Episode 19

“Lo mana jalan tadi?“

“Ini.“

Mereka membalik guna mencari jalan lain ke asal mereka tadi. Sebisa mungkin, mereka harus tak mendekatinya. Sebab mereka juga tak tahu, ada apa gerangan di rumah mengerikan tersebut. Jika melihat entuknya, sudah pasti kondisinya tak akan membuat mereka nyaman. Bahkan mereka sudah menduga-duga tentang hal yang berbalikan dengan kata senang. Yang ada mereka justru akan berada di ruang yang pengap, dengan kabut dan suasana yang semakin muram saja. Di luar saja sudah demikian. Apalagi pada tempat yang terkurung oleh ruang-ruang dengan daerah asing yang sama sekali belum pernat terjamah mereka sebelumnya. Jangankan mendekat, tahu, saja baru kali ini, ada rumah yang demikian menyeramkan di tengah hutan belantara ini.

Belum jauh mereka melangkah, dan rumah kuno itu masih Nampak di belakang mereka,

“Kok malah ada pocong?“

“Ayo balik.“

Mereka ketakutan begitu di depan mereka nampak meloncat satu bentukan yang sudah sangat mereka kenali untuk berikutnya dihindari.

“Lewat sini. Yang penting menjauhi loji saja.“

Mereka mencari jalan yang berbeda untuk bisa meninggalkan lokasi dengan selamat tanpa ada penamakan yang menghalangi mereka.

“Eh ada garangan!“ kata si Lalan spontan.

“Hus itu Gendruwo,“ kata Aqi yang keheranan dengan semakin banyaknya bentukan yang menghadang mereka. Yang disana putih-putih, sementara ini malah besar lagi menyeramkan.

“Kok hitam?“

“Kalau hijau Kolor Ijo dong, kalau enggak Bergola Ijo.“

Berikutnya mereka hanya berputar-putar saja mencari daerah yang bisa dilewati tanpa mesti bertemu dengan mahluk yang jelas-jelas membuat mereka melarikan diri.

“Nah ini yang bener,“ kata Lalan senang. Setelah sekian lama berkutat pada jalur yang seperti labirin itu, kini mereka bisa melangkah agak jauh. Sedangkan rumah dibelakang mereka tadi, sudah tak Nampak, terlindungi oleh semak belukar dan tanah yang membukit. Namun rasa gembira itu jelas hanya sesaat, karena pada waktu berikutnya sudah nampak ada keanehan lagi.

“Ada kuntilanak gitu kok.“

Sososk tersebut tengah berdiri pada satu batang pohon yang telah roboh. Hal demikian membuat mereka kembali. Tak bisa melanjutkan arah akibat dihalangi dengan penampakan demikian. Kalau memaksa, selain rasa takut yang mendera, juga bisa saja para hantu itu memaksakan kehendaknya dengan membawa mereka kea lam mengerikan, atau pada satu lokasi yang tak bisa dideteksi orang-orang. Bahkan yang lebih parah, jika mesti mendapat luka akibat kemarahan para mahluk astral tersebut. Meski ada yang bilang kalau para hantu tak akan menampakkan diri jika ada cahaya terang, tapi pada beberapa kasus, mahluk-mahluk tersebut justru melakukan aksinya dikala waktu yang tak terduga dan pada kesempatan yang orang-orang tak menyangkanya.

“Ih ada banyak sekali di depan kita yang kesemuanya kumpul jadi satu,“ kata Lalan. Mereka yang sebelumnya sudah Nampak dan menghantui mereka, kini seakan kompang dengan menunjukan secara bersamaan. Entah hendak apa. Demo, melakukan aksi, atau unjuk rasa yang lain. Yang terang kini mereka demikian mengerikan pada ujud yang hamper bisa dikatakan tak layak untuk tak ditakuti.

“Bagaimana kita tak kembali coba,“ ujarnya lagi diantara langkah-langkah kaki mereka yang berupaya menjauhi keberadaan mereka. “Malah hantunya pada keluar semua dan menghalangi kita untuk keluar dari halaman misterius ini.“

“Ayo balik.“

Mereka menuju ke tanah lapang dimana pada ujungnya terdapat suatu tempat yang jelas mereka hindari akibat aura mengerikan itu.

“Bagaimana sih ini kita tetap diarahkan pada satu rumah kuno yang ditinggalkan penghuninya ini.“

“Sial bener dah….“

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!