Meregang Nyawa

Eyang kakungnya Jenar menelepon temannya yang bertugas di kepolisian, "Besok, tolong temani aku ke bengkel di kampung Singgahan di rumah pojok bercat merah yang membuka bengkel mobil"

"Oke. Tapi, kenapa mengajakku? Biasanya kamu pergi ke bengkel sendirian, kan?" Sahut temannya Jaya Dwipa yang berproses sebagai polisi di bidang kriminal

"Kali ini tidak biasa. Aku mencurigai kalau pemilik bengkel itu menyembunyikan sesuatu yang tidak biasa di bengkel mobilnya" Sahut Jaya Dwipa.

"Oke. Jam berapa kamu mau ke sana?" tanya temannya Jaya Dwipa itu.

"Jam sepuluh pagi, bisa?" Tanya Jaya Dwipa.

"Oke" sahut temannya Jaya Dwipa.

"Tapi, kamu jangan memakai seragam polisi. Kamu pakai baju biasa, ya?" Pinta Jaya Dwipa.

"Oke. Aku akan baik-baik saja selama aku menuruti kamu,kan?" Sahut temannya Jaya Dwipa dan Jaya Dwipa langsung tergelak geli

Hantu anak laki-laki berwajah pucat dengan lingkaran hitam di kedua kelopak matanya itu berkata, "Kak, aku tidur di sini, ya, malam ini?"

Jenar masih memunggungi makhluk astral itu dan menyahut, "Terserah kamu. Tapi, jangan berisik! Jangan mengeluarkan suara-suara aneh!"

"Siap delapan enam, Komandan" sahut hantu anak kecil itu dan Jenar langsung tersenyum lega dan di dalam hitungan detik, Jenar jatuh ke alam mimpi.

Sementara itu, terjadi hal di luar nalar di malam itu. Di dekat patung Garuda di depan pom bensin. Sebuah mobil yang berisi suami istri dan satu putri mereka, melintasi jalan di depan pom bensin tersebut dan sang suami yang tengah mengemudikan mobilnya dikejutkan adanya seorang kakek-kakek tua berambut putih dan bungkuk, melintas di depan mobil dan tiba-tiba kakek itu menoleh ke orang yang berada di balik kemudi mobil yang melintas itu dengan seringai yang sangat menakutkan.

Orang yang berada di balik kemudi mobil yang melintas itu sontak berteriak, "Astaga!" dan saat kakek itu seolah berjalan ke moncong mobilnya, orang yang berada di balik kemudi mobil tersebut, berteriak kaget, "Astaga!" dia saat ia merasa hampir menabrak kakek tua itu. Ia refleks membanting setir mobilnya dan tanpa ia sadari, dia menekan lebih dalam gas mobilnya. Otomatis mobilnya langsung menabrak tiang beton besar yang ada di sisi bahu jalan tersebut dan seluruh isi mobil tersebut mati seketika karena benturan yang sangat keras.

Suara benturan yang cukup keras, membuat beberapa orang yang tengah mengisi bensin di pom bensin langsung berlari menyeberang jalan untuk menentukan pertolongan.

Maria memilih berbelok ke arah kanan karena, konon katanya segala yang baik ada di sisi kanan. Maria terus berlari terseok-seok dengan cepat dan tanpa arah, namun dia sempat berpikir, kalau ini adalah danau biru, berarti aku sudah berlari di sepanjang lorong selama dua jam? Karena, jarak rumah ke danau biru sekitar dua jam.

Sesekali Maria terjatuh dan kesadarannya akan bahaya mengerikan yang ada di belakangnya, membuatnya segera bangkit dan berlari lagi. Terus berlari dan terus berlari diiringi rasa takut yang luar biasa dan panik berkepanjangan, dia mengabaikan sabetan ranting dan rumput kering yang ia lewati di kakinya.

Rigel berdiri di depan pintu dan karena dia sangat memahami istrinya, dia tersenyum lebar, lalu berlari ke arah kanan dan bergumam, "kamu itu manis, tapi sangat bodoh, Maria"

Semua binatang malam, serangga, dan beberapa burung seolah mengerti bahwa wilayah mereka dimasuki oleh seorang iblis, semua binatang malam, langsung berlari menjauh saat Rigel melintasi wilayah mereka.

