bab 12. Perasaan Adam

"Nona Dianee, Tuan memanggil anda!" Ucap Ray.

Untung ada Ray, jika tidak, aku gak tahu harus apa menghadapi nyonya Sukma.

"Silakan ikuti saya!" Ucap Ray dengan hormat.

Ray membawaku menuju sebuah taman yang terhias banyak bunga bunga yang bermekaran dengan indah.

terdapat juga Adam yang tengah memandangi bunga bunga itu.

Aku segera berjalan mendekat ke arahnya.

"Tuan Adam, saya sudah datang !" Ucapku.

"Jangan bicara formal, gunakanlah bahasa yang santai saat berbicara!"

apa analisaku benar? Adam ingin aku berbahasa santai dengannya dengan artian jika dia ingin akrab denganku? hm... begini bukannya bagus? dengan ini aku bisa mewujudkan keluarga baru. ah, namun kalo itu tak benar bagaimana ? Jika dia ingin akrab dengan ku dengan mangsud ingin mengetahui masalah Rasya?

Bikin pusing saja, deh! kenapa aku harus hidup di tengah tengah begini sih?

"Namun saya tak bisa! maafkan saya!" jawabku.

Adam mengerutkan keningnya, dia terlihat sangat sedih namun tak bisa melukiskan kata katanya.

dia sepertinya sedang sedih. apa sedih karena dia tak bisa mencari tahu tentang Rasya? sungguh sangat kasihan. aku tak bisa melihat ini!

"Saya akan beritahu keberadaan adik saya, Rasya!"

Adam tertegun, ekspresinya penuh dengan tanda tanya dan di penuhi dengan tak mengertinya.

"Bodoh! Dasar otak babi!" ucap Adam dengan kesal.

kenapa sih? kan aku sudah berbaik hati ingin memberitahu padanya dengan geratis di mana Rasya berada, kenapa dia malah bilang aku bodoh, otak babi? kamu itu yang bodoh!

"Ha-ha-ha! " sesok pria yang berada di belakang ku tertawa berbahak bahak. dan pria itu adalah Ray

bagaimana bisa Ray tak tertawa? Ray melihat mereka sepasang suami istri sangat lucu. yang satu, seorang tuan muda yang tak tahu bagaimana harus mendekati wanita dan berbicara santai padanya, sedangkan satunya lagi, seorang wanita yang lugu dan polos yang tak tahu mangsud tuan mudanya.

Adam menoleh ke arah suara tertawa itu dan menatap dengan tatapan tajam. Ray segera terdiam dan menghentikan tertawanya.

"Maaf, maaf! saya tak bisa berhenti tertawa tadi! saya akan mengontrol,

"Apanya yang lucu! sana pergi !" perintah Adam.

"Baiklah ! saya akan meninggalkan kalian berdua agar bisa berduaan!"

setelah Ray pergi, hanya kita berdua yang tersisa. Aku tak tau harus mengatakan apa, karena memang aku dan Adam tak saling bicara dalam waktu yang lama jika tak berpentingan.

Namun sekarang Adam meminta ku untuk tidak menggunakan bahasa formal dan berbicara santai padanya. bagiku yang terbiasa menggunakan bahasa formal pada orang lain untuk beralih menggunakan bahasa santai itu sangat sulit.

"Dan jangan panggil aku dengan sebutan "Tuan Adam " panggil saja aku "Adam" atau, kamu boleh memanggiku "Suamiku"

Adam ini kenapa sih? kerasukan apa dia? atau dia salah makan sesuatu ?

namun yang bikin aku terkejut, Dia juga bilang jika aku boleh memangginya Suamiku? menggelikan sekali. namun sebenarnya apa yang dia inginkan sih!

"Tuan Adam, sebenarnya apa yang anda inginkan ? anda terlihat sangat aneh hari ini. dan permintaan anda itu..."

"Kamu itu sungguh bodoh atau gimana sih, Dianee? bisa bisanya tak peka! " Ucap Adam dengan kesal.

