Episode 6

“Aqi ayo,“ ajak Lalan yang merasa kali ini sudah kuat kembali untuk melanjutkan langkah mencari jalan pulang. Kalau disitu terus, jangankan untuk sampai rumah, hanya waktu yang akan terbuang percuma. Dan keluarga di rumah tentu cemas menanti kedatangan mereka.

“Iya.“

Aqi bergerak. Dia mulai melangkahkan kaki. Meskipun serasa lututnya mau copot saja, akibat tadi berlari secepat yang dia bisa. Serta dalam perasaan yang sangat ketakutan.

Mereka terus jalan mencoba meninggalkan tempat tersebut.

Namun akibat jalanan tak rata membuat seakan mereka hanya berputar-putar saja di daerah tersebut.

“Ingat kalau ada bentuk aneh, jangan kita dekati,“ pesan Aqi yang juga merasa trauma setelah kejadian mengerikan tadi. supaya tidak melihat lagi si gendruwo menakutkan itu. Jadi, pikir dia, kalaupun si bentuk menyeramkan tadi mencoba menakut-nakuti, dalam sosok diamnya dan mengharap akan disentuh, kalau tak mendekat dan tak mendatangi mereka, pasti bakalan tak menakutkan, atau setidaknya bentuk menyeramkan dari si mahluk tak sempat mereka lihat. Jadi bayang-bayang ketakutan juga tak serta merta hinggap di pikiran mereka. Dan untuk hal itu dirasa aman dalam beberapa tindak, sampai mereka tiba di rumah, atau setidaknya sampai mereka berhasil menemukan jalan pulang.

“Iya. Takutnya seperti tadi.“ Lalan pun Masih merasa Sangat takut. Apalagi nampak jelas Tepat di mukanya Bentuk seram tersebut Nampak.

“Nah apa kubilang,“ ujar Aqi senang saat mereka merasa sudah sangat jauh meninggalkan tempat dimana mereka istirahat tadi.

“Itu penari“

Nampak di depan mereka ada yang berlenggak-lenggok menggerakkan tubuh gemulainya yang demikian anggun pada keremangan suasana.

“Akhirnya kita berhasil keluar,“ ujar senang Lalan yang juga melihat lenggak-lenggok lengger tadi.

Berarti mereka telah kembali pada awal sebelum masuk hutan. Dimana mereka keasikan melihat penari-penari tersebut. Itu pikir mereka. Kalau mereka berhasil menemukan orang, bukannya sudah berada di pemukiman. Maka akan mudah langkah selanjutnya mencari titik terang dimana rumah mereka nantinya. Meskipun Aqi akin betul kalau selama bertahun-tahun sebelumnya sudah sering melewati tempat tersebut serta tak pernah mengalami keanehan demikian. Jangankan sampai melihat mahluk menyeramkan tadi, tersesat saja tidak. Dan kabut-kabut ini biasa dia lihat di kampung. Atau pada perkotaan dimana suhu dingin dan cuaca lembab, biasanya turun kabut tebal. Dan itu bukan sebuah keanehan. Setidaknya sekali atau bahkan lebih kabut tebal akan memenuhi lingkungan rumahnya. Bahkan jika ada kebakaran, maka kabut asap juga sering tampak. Meskipun terasa beda. Sebab ada bau yang ditimbulkan olehnya.

“Asik.“

Mereka melangkah mendekati si penari, untuk kalau bisa meminta tolong juga mencarikan kendaraan mereka yang hilang entah dimana. Sebab kerumunan tadi pasti banyak orang yang bisa diajak membantu mencarikan kendaraan yang tersesat. Bagaimana tidak senang, mereka pasti orang-orang daerah sini yang sudah hafal betul pada tempat tersebut, sehingga akan langsung tahu dimana mobil mereka berada, atau kebiasaan mencari jika mobil tersesat akan langsung mencari kemana. Berbeda jika rumahnya jauh, tentu akan kesulitan, sebab jangankan mencari, daerah tersebut juga belum tentu mereka memahaminya. Apalagi akan seluk beluk tempat-tempat mistis dan aneh, dimana biasanya benda-benda hilang akan berada disitu tempatnya.

“Wa nenek-nenek!” ujar mereka saat sudah dekat dan jelas memandang ke arah penari tersebut. “Dia bukan penari yang cantic tadi, tapi penari yang sudah bau tanah. Dan mukanya itu lebih menyeramkan dari penampakan sebelumnya.“

Merekapun lari tunggang langgang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!