Hati Kelam

Bukan hanya indra penciumannya yang tajam, psikopat itu juga memiliki indra pendengaran yang sangat tajam Di saat Shinta berteriak ketakutan dari jarak yang cukup jauh darinya, psikopat itu menoleh sekilas ke belakang lalu dengan cepat ia menatap kesal mangsa di depannya dengan berucap, "Gara-gara kamu, aku masih harus berburu lagi setelah ini"

Jleb! Tusukan kedua mengucurkan darah segar di perutnya Krisna. Krisna menjerit lebih kencang dari jeritan yang sebelumnya. Lalu ia terkapar di atas tanah, menatap topeng di depannya dengan bergumam lirih, "Bi....biarkan aku.....hi......."

Ngunggggg!!!!!! suara raungan gergaji mesin langsung memotong kalimatnya Krisna tepat di saat kepalanya Krisna terpisah dari raganya. Darah kembali terciprat mengenai topeng yang ia kenakan dan Finishing touch dari maha karya keduanya di hari itu, membuat psikopat itu tersenyum puas di balik topeng putihnya.

Shinta menyaksikan pembunuhan sadis telah merenggut nyawa suaminya itu. Seketika itu juga, warna di kedua bola matanya Shinta meluntur seiring dengan menebalnya rasa takut yang membakar jiwanya. Tangannya gemetar saat tangan itu membungkam mulutnya yang ingin berteriak dan menjerit menangis.

Shinta sontak teringat akan anak-anaknya. Dia bergegas mengusap air matanya dan segera berbalik badan untuk berlari cepat ke mobil Van mewahnya. Dia ingin menyelamatkan anak-anaknya.

Saat Shinta berhasil sampai ke mobil Van mewahnya, dia melihat Akamu dan Jenar tengah bermain kejar-kejaran di sekitar mobil Van mewah mereka.

Shinta terus berlari mendekati anak-anaknya sambil berteriak, Akamu! Jenar! Cepat masuk ke dalam mobil!"

Akamu dan Jenar langsung berlari masuk ke dalam mobil dan di saat mama mereka melompat masuk ke dalam mobil, anak kembar itu bertanya secara bersamaan, "Ada apa, Ma? di mana Papa?"

Shinta langsung meminta Jenar masuk ke dalam lemari panjang yang ada di bawah jok mobil dan sebelum ia menutup rapat lemari panjang itu, Shinta berkata, "Jangan keluar dari sini jika bukan Mama yang memanggilmu untuk keluar!" Shinta menutup rapat pintu lemari itu setelah ia menerima anggukan kepala dari Jenar.

Shinta lalu menoleh ke Akamu dan tersenyum bangga saat ia melihat Akamu sudah masuk ke dalam lemari panjang yang berhadapan dengan lemari panjang yang sudah diisi Jenar.

Akamu berucap, "Aku akan menunggu Mama datang baru aku keluar dari sini"

Shinta tersenyum lebar lalu ia menutup rapat lemari panjang yang telah diisi oleh Akamu.

Shinta mengumpat kesal dan seketika itu juga ia menyesal, kenapa dia tidak pernah belajar menyetir mobil. Shinta lalu melompat turun dari dalam mobil dan berlari menuju ke pos penjagaan, tapi sesampainya ia di sana, ia tidak menemukan seorang pun berjaga di sana.

Shinta bergegas berbalik badan dari sana dan berlari ke kantor pengelolaan dan di tengah laju larinya, dia berdoa semoga ada orang di dalam kantor tersebut. Shinta mengetuk pintu kantor pengelolaan itu dan mulai menggedornya dengan geram saat tidak ada sahutan dari dalam. Shinta lalu mencoba memutar kenop pintu berbentuk bulat dan dia berteriak, "Sial!!!!!!" saat ia menemukan pintu itu terkunci.

Shinta kemudian berbalik badan untuk berlari keluar dari kawasan pantai dan di saat itu, ia melihat sosok mengerikan dengan topeng dan menyeret gergaji mesin, melangkah pelan ke arahnya Shinta berjalan mundur selangkah demi selangkah karena, panik. Dia berusaha tegar saat sosok mengerikan di depannya itu Kembali mengingatkannya akan nasib naas yang menimpa suaminya. Dia geram, marah pada sosok itu, tapi dia justru terus melangkah mundur dengan isak tangisnya. Shinta berteriak di sela isak tangisnya karena, panik, bingung, takut, dan marah secara bersamaan menghantam jiwanya.

Akamu keluar dari persembunyiannya saat ia mendengar suara jeritan mamanya dan ia melompat naik ke atas jok untuk melihat keadaan di luar lewat kaca jendela. Akamu menatap nanar saat ia melihat kepala mamanya ditebas dengan gergaji mesin. Akamu langsung merosot turun dari atas jok dan berbisik, "Jenar keluarlah!"

Jenar keluar dari persembunyiannya dan bertanya, "Mana Ayah dan Mama?"

