." kata May mengalah. Tidak mau mencari masalah. Melihat wajah garang wanita itu. Dia segera berbalik dan melangkah.
"Heh tunggu....!" sentak Clara tiba tiba.
May kembali berbalik"Ada apa lagi sih?" gerutu May dalam hati. Wanita ini selalu meneriakinya.
Clara memperhatikan May. Pakaian May menjadi perhatiannya, yang terbungkus oleh seragam OB. Terus beralih ke sepatu May. Pakaian dan sepatu itu adalah barang barang yang di pesannya kemarin di toko ternama khusus pelanggan kelas atas. Dia membeli atas perintah pimpinannya, Rangga. Dan barang itu sama dengan yang di kenakan May. "Kenapa pakaian dan sepatunya itu bisa sama dengan yang ku pesan? Apa pak Rangga memesannya untuk gadis ini?" batinnya. Mungkinkah pimpinan dan gadis ini saling kenal dan punya hubungan? Apa mereka kerabat? atau keluarga? berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalanya.
Tidak mungkin OB rendah yang sangat butuh pekerjaan dan susah seperti itu mampu membeli barang barang mewah tersebut.
"Maaf Bu, ada lagi yang anda butuhkan?" suara May membuyarkan lamunannya.
Clara kembali melihatnya."Kau OB baru di tempat ini dan bekerja di ruang kerja pimpinan. Apa kau sudah tahu siapa pimpinan kita?" kata Clara menebak apa May dan Rangga saling mengenal. Bisa saja mereka saling mengenal, karena May adalah OB rekomendasi dari Haris. Haris pasti sudah mengenalkan mereka. Padahal Clara tidak tahu, justru Rangga yang memasukkan May sebagai OB di ruang kerjanya.
"Aku hanya tahu namanya, pak Rangga Dionel Alkas. Aku belum melihat wajahnya." kata May.
"Kau belum tahu sama sekali pimpinan kita?"
"Tidak buk, aku kan baru kerja kemarin. Dan pimpinan juga tidak masuk kerja kemarin. Tantu saja aku belum pernah melihat wajahnya." kata May lagi. Dia merasa heran kenapa Clara bertanya begitu. Apa CEO perusahaan ini seorang pemimpin yang Diktator dan mempunyai sikap otoriter? May jadi takut membayangkan jika itu memang benar. Dan jika itu memang benar, dia akan mengundurkan diri. Menghadapi Clara yang menjengkelkan dan Rachel yang arogan saja dia tidak mampu. Bagiamana menghadapi Pimpinan yang memiliki temperamen buruk seperti itu?
"Maaf bu, apa pimpinan orang yang Diktator?" tanya May pelan. Dia ingin memastikan hal itu.
Clara tersenyum sinis."Tentu saja. Dia juga suka semena mena dan kasar pada setiap karyawan. Kesalahan sedikit bisa membuat mu bukan hanya di pecat tapi juga dihukum. Semua orang di sini mengikuti aturannya yang ketat! Jadi ku ingatkan pada mu, jangan membuat kesalahan sekecil apapun! Banyak OB sebelumnya yang berhenti kerja karena tidak tahan dengan sikapnya. Sebaiknya kau mulai berpikir untuk tetap bekerja di sini atau pergi dengan surat pengunduran diri!" katanya menakuti nakuti.
Wajah May meringis dan tubuh merinding mendengarnya. Dia sering mendengar ada pemimpin perusahaan seperti itu.
Clara kembali tersenyum menyeringai.
"Jangan hanya Bengong saja, Cepat pergi, siapkan apa yang ku perintahkan!" kata Clara kasar.
"I- iya bu.....!" kata May kaget dan gugup. Dia segera berbalik dan melangkah menuju lift karyawan dengan tertatih.
"Semoga saja dia terpengaruh dengan ucapan ku dan segera angkat kaki dari sini!" gumam Clara sinis menatap punggung May.
...Bersambung....
Terimakasih bagi yang sudah mampir 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lenkzher Thea
Sakit di kaki May, semua itu rencana busuk clara, lalu rencana busuk apalagi yang lagi clara pikirkan
2022-07-21
0
Elisabeth Ratna Susanti
hadir 😍
2022-07-11
0
Sity Maryam Pauweni
dari rangga
2022-06-26
0