...Happy Reading....
Setelah subuh May segera bersiap-siap untuk pergi bekerja. Mengingat pekerjaannya bersih bersih ruang kerja CEO alias pimpinan perusahaan, jadi harus datang lebih awal dari karyawan lain. Saat hendak memakai sepatu, telinganya mendengar suara ketukan pintu yang berulang. May segera melangkah mendekati pintu, lalu membukanya. Tapi tidak melihat ada orang di luar.
"Siapa yang ngetuk? Atau aku salah dengar ya?" gumamnya dengan dahi mengerut. Tak sengaja melihat ke bawah, dia melihat sebuah buket bunga di bawah sana, tepat di dekat kakinya. Wajah May mengernyit melihat benda itu. Dia celingukan ke kiri kanan untuk mencari tahu siapa yang meletakkan buket bunga ini. Tak ada siapapun yang di lihatnya. May menurunkan tubuh dan meraih sekuntum bunga mawar pink indah. May menciumnya sesaat, wangi. Dia melihat sebuah kertas kecil yang bertuliskan kata kata motivasi.
"Selamat bekerja, Semangat, Semoga Sukses. Semoga Harimu Indah dan Menyenangkan"
May tersenyum membaca ucapan itu. Kata kata yang semakin menambah semangatnya untuk bekerja. Sepertinya buket bunga ini memang untuknya karena berisi tentang motivasi kerja. Tapi siapa yang memberikan ini? Sementara dia tidak punya teman di apartemen ini. Yang tahu dia mendapat perkejaan dan mulai bekerja hari ini hanyalah Om baik itu. Karena hanya pada Rangga dia berbagi kebahagiaan. Tapi tidak mungkin pria dingin, irit bicara, mahal suara itu yang mengirimkan bunga ini. May merasa aneh dan bingung. Kemarin juga dia mendapat kejutan yang membuatnya senang. Saat hendak membayar tagihan makanan, kata manager cafe, tempat mereka lagi mengadakan promo makan gratis tak perlu bayar. May kaget sekaligus senang. Dan pagi ini dia kembali mendapatkan kejutan yang menyenangkan. May semakin bersemangat untuk bekerja. Entah siapa yang mengirim bunga ini, May sangat berterimakasih. Dia merasa tidak sendirian di negara ini. Ada orang yang perhatian padanya secara diam-diam. Tapi dia berharap itu bukan orang orang papanya, kakek dan paman pamannya. Karena dia belum ingin pulang ke tanah air sebelum bertemu dengan pria yang di carinya, RAD.
May masuk ke dalam dan menutup pintu. Dia kembali mencium bunga mawar itu dengan senyuman.
"Siapa pun yang telah mengirim bunga ini dan juga memberi motivasi kepada ku, aku ucapkan terimakasih. Semoga juga harimu menyenangkan." kata May sembari menatap buket bunga itu.
Sebuah wajah tampan tersenyum mendengar ucapannya itu.
Jam tujuh May tiba di perusahaan. Dia melangkah dengan penuh percaya diri setelah mendapat ucapan motivasi entah dari siapa lewat buket bunga itu. Dia menyapa satpam dan penjaga keamanan lainnya. Sala seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis menyapanya dengan sopan. Padahal kemarin mereka menatap mencemooh dirinya karena mengira meminta sumbangan.
"Apakah Anda yang bernama May Wulandari?" tanya sang resepsionis.
"Iya...!" jawab May tersenyum. Senyum paksa di buat.
"Pak Haris menitipkan ini untuk Anda. Anda di minta menghadap beliau di Bagian HRD." kata wanita itu. Bernama Susi dari name tag yang di kenakan. Dia menyerahkan nametag dan seragam kerja May. May segera menerimanya.
"Terimakasih, permisi." kata May.
"Anda bisa menggunakan lift khusus." kata Susi melihat May berdiri di depan pintu lift karyawan.
Wajah May mengernyit.
"Bukannya lift khusus hanya untuk pimpinan dan para eksekutif? Kenapa saya harus menggunakannya?" tanyanya.
"Anda adalah OB yang bertugas di ruang kerja pimpinan, jadi di perbolehkan naik lift khusus untuk mempermudah pekerjaan Anda." Susi menjelaskan.
May mengerti. Enak juga jadi OB CEO. batinnya. Apa seperti ini juga di perusahaan kakek dan ayahnya?
