ini hari kedua kami akan makan malam. dan aku berharap tak ada sesuatu masalah yang akan terjadi.
aku akan berusaha menghindari bertatapan mata dengan nyonya Sukma, karena itu menyesakkan bagiku.
Di meja makan, kami duduk di tempat yang sama seperti kemarin. tempat duduk itu sudah di tentukan posisinya sejak lama. oleh karena itu, tak ada yang boleh salah duduk di tempat orang lain.
Menurutku memang pantas keluarga kaya raya seperti ini mendisiplinkan posisi mereka.
Suahsana di meja makan sangat hening. tak ada pembicaraan. hingga akhirnya seseorang melontarkan sesuatu.
"Mama, Aku dan Anisa sudah menikah. dan kami berencana untuk memiliki anak. kami ingin berbulan madu selama satu minggu!" Ucap Adit.
Mendengar itu, Sukma tertegun dan sangat gembira.
"Syukurlah, kami akan segera menggendong cucu kalau begitu !" Ucap Sukma gembira.
Apakah itu berarti, bisa memengaruhi hak atas pewaris satu satunya yang Adam miliki di keluarga ini? apa tuan Zin akan berubah pikiran dan menyerahkannya pada Adit?
Dalam suahsana di ruang makan yang seperti itu, Adam memanfaatkan situasi untuk berbicara.
"Saya dan Dianee akan pindah dari rumah ini secepatnya !" Ucap Adam dengan tiba-tiba.
semua orang tertegun kecuali Aku, karena aku sudah mengetahui sebelum Adam mengatakannya di sini. Ya, para pembaca sudah tau itu!
Sukma terlihat senang, " ya ampun, hari apa ini? apa ini hari keberuntunganku ? bisa bisanya dia menyingkir dari keluarga ini dengan sendirinya ? dan bahkan Adit dan Anisa berencana untuk memiliki anak! pasti pewaris akan di berikan kepada Adit nantinya!" batin Sukma.
berbeda dengan Zin. Ekspresi Zin sangat sedih sekigus gelisah. bagaimana mungkin anak yang sakit begitu bisa tinggal sendirian? anak yang sangat kesepian !
"Adam, bisakah kamu pikiran keputusan mu ini? Kamu sakit dan tak akan bisa hidup sendirian." Sahut Zin dengan khawatir.
"Saya berterima kasih atas kebaikan anda selama ini. saya sudah memiliki Dianee sebagai istri saya. selama 2 hari yang terlewati ini, Dianee merawat saya dengan sangat baik, jadi saya rasa Dianee bisa merawat saya sendiri. apalagi ada dokter pribadi saya yang ikut serta merawat saya. ayah jangan khawatir !" balas Adam dengan menyakitkan.
Zin terlihat kesulitan dengan keputusan Adam. Zin menghela nafas panjang dan membuangnya perlahan.
"Baiklah. jika itu maumu! papa juga tak bisa memahami di rumah ini lagi. hiduplah dengan bahagia bersama Dianee!"
"terima kasih, papa!" jawa Adam dengan cepat.
"baguslah penghalang ini pergi juga!" batin Sukma.
"Jadi kapan kalian akan pergi ?" tanya Zin.
"besok!"
"Apa? begitu cepat ?" Zin sedikit tertegun.
Aku juga tak menyangka bahwa kami akan meninggalkan rumah ini begitu cepat.
"iya. Dianee merasa tertekan tinggal disini. jadi saya memutuskan untuk tinggal sendiri dengan istri saya secepat mungkin. "
kenapa aku malah yang di jadikan alasan ? bagaimana jika mereka mengira aku seorang gadis matre?
"kenapa kamu tidak bilang, Dianee ? jika aku tahu, saya pasti akan mengubah sesuatu yang membuat mu tidak nyaman. " ucap Zin.
Aku membalas dengan senyuman, "Namun ada yang tak bisa di ubah dengan mudah" ucap ku dengan wajah yang masih tersenyum.
"apa apaan kamu ? tutup mulutmu sekarang !" perintah Sukma dengan khawatir.
Terlihat dari wajah sukma bahwa dia sangat khawatir akan sesuatu yang tiba tiba aku bicarakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat upnya
2022-07-04
0