Cekikan

Jenar, semua guru pendamping dan semua siswa, akhirnya bisa tidur nyenyak setelah situasi kembali kondusif.

Jam dua dini hari, Jenar terbangun karena, ia mendengar suara lantunan musik gamelan sayup-sayup di tengah sunyinya hari di pagi-pagi buta. Jenar menarik selimut sampai menutupi wajahnya dan dia sontak terkejut saat ada yang menarik turun selimutnya dan Jenar melihat sekelebat bayangan anak kecil. Kemudian, dengan sangat terpaksa, Jenar bangun dan duduk di tepi ranjang. Beberapa detik kemudian, ia mendengar ada suara sinden menyanyikan tembang Jawa, 'Lingsir Wengi' Sayup-sayup Jenar mendengar sinden itu menyanyikan lirik awal tembang 'Lingsir Wengi' Lingsir wengi. Sepi durung biso nendro. Kagodho mring wewayang. Angreridhu ati….........

Jenar merosot turun dari tepi ranjang dan langsung keluar dari dalam kamar untuk menelusuri asal lantunan suara gamelan dan suara sinden yang terus menembangkan, Lingsir wengi. Sepi durung biso nendro. Kagodho mring wewayang. Angreridhu ati….........

Jenar melihat sosok anak laki-laki kecil yang mirip dengan sosok Akamu waktu masih berumur lima tahun berdiri di ujung lorong. Jenar mempercepat langkahnya dan tertegun saat ia bediri tidak jauh dari sosok anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu mirip sekali dengan Akamu.

Jenar menitikkan air mata saat anak kecil yang mirip dengan Akamu itu berkata, "Aku merindukanmu, Jenar. Ayo kita bermain bola di halaman"

Jenar menyambut uluran tangan anak kecil itu dan bergandengan tangan menuju ke halaman belakang vila dengan iringan musik gamelan dan tembang 'Lingsir Wengi'

Anak kecil yang mirip sekali dengan Akamu terus melangkah melewati halaman belakang vila dan sampailah mereka di sebuah ruangan sempit dengan penerangan yang seadanya. Jenar kembali menatap lift barang dan anak tangga yang berkarat. Anak kecil itu lalu melompat ke lift barang dan melompat-lompat di sana dengan wajah riang, lalu berkata, "Ayo Jenar! Ikut bermain di sini. Kita melompat-lompat di sini"

Suara gamelan dan suara sinden semakin terdengar nyata di telinga Jenar dan saat Jenar menoleh ke anak tangga, ia melihat seperangkat alat gamelan lengkap dengan pemainnya dan seorang sinden berkebaya merah darah duduk di ujung atas anak tangga sambil terus melantunkan tembang, 'Lingsir Wengi'

Jenar sontak merinding dan angin subuh yang sangat dingin menusuk masuk sampai ke tulang-tulangnya yang membuat Jenar sontak bersimpuh dan menggigil kedinginan, lemas tak berdaya.

Jenar bersitatap dengan sinden berkebaya merah dan kedua alisnya Jenar sontak terangkat ke atas dan air mata menetes di kedua pipinya saat sinden berkebaya merah yang masih terus menembangkan tembang 'Lingsir Wengi' meneteskan air mata darah. Sialnya, kedua bola mata Jenar tidak bisa dialihkan dari kedua bola mata sinden yang terus mengeluarkan cairan kental berwarna merah yang mirip sekali dengan darah tersebut.

Anak kecil yang mirip dengan Akamu langsung melompat mendekati Jenar dan langsung berteriak dengan sangat keras, "Kau sudah membunuh harimau peliharaanku! Kau harus mati, Jenar!"

Jenar membeku tak bisa bergerak dan saat akhirnya dia bisa menoleh untuk menatap sosok anak laki-laki itu, ia tidak sanggup menutup kedua matanya untuk berdoa karena, sosok anak laki-laki itu mirip sekali dengan Akamu. Jenar tidak sanggup menutup kedua kelopak matanya untuk berdoa karena, ia sangat merindukan Kamu dan ingin lebih berlama-lama menatap wajah sosok anak laki-laki itu.

Jenar mengabaikan insting fight or flight di dalam otaknya dan dia terus menatap sosok anak laki-laki itu dengan derai air mata dengan seluruh tubuh melemas tidak berdaya.

Anak laki-laki itu menyeringai dengan sangat menakutkan saat tembang, 'Lingsir Wengi' dimainkan dengan tempo dipercepat. Lalu, sosok anak laki-laki yang mirip dengan Akamu itu, mencekik Jenar. Mata Jenar melotot kaget dan dia mulai menjulurkan lidahnya keluar dengan terbatuk-batuk.

