Episode 3

“Wah ayo cari,“ kata Aqi diantara panik dan kebingungan. Sangat disayangkan kalau kendaraan kesayangan yang harganya berjuta-juta itu mesti lenyap begitu saja. Tanpa jejak. Tanpa bau. Sehingga tak mampu mencium keberadaannya. Mungkin tadi memang sangat jauh. Atau sudah tertutup segala sesuatu yang mampu menghalangi pandangan mereka. Sehingga benda besar yang masih pada tempatnya jadi tak nampak.

“Kemana Qi. Kita sendiri kebingungan,“ ujar Lalan yang semakin panik saja menghadapi apa yang kali ini tengah mereka hadapi.

“Ya asal gerak lah,“ ujar Aqi daripada berdiam diri di tempat aneh tersebut, juga hanya akan menambah kebingungan diri sendiri. Lebih baik mencari dengan beralih lokasi. Barangkali memang demikian. Jika mereka menuju satu tempat yang mereka curigai, maka keberadaan milik mereka pasti akan segera didapatkan.

“Ih....“

Hanya itu yang terdengar sebagai tanda keluhan tak terucap namun sangat menyesak di hati. Bagaimana tidak sedih, apa yang dipunyai hilang. Apalagi benda tersebut sudah sangat lama menemani mereka dalam perjalanan hidup mengarungi bahteranya. Kini mesti lenyap. Andai mesti mengadakan lagi, juga harus ada dana serta penyesuaian diri kembali dengan kendaraan baru tersebut. Yang pastinya memerlukan waktu yang tidak jarang tak serta merta.

“Kemana? Tambah bingung ini.“

Akhirnya sedikit demi sedikit mulai berjalan. Memutari daerah yang tak jelas dengan banyak pepohonan diselingi remang-remang cuaca. Apa yang ada mereka dekati. Apa yang aneh langsung diselidiki, dan mesti tahu apa itu. Dan sejauh ini tak menemukan apa yang dicari. Dan mesti tak mengeluh untuk terus berusaha mendapatkan. Apalagi benda kesayangan itu memang miliknya.

“Itu barang kali,“ ujar Aqi melihat suatu keanehan didepannya yang nampak remang-remang dan menyerupai suatu bentukan yang sangat diharapkan.

“Lo kok bukan. Cuma pohon ini.“

Begitu didekati dan selubung kabut mulai tersibak yang nampak hanya pohon besar dengan dedaunan lebatnya. Memang banyak pohon-pohon yang aneh di sekitar hutan itu. Namanya juga hutan, maka pohon, batu dan tanah berbukit sangat meraja lela keberadaannya yang demikian saja dapat tumbuh tanpa mesti ada pemiliknya.

“Tapi kok gerak?“

Mereka bertambah terkejut melihat bentuk pohon tersebut tiba-tiba saja mulai meliuk-liukkan posisinya yang membuat semakin meremang bulu roma mereka.

“O kena angin.“

Begitu saat di lihat dengan seksama dan gerak tadi diikuti dengan hembusan kuat menerpa mereka.

“Karena kita ketakutan apa ya Qi.“

“Begitulah, sehingga apa yang ada di pandangan ini, menjadi semakin mengerikan saja.“ Selain ketakutan, pada malam yang tak jelas memandang segala sesuatunya, kala melihat sebuah bentuk dengan belum sepenuhnya jelas akan membuat pemikiran langsung mengarah pada bentuk aneh yang semakin membuat pemikiran terbelenggu pada kesan yang menciutkan nyali. Dan itu terjadi kala suasana seperti demikian yang antara pekat dan kurangnya pandangan pada jarak yang sangat terbatas ini. Sementara peralatan yang mestinya sangat membantu manusia dalam melihat di seputaran, sama sekali tak mereka punya. Itu juga yang membuat manusia hanya berkutat di sekitaran itu saja. Semakin luas apa yang dilihat manusia, maka dia semakin tahu mesti berbuat apa. Makanya sebisa mungkin segala peralatan canggih dipergunakan dalam mendeteksi kekurangan yang dimiliki manusia. Kala semua alat yang sangat berguna itu tak dipunyai, maka manusia hanya mengandalkan sekitarnya saja yang dia pahami. Selebihnya menunggu waktu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!