Gangguan Lagi

Hujan deras yang mengguyur desa Pelem dari subuh sampai malam hari, menimbulkan rasa dingin yang tidak bisa lagi dikompromi oleh tubuhnya Jenar. Jenar memakai jaket, kaos kaki, dan langsung menarik selimut tebalnya sampai ke ujung leher, lalu ia menutup kedua kelopak matanya. Jam delapan malam, kedua kelopak matanya sudah tidak bisa lagi dia ajak untuk belajar. Untuk itulah ia memilih untuk mengistirahatkan kedua matanya.

Jenar mendengar suara ranting pohon alpukat madu yang masih berumur tiga bulan itu diterpa angin kencang dan ranting pohon itu memukul-mukul jendela kamarnya. Sementara air hujan yang cukup deras tidak mau kalau berunjuk muka dengan sang angin, air hujan itu pun mengetuk-ngetuk jendela kamarnya Jenar.

Suara pletak, srak, pletak, tuk,tuk,tuk,tuk, pletak, srak, pletak, tuk,tuk,tuk,tuk, justru menimbulkan melodi yang sangat enak didengar di telinganya Jenar dan melodi dari alam itu mampu membuat Jenar jatuh ke alam mimpi hanya di dalam hitungan detik saja.

"Jenar.......Jenar! Bangun dan lihat aku!" Kedua telinganya Jenar tiba-tiba menangkap suara aneh dan terdengar asing. Suara wanita yang serak mirip dengan suara nenek-nenek. Jenar mengabaikannya.

"Jenar, Jenar! Tatap aku!" Jenar semakin merapatkan kedua kelopak matanya ketika suara seorang wanita bernada.serak kembali bergema di kamarnya, karena ia malas dan masih sangat mengantuk untuk meladeni suara serak itu.

"Jenar.....Jenar....lihat aku!" suara serak seperti seorang nenek-nenek yang membuat bulu kuduknya Jenar berdiri itu kian meninggi berbarengan dengan munculnya aroma yang menusuk indra penciumannya Jenar. Aroma amis bercampur bau tanah yang terkena hujan itu langsung membuat Jenar terbangun duduk di atas ranjang karena, merasa mual dan ingin muntah.

Jenar dan eyang kakungnya tidur terpisah. Jenar memiliki kamarnya sendiri sejak Jenar berumur sepuluh tahun.

Jenar secara refleks memencet hidungnya dan membuka lebar-lebar kedua kelopak matanya dan ia langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya ketika kedua bola mata hitamnya menangkap sosok pucat mengerikan. Seorang perempuan asing yang belum pernah Jenar jumpai sebelumnya mendekatkan dahinya yang dicap merah dan bertuliskan hina. Cap merah yang membentuk kata hina itu tampak jelas terlihat di dahi sosok pucat mengerikan itu.

Jenar mengerutkan dahinya saat ia menggumamkan lirih tulisan hina di dahi sosok asing yang sangat mengerikan itu.

Wong samar itu menampakkan wajah putih seputih salju, kedua matanya merah melotot, pakaiannya yang mirip baju tidur yang mirip seperti daster itu tampak lusuh warna yang mulai pudar dan wajahnya penuh dengan darah yang sudah mengering.

Selimutnya Jenar tiba-tiba ditarik turun secara pelan-pelan oleh wong samar dengan wujud yang sangat mengerikan itu sampai selimutnya Jenar terhempas keras di atas lantai dan seketika itu pula Jenar kembali dipaksa untuk menatap Makhluk astral yang tengah menatapnya dengan melotot diringi dengan wajah yang sangat tidak ramah. Kedua alisnya Jenar langsung terangkat ke atas secara bersamaan dan kedua alisnya mulai berkeringat. Kedua telapak tangannya Jenar pun mulai berkeringat.

Warna yang ditangkap oleh kedua bola mata hitamnya Jenar mulai meluntur, jantungnya berdentum kencang, membuatnya terisak saat sosok asing menyeramkan itu berkata, "Aku akan mencekikmu sampai mati karena, kamu suka usil mencelakai teman-temanku"

Napas Jenar tersengal-sengal dan keluarlah isak tangisnya. Jenar kemudian mengumpulkan kembali keberaniannya dan mencoba untuk mengeluarkan teriakan, "Tolong! Eyang, Tolong!"

