Episode 12

“Ih dimana Qi?“ ujar Lalan yang tak paham daerah dimana dia pijak. Maklum jarang sekali berada di situ. Beda dengan teman-temannya yang seringkali menjelajah pelosok-pelosok terpencil dari sudut keseraman hutan tersebut. Mereka yang teman sebaya tersebut terkadang sengaja berburu untuk mencari burung atau binatang liar dalam hutan. Memang penuh resiko. Tetapi jika tengah menghadapi keadaan rumit demikian sudah menjadi terbiasa. Terkadang berhari-hari tak pulang, dan tidur seadanya di bawah pohon atau dalam relung gua yang tak sengaja ada dalam perlintasan petualangan itu. Sering tak menjumpai apapun, bahkan sampai tersesat dan tak kunjung kembali. Dan hal tersebut berkali-kali terjadi. Tapi dengan pengalaman yang demikian, membuat segala sesuatu seperti yang dialami kini menjadi hal lumrah dan tak terlampau di ambil pusing. Paling pusing beneran karena tak makan. Beberapa waktu berikutnya juga sudah bertemu jalan pulang.

Kini keduanya sampai pada bagian bawah tanah yang membukit dimana semula dia ada di atas.

“Ini kita sekarang dekat pohon sepasang. “

Terlihat dua buah pohon beringin yang sama-sama besar dan nampak menyeramkan. Pohon itu demikian kuat seakan tak ada badai yang mampu mencabut akar-akarnya. Tapi samping itu, menjadi sarang dedemit yang menyukai tempat tersebut sebagai istana tak nampaknya. Dan membuat orang-orang di seputaran daerah itu sangat takut. Jangankan untuk melintas, mendengar saja sudah bisa membuat bulu kuduk meremang.

“Beringin besar kan ini?“ ujar Lalan yang begitu paham apa arti dengan pohon-pohon yang begitu terkenal akan keangkerannya itu. Tak hanya di tempat tersebut, kalau ada pohon demikian sudah pasti akan timbul kesan seramnya. Apalagi jika pohon tersebut usianya sudah sangat tua. Maka akan menambah populernya sebagai tempat yang nyaman bagi para mahluk tak nampak. Meskipun bagi jiwa-jiwa pemberani, bawah pohon tersebut serasa nyaman untuk dijadikan tempat berteduh dari sengatan matahari terik, atau sejuknya suasana malam yang bisa membuat lena karena oksigennya kurang.

“Gawat. Katanya angker ini. Terutama yang jauh dari jalan,“ ujarnya dengan khawatir. Sudah banyak yang mengetahui akan daerah ini. Tentang keangkerannya, juga pada beberapa kisah dimana banyak orang yang terkadang mendapatkan hal mengerikan kala berada disitu.

“Gawat yuk segera pergi,“ ujar Lalan tak ingin lebih jauh menantang kengerian dua hal menyeramkan didepannya itu. Meskipun kata orang tak apa-apa bahkan sering buat dinaiki, dijadikan perosotan bahkan buat poto selfie sagala, tapi mending menjauh sebelum apa yang dicurigai benar-benar mendatangi.

“Iya segera yang ini saja sudah gawat banyak yang melihat penampakan apalagi yang utara itu lebih gawat lagi,“ tunjuk Aqi. Dua beringin mengerikan itu sungguh-sungguh membuat hati bertambah panik saja. Apalagi dalam suasana yang terasa meremang akibat pekatnya kabut yang terus ada. Jadi rasanya pohon-pohon besar hutan itu menjadi bentukan menyeramkan dalam bayang-bayang semuanya. Dan semakin menyeramkan kala mengetahui bahwa tempat sunyi tersebut seakan berisi berpuluh mata yang bersembunyi dan siap untuk menerkam.

“Hihi….“

Belum jauh mereka beranjak sudah terdengar sebuah keanehan yang mendirikan bulu roma.

“Lah malah sudah melihat duluan dia.“

Nampak melayang dari satu pohon beringin besar tersebut ke pohon lainnya, sebentuk aneh dengan rambut panjang terurai dan pakaian yang aneh.

“Lari. “

Keduanya kembali lari tunggang langgang, naik gunung turun jurang, jalan licin pada menggelinding.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!