Rahasia

Setelah tahu bahwa ia memiliki seorang anak, Rigel si iblis bertopeng menelepon temannya. Dia, mama dari anaknya, dan temannya itu dibesarkan di panti asuhan yang sama. Rigel kemudian diadopsi oleh sepasang suami istri yang berprofesi dokter. Suami istri itu sangat menyayangi Rigel hingga di suatu hari, mereka menemukan Rigel mengubur kepala manusia di halaman belakang rumah mereka dan di hari itulah Rigel akhirnya mendekam di penjara.

"Tolong ambil gergaji mesin di hutan manusia yang ada di pantai sebelah selatan kota paling ujung. Bawa gergaji itu ke kantor polisi dan mengakulah bahwa pembunuh bertopeng selama ini adalah kamu dan bukan aku" Ucap Rigel di ponselnya.

"Kenapa harus aku?" tanya temannya Rigel.

"Anak kamu butuh uang untuk biaya cangkok ginjalnya, kan? Aku udah dapat donornya dan aku akan biayai semua biaya pengobatan anakmu sampai sembuh kalau kamu mau melakukan permintaanku dan aku juga akan menopang hidup keluarga kecil kamu sampai anak kamu kuliah" Sahut Rigel.

Temannya yang tidak seberuntung Rigel dan hanya bisa bekerja serabutan selama ini, memang hidup di bawah garis kemiskinan dan putra tunggalnya sakit ginjal. Jika tidak segera dioperasi pencangkokan ginjal, maka putranya yang masih berumur tiga tahun, lama kelamaan akan mati.

"Aku akan pikirkan" Sahut temannya.

"Aku memiliki banyak uang hasil dari kemenangan judi papa kandungku. Aku baru tahu beberapa hari yang lalu dan uang itu tersimpan di bank selama ini dan kau tahu? Uang itu sebanyak tiga triliun rupiah karena terus berkembang di bank. Jangan kelamaan berpikir sebelum aku pakai uang itu untuk membuka usaha dan bukankah kau berpacu dengan waktu, anakmu akan segera mati kalau tidak segera menerima pencangkokan ginjal" Rigel yang tidak pernah suka menerima penolakan langsung menunjukkan taringnya.

"Sial! Baiklah. Aku setuju. Aku akan ke pantai itu dan langsung ke kantor polisi. Aku akan mengaku bahwa akulah pembunuh bertopeng itu dan kepala yang kamu kubur di halaman rumah papa angkatmu itu juga adalah perbuatanku. Kamu hanya membantuk menutup bukti kejahatanku. Tapi, kamu nggak boleh ingkar janji" temannya Rigel yang masih berada di kerjaannya kala itu, langsung meminta ketegasannya Rigel.

"Tentu saja teman. Aku sudah mengirim anakmu ke rumah sakit saat ini juga" Sahut Rigel.

Dan sejak temannya Rigel mengakui semua kejahatannya Rigel, Rigel dinyatakan bersih dari segala tuduhan dan pihak kepolisian meminta maaf kepada orangtua angkatnya Rigel. Dan sejak itu, Rigel melanjutkan kembali kuliahnya di kedokteran setelah ia menikahi wanita, mama dari anaknya dan dia bernapas lega saat orangtua angkatnya menyetujui pernikahan dia dengan wanita itu.

Selama berkuliah di kedokteran, Rigel bersikap manis, suami teladan, dan dia mengentikan perburuannya. Sehingga pihak kepolisian benar-benar dibuat yakin seratus persen bahwa pembunuh bertopeng itu bukanlah Rigel Altair.

"Aku memang nggak pernah percaya kalau kamu itu seorang pembunuh" Ucap istri Rigel di suatu petang.

Rigel hanya tersenyum tipis dan menatap istrinya dengan tatapan hampa. Dia bersedia bercinta dengan wanita itu karena wanita itu yang terus mengejarnya. Rigel tidak pernah mengenal apa itu kasih sayang dan cinta.