Ular pun bergidik ngeri jika berhadapan dengan Rigel Altair karena, Rigel Altair lebih kejam dan licik daripada ular

Rigel menghentikan laju larinya, dia menengadahkan wajahnya yang memakai topeng putih itu ke langit malam untuk menghirup aroma istrinya dan untuk mendengarkan derap kakinya Maria. Rigel kemudian menyeringai di balik topeng putihnya dan langsung berlari lurus ke depan sambil bergumam, "Dia bodoh, tapi ternyata asyik juga bermain petak umpet dengannya

Maria tersenyum senang saat ia melihat ada suara mobil, "Berarti aku udah dekat dengan jalan raya" Gumamnya. Maria mempercepat laju larinya karena, dia ingin segera sampai di jalan raya untuk meminta pertolongan kepada siapa pun yang melintas, namun ia sontak menghentikan laju larinya saat ia merasakan kaki kirinya tertusuk sesuatu Dia mengangkat kaki kirinya dan melompat-lompat hanya dengan kaki kanannya menuju ke balik pohon yang sangat besar. Maria bersandar di pohon besar itu dan mendesis, "Ssshhhhh! Sakit sekali. Apa yang menusuk telapak kakiku ya?" Maria membungkukkan badannya dan dia melihat ranting kering kecil yang cukup keras, menancap di telapak kakinya. Maria membungkam mulutnya dengan tangan kiri, menengadahkan kepalanya ke atas di saat tangan kanannya menarik ranting kering itu dari telapak kakinya. Rasa nyeri dan perih yang luar biasa langsung menyerang otaknya Maria berbarengan dengan mengucurnya darah segar dari telapak kakinya. Maria langsung merobek dress yang dia pakai untuk dia ikatkan di telapak kakinya sambil terus menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang luar biasa.

Maria kemudian berjongkok, karena untuk berlari lagi, dia sudah tidak kuat dan dia tidak mungkin berlari dengan telapak kaki yang terluka cukup parah. Maria mengusap keringat deras yang mengucur di dahi dan pelipisnya sambil bergumam lirih, "Semoga Iblis itu tidak menemukan aku dan semoga ia kembali ke rumah"

Rigel Altair berlari menuju ke keberadaannya Maria dengan tuntunan angin malam yang membawa aroma khas tubuh istrinya Rigel Altair yang sangat dihapal oleh The White Mask.

Detak jantung Maria bertambah cepat, dia mulai mendapatkan serangan sesak napas, pusing, otot menjadi tegang, dan seluruh tubuhnya gemetar. Serangan panik itu Maria dapatkan saat ia mendengar teriakan suaminya, "Kau tidak akan lolos Maria!!!!! Aku akan menemukanmu!!!!!!"

Maria ingin berlari kembali, tapi ia refleks menghentikan laju larinya dan kembali bersandar ke pohon besar saat telapak kaki kirinya berdenyut sangat hebat. Maria menutup mulutnya yang terisak menangis karena kesakitan dan ketakutan.

Maria tersentak kaget saat kilatan topeng putih yang terkena sorot cahaya bulan tiba-tiba berada tepat di depan wajahnya. Maria mengangkat kedua alisnya ke atas dan semakin deras Isak tangisnya.

Rigel yang berdiri tegap di depan istri kecilnya, menyeringai di balik topeng putihnya dan jleb! Dia menusukkan jarum suntik ke lehernya Maria dan memasukkan cairan bening di sana.

Maria menarik tangan kanannya yang dia pakai untuk membungkam mulutnya sendiri saat ia mengalami gejala berupa rasa sesak atau nyeri di dada, leher, punggung, dan lengan. Maria juga merasakan kelelahan yang luar biasa saat itu juga, kemudian dia limbung, detak jantungnya menjadi abnormal, dan alisnya terus tertarik ke atas. Maria memegang dadanya dengan melotot dan melongo di depan suaminya sementara Rigel, di balik topeng putihnya, hanya menatap dingin istrinya yang tengah meregang nyawa.

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Aih....sadis sekali.

2022-11-08

0

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

tetap mendukung kk

2022-08-24

0

Spyro

Spyro

Gila.. ampe tahan napas bacanya.. Rigel iblis sejati 😱

2022-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!