"Ssssstttt! Masuklah ke dalam koper, cepat!" Akamu membuka koper besar milik ayahnya dan tanpa banyak tanya, Jenar melompat masuk ke dalam koper. Sebelum Akamu menutup koper itu ia berpesan ke Jenar, "Jangan mengeluarkan suara apapun yang terjadi dan jangan bergerak-gerak di dalam koper, oke?!" Jenar menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai menutup koper besar itu, dengan menyisakan sedikit celah agar Jenar bisa bernapas, Akamu berputar badan dan saat ia bangkit berdiri, sosok pria bertopeng telah melompat masuk ke dalam mobil dan bau darah menusuk hidungnya Akamu. Akamu bergidik ngeri melihat cairan kental yang menodai topeng putih mengerikan yang dikenakan oleh pria itu Lalu Akamu mendongak untuk menatap gergaji mesin yang terangkat ke atas dan meneteskan cairan kental berbau amis. Akamu mematung saat ia menatap gergaji mesin yang telah menebas kepala mamanya.

Jenar bisa merasakan ketakutannya Akamu, tapi di saat Jenar bergerak ingin keluar dari dalam koper itu, Akamu langsung berputar badan dan melompat di atas koper untuk memeluk koper itu dan Ngunggggg!!!!!! suara raungan gergaji mesin dengan sekejap memisahkan kepala Akamu dari tubuh mungilnya.

Psikopat itu lalu melompat keluar dari dalam mobil Van tanpa mencurigai ada manusia lain di dalam mobil Van itu karena dia tidak mencium aroma manusia lain di dalam mobil Van itu.

Psikopat kejam itu menyeret gergaji mesinnya menuju ke kelamaan hutan buatan manusia dengan menyeringai puas. Dia berhasil menorehkan empat karya seni yang indah di hari itu dan atmanya yang gelap, yang selalu haus akan darah itu, tiada henti melepaskan kepuasannya.

Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. Psikopat yang sebenarnya terlahir sangat cerdas itu teringat kata-kata bijak yang pernah diucapkan oleh ibu kandungnya itu saat ia menatap pantulan wajah tampannya tanpa topeng di beningnya air pantai. Dia menenteng tas punggung yang berisi topeng putih kesayangannya dan sarung tangan hitam kebanggannya. Psikopat berhati kelam itu telah melemparkan begitu saja gergaji mesinnya di dalam hutan buatan manusia sebelum ia berdiri di pinggir pantai.

Psikopat yang masih muda, berumur dua puluh tahun itu teringat kembali akan wajah ibu kandungnya yang bagai pinang dibelah dua dengan wajahnya.

Seketika itu pula dia menggeram kesal, lalu berteriak frustasi saat ia teringat kembali perlakuan kejam ayah kandungnya yang suka judi dan mabuk-mabukkan kepada dirinya dan kepada ibu kandungnya. Ingatan bocah remaja berhati kelam itu terhenti di hari saat ayah kandungnya memenggal kepala ibu kandungnya di depan matanya dengan memakai gergaji mesin dan di saat ayah tirinya itu hendak menebas kepalanya dengan gergaji mesin yang sama, polisi datang tepat waktu dan menembak mati ayah kandungnya di depan matanya. Seketika itu, ia jatuh pingsan dan terbangun dengan pribadi yang baru. Pribadi yang selalu haus akan darah.

Koper dibuka oleh Handoko pengacara kepercayannya Krisna yang juga sekaligus sahabat terbaiknya Krisna Pramananta. Handoko dan Alex, berjongkok di depan koper besar miliknya Krisna Pramananta dan melihat Jenar meringkuk di koper itu.

Alex mengecek napasnya Jenar dan menoleh ke Handoko dengan senyum lega, "Non Jenar masih hidup, Pak"

Handoko menghela napas lega dan dengan perlahan, Handoko menyentuh bahunya Jenar , "Jenar, ini Om Han dan Om Alex datang. Bangunlah!"

Jenar membuka kedua kelopak matanya, lalu bangun dan memutar badan untuk melihat wajah Om Handoko dan Om Alex, "Om, kenapa ada di sini? Kenapa ada banyak polisi di sini? Di mana Kak Akamu, Ayah, dan Mama?"

Handoko langsung mendekap tubuh mungilnya Jenar dan hanya bisa menangis tanpa mampu mengeluarkan sepatah kata pun untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang terlontar dari bibir mungilnya Jenar Ayu.

Terpopuler

Comments

fa _azzahra

fa _azzahra

kira2 aku bisa tidur ga bca crt ky gni.sumpah ini pengalaman pertama.lht novel mcm gni biasanya aq skip.ga tau tp sm ini penasaran

2023-05-17

0

Hulapao

Hulapao

akamu matiii???

2022-09-28

0

Hulapao

Hulapao

yaampun sadisss sumpah

2022-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!