Iblis

Jenar tersentak kaget dan hampir saja terjatuh dari ranjangnya saat ia melihat sosok anak laki-ali yang menemuinya di perpustakaan sekolah kembali muncul di depannya dan tidur miring berhadapan dengannya. Jenar menghela napas panjang dan langsung memunggungi sosok pucat pasi itu.

"Kakak, kapan Kakak akan menolongku?" sosok pucat pasi itu mengeluarkan suara memilukan. Jenar masih memunggungi anak laki-laki berwajah datar dan pucat pasi itu dan menyahut, "Besok, Kakak dan Eyang kakungnya Kakak akan mendatangi rumah itu dengan seroang polisi yang menyamar. Kamu sabar aja!" Lintang lalu memejamkan matanya dengan kesal. Dia kesal bukan kepada sosok anak laki-laki itu, dia kesal akan bakat spesialnya yang semakin lama semakin membuat dirinya merasa lelah.

Rigel Altair, The White Mask, buronan nomer wahid itu, merebahkan Maria, Istrinya yang berwajah lembu dan keibuan itu di atas sofa. Rigel merapikan rambutnya Maria dan sambil terus menyeringai, dia melepas sabuknya untuk dia pakai mengikat kedua tangannya Maria. Setelah menaikan tangan Maria yang sudah terikat kencang ke atas kepalanya Maria, Rigel berjalan ke pintu yang menuju ke lorong, dia membuka lebar-lebar pintu lorong, lalu ia berjalan ke ia berjalan ke peralatan elektroniknya untuk menonaktifkan pengaman di pintu yang berada di ujung lorong.

Rigel kembali menyeringai saat ia berputar badan untuk melangkah ke sofa. Dokter bedah berwajah sangatlah tampan itu, kemudian berdiri di samping sofa untuk mengamati wanita yang sudah menjadi istrinya cukup lama.

Rigel bergumam, "Kau manis dan lembut selama ini, sayangnya kau berubah menjadi liar dan aku tidak menyukainya lagi" Rigel lalu menampar keras pipinya Maria beberapa kali sampai Maria membuka mata.

Maria tersentak kaget dan sontak bangun saat ia bersitatap dengan kedua bola mata bengisnya Rigel Altair. Rigel langsung mendorong Maria dan menindih tubuhnya Maria.

Maria membeliak kaget saat Rigel menindihnya dan saat ia merasakan kedua tangannya terikat kencang. Air mata mulai mengalir dan Maria memohon di sela-sela isak tangisnya, "Mas, aku Istrimu. Aku mencintaimu. Apa kamu tidak mencintaiku? Sadarlah Mas dan lepaskan aku!"

Rigel menatap Maria yang berada di bawah tubuhnya, lalu ia menyeringai dan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar dan dingin. Maria langsung merinding di sela-sela Isak tangisnya saat ia melihat suaminya menggelengkan kepala dan menatapnya dengan dingin Maria kembali berucap di tengah isak tangisnya,, "To.....tolong lepaskan aku, Mas! Jangan bunuh aku!" Ingat Antares! Dia pasti mencari aku dan dia masih membutuhkan aku, Mas. Ma.....maka dari itu .....lepaskan .....a....aku!"

Rigel kembali menyeringai saat Maria berita soal anak. Kata anak justru memancing gairahnya, dia langsung mencumbui istrinya dengan liar dan ganas bahkan sesekali dia menampar keras pipinya Maria saat Maria terus meronta dan menjerit pilu, memohon untuk dilepaskan dengan isak tangis yang tidak bisa dihentikan.

Beberapa kali Maria mengumpat kasar ke suaminya dan dia langsung kena tamparan di pipi dan berlanjut ke gigitan di leher.

Setelah puas memperkosa istrinya sendiri berulang-ulang kali dengan kejam dan beringas, Rigel bangun untuk menaikkan ritsleting celana kainnya sambil terus menatap istrinya yang sudah terkulai tidak berdaya. Ada darah yang mulai mengering di sudut bibir dan di sudut lubang hidung Maria yang sebelah kanan.

Rigel melepas ikatan di pergelangan tangannya Maria, lalu ia berdiri menjulang di depan Maria untuk melotot dan berkata, "Bangun dan berdirilah! Kau ingin berlari, kan? Berlarilah sejauh-jauhnya!"