Tepat di saat itu, Jenar mendengar bisikan suara Akamu yang meminta dia untuk segera berdoa. Jenar menjadi sadar kalau sosok di depannya bukanlah Akamu, Jenar langsung sadar untuk segera berdoa dan terus berdoa tiada henti sampai akhirnya sosok itu melepaskan lehernya Jenar dan berteriak, "Panas!Panas!" Lalu sosok itu menjadi asap hitam tebal dan lenyap tersapu angin.

Pada saat Jenar berhasil bangkit berdiri sambil terus mengucapkan doa, seluruh pemain gamelan dan sinden yang ada di ujung atas anak tangga, terbakar, lalu menjadi asap hitam tebal dan lenyap tersapu angin.

Rigel Altair telah menjadi seorang dokter yang sangat memesona secara fisik. Dia berwajah oval sempurna, berkulit putih bening karena ia jarang keluar di siang hari, berhidung lancip mungil yang pas mendarat di wajah bulat telurnya, dan memiliki tinggi badan 190 cm, membuat dokter spesialis bedah, Rigel Altair, memiliki arogansi yang sangat tinggi, menjadi semakin egois, semakin dingin bagaikan gunung es, dan memiliki kekaguman pada diri sendiri yang sangat tinggi lebih populer dengan sebutan narsistik, merubahnya menjadi Iblis yang semakin haus akan darah karena, ia ingin terus menambah koleksinya.

Rigel memberi nama di tiap toples yang menyimpan koleksinya. Contohnya, untuk sebuah telinga yang masih memakai anting karena, telinga itu milik seorang komposer wanita yang Rigel kagumi, Rigel menempelkan label dan menuliskan nama dari komposer wanita itu dan menuliskan tanggal dia memperoleh telinga itu

Di setiap toples yang berisi koleksinya, ada label bertuliskan nama korbannya dan tanggal ia memperoleh koleksinya itu. Jari jemari yang ia koleksi adalah jari jemari yang ia ambil dari seorang pianis muda berbakat yang Rigel sukai

Rigel bergumam di ruang rahasianya, "Aku ingin memiliki kaki seorang polisi. Aku akan mulai mengintai detektif Collen yang terkenal itu. Aku akan mengambil kakinya untuk menambah koleksiku" Rigel berucap sembari mengusap kotak freezer besar yang baru saja ia beli.

Tujuh hari pengintaian, Rigel akhirnya berhasil menangkap polisi detektif polisi yang bernama Collen. Dia menyekap detektif itu di ruang rahasianya dan mulai melakukan aksinya untuk menghasilkan karya seni lagi, di saat istri dan anaknya pergi keluar rumah untuk berbelanja.

Detektif yang bernama Collen itu menatap sosok tegap tinggi di depannya yang memakai topeng putih dan memegang pisau besar yang biasa dipakai untuk menjagal tulang sapi.

Detektif itu menatap nanar sosok bertopeng putih mengerikan itu dengan deg-degan, gelisah, berkeringat.perut mulas, dan mulai merasa pusing. Napasnya ngos-ngosan saat ia berteriak, "Kau mau apa! Kenapa kau menyekapku di sini?! Apa Kau psikopat yang sering memutilasi korban kamu? Apakah kau psikopat yang menjadi buronan top pihak kepolisan selama tujuh tahun belakangan ini?"

Rigel duduk berjongkok di depan detektif polisi itu dan dia mengangguk-anggukkan kepalanya.

Detektif polisi itu semakin cemas akan keselamatan nyawanya. Ototnya menegang, dia pun mulai tremor, kedua kelopak matanya kedutan, dan dengan lemah lesu dia berkata, "Jangan bunuh aku! Aku mohon dan..............Arrrrgghhhhhh!!!!!!!" Dia berteriak kencang di ruangan yang sudah dipasangi peredam suara kualitas tinggi di saat kaki kanannya dipotong memakai pisau jagal sapi dengan tanpa ampun.

Detektif itu terus berteriak kencang, "Aaarrrghhhh" Dia terus bergelinjang dan terus menggerakkan kaki kirinya yang masih utuh karena rasa sakit yang luar biasa sudah tidak bisa lagi diterima oleh otaknya. Detektif itu menatap nanar sosok pria bertopeng yang masih berjongkong di depannya.

Rigel menikmati beberapa detik korbannya yang tengah meregang nyawa, lalu dia menembak kepala detektif itu dengan bergumam di balik topeng kebanggannya, "Kau ingin mati, kan, aku kabulkan permintaanmu"

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

wih....ngeri kali kalimatnya.

2022-10-09

0

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

hebat

2022-08-18

0

Spyro

Spyro

Rigel sadis bgt 😨 ngilu ngebayangin kaki dipotong gtu...

Tp hebat dia,, 7 taun gk terendus polisi...

2022-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!