Eyang kakungnya Jenar langsung mendobrak pintu kamarnya Jenar dan tersentak kaget saat ia melihat cucu kesayangannya dicekik oleh sosok wanita yang sangat mengerikan. Eyang kakungnya Jenar langsung berdoa dan terus berdoa sampai terdengar suara erangan memilukan yang serak, "Aarrrgghhh!!!!!! Panas!!!!!!! Panassss!!!!!!!!" Lalu sosok wanita berbau amis dan mengerikan itu berubah menjadi asap hitam dan lenyap di dalam hitungan detik.

Jenar terjatuh lemas di atas bantalnya dan eyang kakungnya Jenar bergegas duduk di tepi ranjang, menyelimuti Jenar, mengelus keningnya Jenar dan menjaga Jenar sampai Jenar benar-benar lelap tertidur.

Eyang kakungnya Jenar lalu kembali kamarnya saat dirasanya suasana di dalam kamarnya Jenar sudah kembali kondusif.

Dokter Rigel Altair berganti baju di ruang kerjanya dan dia tersenyum di depan cermin besar yang telah menjadi teman mengobrolnya yang paling setia selama ini.

Dokter Rigel Altair menyeringai di depan kaca besar itu lalu bermonolog, "Kali ini, aku tidak perlu khawatir yang berlebihan sepertinya. Istriku, masih wanita yang manis dan penurut. Cukup enak juga bisa sedikit bersantai seperti ini. Tapi, aku merasakan gatal yang luar biasa di sekujur tubuh dan rasa gatal ini akan hilang jika aku berburu lagi. Bersabarlah! demi mendapatkan sesuatu yang lebih besar lagi, bersabarlah, Rigel!" dokter Rigel Altair berbincang dengan bayangannya yang nampak di dalam cermin yang selama ini selalu setia mendengar keluh kesahnya dan masih setia menjaga semua rahasianya.

"Kau gila Rigel! oh tidak! Aku cerdas terlalu cerdas dan Rigel Altair tidak gila! Rigel Altair seorang maestro di bidang seni. Kau camkan itu baik-baik!" Monolog masih meluncur dari mulut dokter Rigel Altair dengan jari telunjuk terus menunjuk ke bayangan dirinya sendiri yang ada di dalam cermin.

Setelah puas bermonolog di depan cermin besar kesayangannya, ia lalu meletakkan juga putih dinasnya di sandaran kursi kerjanya untuk meraih tas kerjanya. Dia melangkah keluar dari dalam ruang kerjanya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dia memang sosok manusia yang tidak memiliki ekspresi apapun. Dia sebenarnya tidak bisa tertawa untum sebuah lelucon dan tidak bisa berempati terhadap sesama. Dia bisa melakukan itu semua di depan seseorang atau di dalam komunitas yang dia kenal, karena berlatih di depan cermin setiap harinya. Dia berlatih tersenyum, terkekeh, tertawa, memasang wajah sedih, sayu, dan bahkan dia berlatih menangis. Dia memang sosok yang sangat cerdas dan sangat mudah belajar, namun sayangnya dia salah jalan.

Rigel memasang sabuk pengamannya dan bergumam, "Aku tidak akan berburu malam ini karena, aku ingin membenahi ruang rahasiaku dan mengecek pintu di lorong rahasiaku yang menuju langsung ke danau di pinggir kota sekalian aku mau buang jasad polisi yang aku jadikan karya seniku dua hari yang lalu dan jasad itu masih aku letakkan di depan pintu di lorong rahasiaku itu"

Memiliki uang yang cukup banyak membuat Rigel berhasil membangun ruang rahasia yang super aman. Ruang rahasianya dilapisi kaca kedap suara level B dan dia membangun lorong panjang hingga sampai di dekat danau di pinggir kota, tempat di mana dia bisa leluasa keluar untuk memilih tempat pembuangan yang strategis jasad dari korban kebejatannya.