Jenar langsung duduk di atas lincak dan membaringkan boneka bayi yang barus aja ia dapatkan dari tetangga eyang kakungnya di atas lincak bambu. Dia menatap lama boneka bayi itu dan terkesima dengan kecantikan boneka bayi itu dan ia Kun terpana karena, boneka bayi itu sangat mirip dengan bayi asli. Jenar menyentuh kulit di lengan bawah boneka bayi itu lalu ia menyentuh kulitnya sendiri dengan bergumam, "Kulit kita pun berasa sama. Kamu persis manusia. Mirip sama bayi beneran"

Jenar mengusap pipi boneka bayi yang ada di dalam dekapannya dan berkata, "Kamu cantik banget. Kamu pasti dari luar negeri karena hidung kamu mancung dan kulit kamu putih banget"

Jenar lalu mengusap rambut boneka bayi itu dan berkata, "Namaku Jenar Ayu. Kamu aku kasih nama siapa, ya? Emm, Shinta aja ya, sama seperti nama mamaku"

Boneka bayi itu memalingkan wajahnya ke kiri dengan gerakan lambat, lalu ke kanan dengan lebih cepat dari gerakan pertamanya hingga kedua bola matanya yang hitam membulat beradu pandang dengan kedua bola matanya Jenar yang ramah dan cerah.

Jenar terpana, tapi kemudian anak gadis yang beberapa hari nampak murung bisa tertawa senang, siang itu dan berkata, "Kamu bisa menggerakkan kepala kamu ternyata. Apa ada batere di punggung kamu?" Jenar melontarkan tanya sembari mengecek punggung boneka bayi itu dan dia membeku untuk sepersekian detik karena tidak ada tempat batere di punggung boneka bayi itu.

Jenar lalu merapikan kembali baju boneka bayi itu dan membalik tubuh boneka bayi itu untuk dia tatap, lalu ia kembali melontarkan tanya, "Kok kamu bisa bergerak padahal nggak ada batere di punggung kamu?"

Boneka bayi yang sangat menyukai Jenar, tiba-tiba mengulas senyum di depan Jenar dan mengeluarkan suara cedal mirip anak yang masih berumur satu tahun, "Aku menyukaimu, Jenal"

Jenar langsung menarik kedua alisnya keatas dan menarik rahangnya ke bawah saat ia melihat boneka bayi itu bis mengeluarkan suara. Jenar lalu mengelus wajah boneka bayi itu dan berkata dengan wajah girang, "Kamu boneka ajaib. Bisa bergerak dan bersuara tanpa batere. Pasti harga kamu sangat mahal. Aku beruntung memiliki kamu tanpa harus beli"

"Tapi, aku hanya akan bicala ama kamu aja Jenal. Ini lahasia kita, jangan belitahu siapa pun! Oce?" Boneka bayi itu berucap sembari mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali di depan Jenar.

Jenar menganggukan kepalanya dengan girang, lalu berkata "Oce! Aku senang akhirnya aku punya teman baik seperti kamu"

Jenar lalu mendekap boneka bayi itu dan boneka bayi itu berkata, "Aku juga senang punya teman baik sepelti kamu. Ke depannya, kita akan saling beltukal celita, ya?"

"Jenar! Kamu sudah beli garamnya?!" Suara eyang kakungnya Jenar menggema dari arah dapur yang letaknya tidak jauh dari lincak bambu.

"Sudah, Eyang" Sahut Jenar.

"Kok belum kamu bawa ke Eyang, Sayangku?" Eyang kakungnya berteriak kembali dari arah dapur.

"Iya, sebentar Eyang" Jenar hendak melompat turun dari lincak bambu, tapi kakinya ditahan sama tangan mungil boneka bayi itu.

Lintang sontak membeliak kaget dan tertegun untuk sepersekian detik. Dia tidak menyangka kalau boneka bayi itu juga bisa.menggerakan tangan.

Tolong Eyang sebentar metik bayam dan Eyang butuh garamnya, Jenar sayangku" Teriakan eyang kakungnya dari arah dapur, membuat Jenar langsung bangkit berdiri dan menepis tangan boneka bayi itu dengan agak kasar lalu ia meninggalkan boneka bayinya begitu saja di lincak bambu yang ada di bawah pohon jambu.

Boneka bayi itu tanpa sepengetahuan siapa pun, mengerucutkan bibirnya dan mendelik Dia tidak suka ditinggalkan dan diabaikan. Dia mulai menggeram, "Kau juga jahat sama aku, Jenar. Dan kau pun harus dihukum"

Jenar menyerahkan garam yang sudah ia beli ke kakeknya lalu melompat naik ke puncak bambu yang ada di dapur untuk membantu eyang kakungnya memetik sayur bayam dan saat ia menoleh ke kanan, ia tersentak kaget menemukan boneka bayinya terbaring kaku di sebelahnya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

cukup horor juga🤔

2023-11-18

0

Nadia

Nadia

ngeri tp penasaran 🤭🤭

2022-10-02

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

merinding

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!