Maria menangis histeris dan menatap suaminya dengan nanar, lalu berteriak lantang, "Kau binatang, Mas!!!!!! Kau kejam!!!!!!! Aku membencimu!!!!!!!!!"

Rigel menatap Maria dengan seringai menakutkan dan tatapan dingin dan kembali berteriak, "Bangun!!!!!!"

Maria sontak bangun dan duduk di atas sofa dengan mengusap kedua pipinya. Dia kemudian mendesis saat nyeri yang luar biasa hebat menyergap tubuhnya. Kepalanya Maria berdenyut-denyut seiring dengan detak jantung yang terus berdentum keras, saat ia berusaha untuk bangkit berdiri dan dia kembali terduduk dengan desisan panjang.

Rigel menatap dingin istrinya dan secara tiba-tiba ia melotot ke Maria untuk berteriak dengan wajah tidak sabar, "Bangun dan berlarilah sekarang!!!!"

Maria saking kagetnya justru bergeming di depan suaminya dan bergumam di dalam hatinya, apa mungkin semudah ini, Mas Rigel melepaskan aku?

Melihat istrinya bergeming, sontak Rigel memajukan wajahnya ke telinganya Maria dan kembali berteriak, "Lari!!!!!"

Maria terkejut setengah mati dan sontak berlari lurus. Maria masuk ke dalam lorong yang lampunya otomatis menyala. Rigel melepaskan tawa mengerikannya dan setelah memiringkan kepalanya ke kiri lalu ke kanan, ia meraih jarum suntik berisi cairan bening lalu topengnya setelah itu ia berjalan pelan menyusul Maria sambil memakai sarung tangannya.

Maria terus berlari saat ia mendengar suara tawa suaminya dan dia berharap di ujung lorong ada pintu keluar. Maria berhenti di tengah lorong untuk melepas lelah. Dia membungkukkan badan, memegang kedua lututnya dan napasnya tersengal-sengal, beberapa kali dia terbatuk-batuk. Maria bergumam, "Kenapa lorong ini panjang sekali?"

Rasa takut yang sangat besar membuat otak Maria melupakan rasa nyeri di sekujur tubuhnya dan rasa pening di kepalanya.

Rigel membuka pisau lipatnya dan menggoreskan ujung Pisa lipatnya di tembok sambil terus berjalan pelan menyusul Maria. Seorang pemburu macam Rigel, tidak akan merasa puas jika membunuh seseorang tanpa berburu terlebih dahulu. Untuk itulah ia meminta Maria untuk berlari dan dia mengejarnya dengan berjalan pelan. Suara ujung pisau lipatnya Rigel yang membuat orang merasa ngilu saat mendengarnya, sampai di kedua telinganya Maria.

Maria menajamkan pendengarannya saat dia mendengar suara yang hampir mirip dengan suara kuku jari tangan yang digoreskan di atas papan tulis hitam. Maria langsung menegakkan badannya saat ia mendengar gema tawa mengerikan suaminya sontak ia berputar badan untuk kembali berlari.

Maria berlari dengan bertelanjang kaki. Wanita bertubuh mungil itu sesekali menoleh ke belakang dan di balik rambut acak-acakan yang lepek parah terkena keringat, wajahnya memutih pucat seperti boneka Jepang saat ia menoleh ke belakang dan kedua bola matanya melihat Rigel berlari kecil dan hampir menyusulnya.

Maria mempercepat laju larinya dengan terseok-seok dan bergumam, "Mas Rigel ternyata bukan seorang manusia. Dia lebih mengerikan dari serigala kelaparan. Ia Iblis dan aku hidup dengan Iblis kejam selama ini" Maria terjatuh di atas lantai saat kelelahan dan rasa takut mulai melemaskan persendian di kedua lututnya. Maria mengaduh pelan dan dengan cepat bangkit lagi untuk kembali berlari.

Maria sampai di sebuah pintu dan dia bernapas lega saat pintu itu bisa dia buka dengan mudahnya. Maria terkesiap saat ia menemukan udara segar dan melihat ada danau berada tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ia berdiri di pintu.

Gema tawa Rigel semakin terdengar mendekat ke arahnya dan Maria langsung melesat keluar...............

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Keren...😍😍

2022-11-07

0

Ufika

Ufika

semangat kak🥰

2022-08-12

0

Spyro

Spyro

Jahatnyaa..
Duh semoga Maria gak ketangkep 😭😭

2022-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!