Sementara itu, Jenar kembali mendapatkan gangguan di perpustakaan sekolahnya. Perpustakaan di sekolahnya Jenar itu cukup lama ditutup untuk direnovasi dan saat perpustakaan tersebut mulai dibuka kembali untuk para siswa, perpustakaan itu tidak dirasa nyaman lagi oleh Jenar Ayu.

Jenar berjalan dengan perasaan tidak nyaman dan tengkuknya terus merasakan hawa dingin yang tidak biasa. Jenar mulai mengedarkan pandangannya dan ia bernapas lega saat ia tidak menemukan wong samar di setiap sudut ataupun di setiap lorong perpustakaan tersebut.

Jenar kemudian memilih buku yang dia sukai, yakni buku novel bergenre komedi khusus untuk anak-anak seusianya. Jenar memilih duduk di bangku dekat jendela karena, dia ingin merasakan kesejukan alami dari angin yang masuk lewat jendela daripada angin yang dibentuk oleh kipas angin. Jenar tidak kuat berada terlalu lama di bawah kipas angin untuk itulah ia menghindar setiap kali ia melihat ada kipas angin.

Tiba-tiba angin sepoi-sepoi di sore hari, menerpa wajah Jenar dan angin itu menyentuh halaman demi halaman buku yang tengah Jenar buka dan baca hingga menimbulkan suara berisik karena, lama kelamaan angin itu sepertinya marah kepada buku itu dan menyibakkan halaman demi halaman buku itu dengan kasar sampai menimbulkan suara yang sangat keras yang timbul dari gesekan helai demi helai kertas di buku itu.

Jenar menatap buku di depannya sambil tersenyum tipis dan bergumam, "Kali ini bentuk apalagi yang akan muncul di depanku?"

Sosok anak kecil laki-laki berwajah pucat pasi dengan bibir kering, sangat kering, tiba-tiba muncul di depannya Jenar dan langsung berkata dengan mata sayu, "Kakak, tolong aku!"

Sementara itu, istrinya Rigel telah selesai memasak sayur sop dan oseng kacang panjang. Dia juga telah menjemput Antares pulang dari sekolah.

Maria kemudian duduk di depan televisi, meraih remote televisi untuk menyalakan televisi. Dia memilih chanel berita dan dia langsung bergidik ngeri saat pembaca berita membacakan berita, "Telah ditemukan jasad seorang wanita tanpa ibu jari di sebelah kanan. Jasad tersebut ditemukan di hutan dekat danau di pinggir kota Jasad wanita itu diduga seorang model terkenal yang sudah dilaporkan menghilang selama seminggu. Dan diduga pelaku pembunuhan sadis itu adalah si topeng putih yang sudah menjadi buronan pihak kepolisian selama ini. Dan berita selanjutnya ........"

Maria menatap nanar layar kaca televisinya dan dia sudah tidak bisa lagi mencerna berita selanjutnya yang dibacakan oleh pembaca berita di televisi siang itu. Maria tertegun dan tangannya mulai gemetar saat ia teringat kembali dengan ibu jari berkutek merah yang dia temukan di dalam kotak dan tersimpan di dalam lemari es di ruang rahasia suaminya. Remote televisi terjatuh di atas lantai dan Maria langsung menutup mulutnya yang ternganga dengan kedua telapak tangannya dan ia pun mulai terisak menangis.

Seharian menemani Antares makan siang, bermain, dan belajar, pikiran Maria terus terarah berita di televisi dan terus terarah ke apa yang dia lihat di ruang rahasianya Rigel. Hati nuraninya Maria terus berbisik untuk mengambil foto semua kotak yang ada di lemari esnya Rigel dan melaporkannya ke pihak berwajib. Dan Maria bertekad akan melakukannya di saat Rigel pergi keluar nanti malam. Maria berharap, Rigel keluar nanti malam.

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Ngerinya. 😮

2022-10-19

0

Ufika

Ufika

lanjut kak🌹

2022-07-31

1

Author yang kece dong

Author yang kece dong

kayaknya ada bau psycopath

2022-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!