Episode 13

“Wah capek!“

Mereka sejenak berhenti kala larinya sudah capek sekali. meskipun kelihatannya sudah sangat jauh dan merasa tak ada yang mengikuti.

“Ih sampai mana lagi ini“ ujar Lalan yang tak jelas-jelas juga pada daerah yang wingit itu.

“Penembahan B ini,“ jelas Aqi saat melihat ada sebuah tempat keramat yang oleh orang-orang sekitar sangat dihormati.

“Kok jalur kita tak karuan ya?” kata Lalan semakin merasa aneh pada tempat dimana dilihatnya tempat itu lain.

“Ya kali. Karena kita larinya tak tentu arah. Apa-apa kita trabas. Naik gunung, turun lembah. Tak memperhatikan tanda alam. Padahal ini gawat ini,“ kata Aqi setelah memperhatikan lingkungannya seperti biasa.

Kalau berhenti jangan-jangan berada pada sebuah tempat yang justru dihindarinya.

“Kenapa? “ Lalan tentu saja menanyakan hal-hal yang belum di pahami akibat masih terlampau polosnya dia.

“Dahulu ketika kita masih remaja. Ada cerita menyeramkan disini. Ada yang main begituan. Eh gancet. Dan sang lelaki malahan meninggal.“

Itu yang ada di otak orang asli dan selalu mendengar hal-hal aneh yang terjadi bahkan beberapa tahun sebelum itu. Dimana salah satunya hal demikian yang oleh orang-orang sekitar dihindari. Jangankan main, melintas saja sudah merupakan pantangan bagi orang-orang. Mereka saja yang berkepentingan yang berani ke situ.

“Kan apa kubilang. Kalau lokasi yang selalu kita jadikan tempat berhenti, pasti ada sesuatunya. Segera kita tinggalkan tempat ini. Sebelum mereka menakut-nakuti kita,“ kata Lalan yang rasanya dada semakin sesak akibat ketakutan seperti memandang jarum suntik yang menyakitkan itu. Rasa belum terbebas itu menjadi semakin mengacaukan pemikirannya saja. Padahal belum melihat, namun di otaknya sudah timbul rasa ngeri. Bagaimana dan bagaimana. Itu yang selalu menjadi pertanyaan dan bakalan bisa terjadi sewaktu-waktu dalam selintas bayang saja. Sebab mahluk-mahluk itu bisa menembus berbagi dimensi. Dimana dapat muncul dimana-mana. Sebentar disana, sebentar disitu, seperti main petak umpet. Yang jelas tujuannya hanya supaya para pelewat jalan tak kasat mata itu mesti ketakutan. Supaya tak berani-beraninya mereka pergi ke situ lagi. Dan bakalan bercerita, kalau pengalamannya sudah mencapai level tertinggi dari rasa takutnya itu.

“Hihi….“

“Kan sudah tahu mereka. Sudah, jangan hiraukan mereka, kita berusaha tak usah menoleh atau bahkan mencari sumber suara itu. Entar kita melihat sesuatu yang sangat seram, hingga tak dapat tidur lelap nanti lo,“ terang Aqi yang sudah sangat hafal pada segala sesuatu yang berkaitan dengan haha hihi begituan dalam rimba pekat dan suasana yang begitu mencekam ini. Siang malam sama saja. Tak ada waktu buat berhenti mengganggu mereka. Asal sunyi mereka berani menampakkan diri. Coba kalau ramai banyak orang, bakalan ngacir mereka. Nanti kalau sudah berhasil bertemu dengan banyak orang, mereka akan memakai lampu sukli yang besar, guna menerangi seluruh penjuru tempat tersebut agar terang benderang dan hingar binger sehingga mereka tak akan berani menampakkan wujudnya lagi.

“Kita kan mesti lari ya, bukan tidur.“

Keduanya terus beranjak dari tempat begituan, dengan menutup telinga agar tak mendengar apapun di luar gendang telinga mereka. Sebab akan membuat bulu tengkuk berdiri kalau mendengar suara di tengah kesunyian begitu. Apalagi jika sampai melihatnya. Tapi mesti memicingkan mata juga kalau tak mau terperosok dalam tempat yang berujung celaka nantinya. Sebab selain pekat, suasananya sangat aneh. Segalanya menjadi kian tak pasti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!