"Terimakasih atas penjelasannya, saya ke atas dulu." katanya. Lalu melangkah menuju lift khusus dan masuk. Setelah sampai di atas, dia langsung menemui Haris.
"Kamu sudah membaca buku panduan yang saya berikan?" tanya Haris memperhatikan penampilan May.
"Sudah pak." kata May. Karena membaca buku panduan itu membuatnya begadang semalaman. Banyak hal yang di pelajari dari buku panduan mengenai pekerjaan OB serta peraturan perusahaan.
"Mari saya antar ke ruang pimpinan. Karena kamu harus lebih dulu membersihkan ruangannya sebelum beliau datang." kata Haris lagi.
"Baik pak." May mengangguk.
Mereka segera naik lift ke lantai atas, di mana terdapat ruang kerja pimpinan. May melihat ada beberapa OB sama profesi dengan dirinya tampak bekerja. Tatapan mata mereka terlihat sinis dan tajam melirik padanya. Seakan tak suka pada dirinya.
"Kenapa mereka melihat ku seperti itu?" batin May tak mengerti. Meski mata mereka melakukan dosa padanya, tak mengurangi kecekatan mereka bekerja.
May merasa ragu, apakah dia bisa bekerja seperti itu? Bagaimana jika dia melakukan kesalahan di hari pertama, terus di pecat? Ah tidak, aku harus bisa, aku pasti bisa seperti mereka. Aku akan berusaha dan bekerja keras agar bisa seperti mereka.
"Ini ruang CEO." kata Haris begitu sampai di depan pintu CEO. May kaget. Dia kelabakan dan tersadar dari lamunannya.
"Ingat, tugasmu hanya mengatur dan membersihkan. Jangan memindahkan barang barang dari tempatnya." kata Haris.
"Baik pak. Saya mengerti."
"Kamu tidak usah pusing dengan tatapan mata para karyawan. Kamu fokus bekerja saja." kata Haris lagi.
May mengernyit, ternyata Haris tahu tentang tatapan mata sinis para OB itu.
"Ruang istirahat karyawan ada di lantai 53. Tapi untuk tempat istirahat OB pimpinan berada di sudut sana. Kamu sewaktu waktu bisa di panggil untuk melaksanakan tugasmu. Kadang juga kamu akan menggantikan tugas sekretaris jika sekretaris ada pekerjaan di luar." jelas Haris.
Wajah May mengernyit."Menggantikan tugas sekretaris? Maksud bapak?"
"Seperti membuat kopi dan menyiapkan makanan pimpinan jika di minta."
"Oh.....baik pak." kata May mengerti.
"Selamat bekerja." Haris segera pamit.
May menuju ruang untuk tempatnya istirahat sekaligus berganti pakaian.
May memperhatikan ruang itu. Ada loker baju, sofa tunggal panjang, selain untuk duduk bisa juga di pakai untuk berbaring. Ada toilet dan ruang kecil untuk alat alat kebersihan.
May tak mau membuang waktu, dia harus bekerja sebelum pimpinan datang. May segera mengganti pakaiannya dengan seragam OB lalu mendorong troli yang berisi alat alat kebersihan menuju ruang CEO. Perlahan May membuka pintu dan masuk, kemudian menutup pintu kembali.
Begitu berbalik yang pertama di lihat May adalah papan nama CEO yang bertuliskan Rangga Dionel Alkas, tergeletak di meja kerja.
"Rangga_Dionel_Alkas," ucap May membaca setiap kata nama yang tertera pada papan nama itu. Jadi nama pimpinan perusahaan ini Rangga Dionel Alkas, batinnya.
Perlahan May mendekati meja kerja. Dia meraih papan nama tersebut. Melihat sejenak tulisan itu sambil meraba dengan lembut. Jantungnya terasa berdebar, hatinya bergetar menyentuh setiap kata dari nama itu.
"Ada apa dengan diriku? Kenapa hatiku tidak tenang begini?" gumamnya tanpa berpaling dari nama Rangga Dionel Alkas.
...Bersambung....
Para reader tersayang, juga para sahabat sesama author, jangan lupa dukung aku ya, terima kasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lenkzher Thea
Kamu pasti bisa may melakukan pekerjaan barumu itu, tetap optimis dan giaat lah bekerja.
2022-07-10
0
Elisabeth Ratna Susanti
suka 👍
2022-06-26
0
TK
🤗
2022-06-23
0