Episode 7

“Ayo terus lari!“ Ajak si Lalan. Dia sangat bersemangat sekali dalam usaha memindahkan diri dari tempat mengerikan itu. Atau lebih tepatnya sangat ketakutan.

“Bentar ih ah ih...“ kata Aqi megap-megap dan berusaha menata nafas agar stabil. Dia terdiam untuk sesaat lamanya. Tenaga tuanya sudah tak bisa disepelekan. Maunya hanya ingin istirahat saja. Sudah enggan untuk bermain-main dengan keadaan yang sangat menyita tenaga serta pikiran begitu. “Aduh bisa seram begitu ya,“ ujar Aqi sembari matanya merem melek untuk mengimbangi nafasnya yang terburu-buru seperti itu.

“Iya. Dia sangat mengerikan. Berbeda dengan tarian lengger malam itu yang begitu aduhai sehingga membuat kita ingin menikah lagi. Tapi kali kini sangat sangat begitu menyeramkan dan berpikiran ogah kawin rasanya kalau mengingatnya kembali.“

“Ayo jalan lagi. Kita jangan disini. Bisa-bisa nanti kita terkejar oleh si lengger aneh dan mengerikan begitu.“

“Bentar, capek. Lama tak olah raga jadi ngos-ngosan begini.“ Aqi tetap saja terdiam tak bergeming. Hanya untuk membuat nafasnya stabil sehingga nanti bisa lari lagi jika terpaksa diperlukan.

“Ih. Ayo... Entar dia datang dan menakut-nakuti kita lagi, bahkan bisa jadi dia nanti bakalan mencekik kita pelan-pelan sampai lidah dalam mulut kita melet lo!“ ujar Lalan tak berusaha menakut-nakuti namun menceritakan berbagai kisah menyedihkan yang sering di alami penduduk desa jika mesti melet akibat bertemu dengan mahluk yang sukanya bikin melet itu.

“Sudah jauh kali. Gimana lagi, kalau sangat capek begini. Bisa –bisa aku tak bisa gerak kalau terus lari mengerahkan tenaga sementara hati ini sangat takut,“ ujar Aqi berusaha beralasan, agar sedikit lebih lama lagi untuk istirahat menata nafas dan pikirannya yang mulai cenut-cenut.

Merekapun terdiam sesaat lamanya. Sampai tiba-tiba....

“Itu!“

Mereka melihat suatu keanehan tak jauh di depan mereka dengan lokasi sedikit ke atas. Diantara dedaunan pohon-pohon yang rimbun. Nampak suatu keanehan yang menurut nya sangat mengerikan.

Waa...

Penampakan tersebut terlihat melayang, bentuknya putih dan seram, nampak di seberang jalan kecil itu. Dia terus saja melayang-layang seakan berjalan dari pohon ke pohon.

“Ayo lari lagi,“ ujar mereka seraya menggerakkan kaki. Belum juga hilang rasa capeknya sudah dikejar oleh mahluk mengerikan seperti itu.

Kembali mereka berlarian. Dan tak berusaha menoleh ke bentuk tersebut. Entah dia menghilang atau terus berjalan diantara dedaunan tersebut. Mereka sudah tak memperhatikan sampai tenaga mereka hampir habis.

“Tak kuat aku.“

Aqi berhenti sembari menundukkan kepalanya setara dengan bahu. Agar rasa pet-petan di kepalanya menghilang.

“Apa itu tadi ya?“

“Kuntilanak kali atau justru cuma sundel bolong.“

“Entahlah. Yang terlihat hanya bayang putih yang melayang.“

Mereka terdiam.

Berusaha menstabilkan nafas kembali.

Dan meyakini kalau bentuk mengerikan tadi sudah jauh di belakang mereka.

“Ih eh itu...“

Waa....

“Malah ada pocong melompat-lompat secara mengerikan...“

Benar.

Kali ini di depan mereka justru ada bayang putih yang bergerak secara melompat.

“Bagaimana ini?“

Itu ucap mereka. Jadi antara ngeri dan bingung. Mau takut bagaimana? Mau tak takut juga nanti ada yang kecewa.

Sebab kata orang bentukan seperti itu mestinya melayang. Sebab kalau melompat-lompat itu tandanya dia masih hidup. Jadi orang yang kesulitan melangkah karena kakinya diikat. Tapi mau mengecek juga tak akan berani. Bagaimana meyakinkan kalau melihat mukanya saja sudah mengerikan. Makanya lebih baik mereka percaya saja bahwa bentukan itu memang satu sosok yang patut ditakuti.

“Gawat kalau begini.“

Waa ....

“Makanya ayo kita lari. “

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!