Episode 14

“Ada orang Qi,“ ujar Lalan sembari menunjuk pada suatu tempat dimana nampak satu sosok bayangan yang sangat mencurigakan. “ itu. “ tunjuk si Lalan meyakinkan Aqi jika pandangannya kini sangatlah tepat.

“Seneng kan kita akhirnya bertemu orang. “

“Iya. Aneh ya?“

“Tapi jangan senang dulu. ini hutan banyak hal yang bakal terjadi kala sepi begini“

“Waa manusia harimau“ ujar lalan begitu mendekat dan di perhatikan dengan saksama langsung membuat hatinya terkesiap.

“Lari kan?“

“Apa ku bilang.“

“Lari Qi!“

“Ya lari lah“

Kembali keduanya melarikan diri sampai ngos-ngosan sebelum akhirnya terhenti kembali.

“Hah hah capek. Henti dulu.“

Keduanya menata nafas. Apa hendak dikata. Inginnya nggak takut. Nggak perlu lari-lari dan santai menghadapi segala sesuatu dengan penuh keberanian. Sebab apa yang ada di depannya juga ciptaan ilahi. Tak perlu di takutkan. Yang mesti ditakuti itu yang di atas sana, yang disembah. Namun apa daya, ketakutan terlampau berat menghinggapi. Hingga lemas rasa di lututnya. Dan tak bisa dikendalikan, kala kaki menghendaki menjauh dan mata sudah tak ingin terbuka lebar. Yang ada hanya keinginan menjauh dari satu sosok yang demikian menyeramkan buat otak mereka itu. Rasanya benar-benar aneh, tengkuknya terasa berat sekali. Seperti ada yang digendong. Atau ada satu sosok menakutkan yang rasanya membebani tubuh. Dan itulah akhirnya mereka lari tak tentu arah. Hanya berputar-putar pada satu tempat berkabut itu saja. Padahal biasanya hutan yang tak lebih dari lima kilo itu sudah terlewati semenjak tadi malam. Kini apa yang ditemui sangatlah aneh. Hanya pohon dan hutan saja. Kiri kanan yang terlihat Cuma titian hutan cemara saja.

“Ih ada labi-labi. Warnanya putih,“ ujar Lalan keheranan saat melihat ada labi-labi yang berjalan pelan didepannya. Dia begitu santainya dengan moncong runcing dan seakan tengah menunggu ada seseorang yang atang membelainya. Padahal binatang demikian biasanya hidup pada daerah yang lembab serta berair. Karena lebih merasa nyaman serta aman. Jika didarati langkahnya demikian pelan dan seakan kesulitan menggerakkan ke empat kakinya. Tapi kalau dalam air, maka kepakan kaki itu seakan dayung bagi perahu yang sanggup meluncur dengan cepat guna mengejar para mangsa yang kecepatannya sangat lihai tersebut.

“Cakep Qi,“ ujar Lalan lagi setelah menangkapnya lalu menunjukkan pada Aqi binatang sangat liar yang aneh tersebut. Bentuknya itu. Moncongnya bermulut runcing. Seperti sudut pada ular. Tapi giginya kuat. Bahkan bisa membuat jari tangan terputus kalau digigitnya. Namun beberapa orang yang pemberani, malahan memberikan telapak tangannya untuk digigit dan biar merasakan sakitnya sebuah rasa dibandingkan dengan rasa sakit hati ditinggal kekasih yang mendua. Dan hasilnya membentuk semacam bulan sabit yang menusuk ke dalam namun tak sampai robek kulitnya.

“Bisa kita sate. Katanya rasanya enak ini. Dagingnya seperti daging ayam. Atau pedas jika cabainya banyak seperti rica-rica basur.“

“Ingat ini daerah musuh. Sangat berbahaya. Bisa saja nanti dia akan berubah jadi dinosaurus segede yang di taman itu, lalu menggigit-gigit kita.“

“O serem.“

“Makanya lepaskan dia untuk bebas di alam liar, dan biarkan kita kelaparan sementara waktu, tapi kita bisa menjangkau beberapa langkah ke depan agar bisa selamat kan diri dari bahaya kutukan menyeramkan itu. “

Akhirnya dilepaskan binatang terkuat tersebut, yang selalu mendukung dunia. Sebab punggungnya yang seperti tameng itu bisa melindunginya dari berbagai bahaya. Serta tubuhnya bisa membesar sebesar gunung, meskipun tak akan lebih besar dari kura-kura darat kepulauan Galapagos, setidaknya tak akan lebih kecil dari semut peluru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!