"Sebenarnya kamu benar benar tak mengerti atau pura pura tak mengerti ?" Ucap Adam lagi.

Adam berdiri dari kursi rodanya dan memetik setangkai bunga yang berbentuk kecil dan menyisipkan ke telingaku.

"Aku sepertinya menyukai mu!" Adam mengatakan kata itu tepat di telingaku.

Hah? apa ? aku gak salah dengar? Sejak kapan? Gak mungkin, aku pasti salah dengar! Gak!

"Bisakah anda mengucapkannya sekali lagi?" Tanyaku memastikan.

"Aku menyukaimu! Aku mencintaimu, Aku suka kamu, Aku jatuh cinta padamu, Aku,

"Tunggu, saya sudah mendengarnya! jangan ucapkan itu lagi!"

Ini baru hari ke dua pernikahan kami, kenapa dia bisa jatuh cinta padaku! pembohong! dia pasti berbohong! kenapa sih dia harus mempermainkan perasaan orang ?

"Kenapa kamu diam, Dianee? Aku bisa memberikan kamu waktu untuk berfikir! "

Gak mungkin dia mencintaiku, dia pasti bohong! selama ini dia selalu berbicara dingin padaku dan saat aku ingin bertanya sesuatu tentangnya,

"Gak! kamu mau tau alasannya ? karena kamu bodoh!"

"Dasar Bodoh !"

Kata itu terpikirkan olehku. dia selalu nengataiku bodoh, Dasar bodoh!

Atau mungkin dia menyatakan cintanya itu cuma bohongan. dan kemudian dia akan mempermalukan aku setelah aku menjawab perasaannya?

sementara si dokter pribadinya sedang menguping di semak semak bunga mawar.

"Bisa bisanya tuan muda langsung menyatakan cinta! dasar tuan muda bodoh!" Guman Ray sambil tertawa cekikikan.

"Aduh, apaan sih duri bunga mawar ini! Aduh, duh! aku bisa jatuh kalo gini!"

Ray tak sengaja terpeleset dan menabrak ku dengan posisi yang sedang berhadapan. dengan otomatis aku terjatuh menindih Adam.

"Aah!"

Adam dan aku terjatuh di atas tanah.

Tatapan aku dan Adam saling bertemu. waktu seakan akan berhenti dan timbullah rasa aneh dalam diriku termasuk detak jantung yang berdetak dengan sangat cepat ketika aku menatap matanya.

perasaan apa ini? Sangat aneh! namun apa yang berdiri di bawah itu? sialan !

"Dasar Mesum!" Aku segera berdiri dengan cepat.

"maafkan Aku, Dianee. tadi itu kita sangat dekat jadi membuatku..

Namun tiba-tiba Ray datang menengahi kami dan menyela pembicaraan Adam.

"Aduh, maafkan saya! maafkan saya! saya benar benar tak sengaja, itu karena duri duri yang tak beraturan itu!" Ucap Ray menyela.

"Dasar tuan muda ! jika berbicara yang tidak tidak lagi, Nona Dianee pasti akan mengira kamu orang yang mesum!" guman Ray.

Aku menanggapi dengan senyuman kaku,"Tidak apa apa! "

Ray mengulurkan tangannya berniat untuk menarik Adam.

"Cepat tarik tangan saya! jangan sampai orang orang datang kemari karena mendengar keributan tadi!"

Adam mengulurkan tangannya dan menerima tangan Ray. Ray kemudian menarik Adam dan memapahnya menduduki kursi rodanya.

Dan benar, Sukma dan Anisa tiba dan penasaran dengan apa yang telah terjadi. mereka datang dengan tergesa gesa.

"Ada apa ini?" tanya Sukma terlihat khawatir.

"Iya, kami tadi mendengar suara orang terjatuh, jadi kami kemari karena takut terjadi sesuatu dengan kalian!" ucap Anisa khawatir.

Ray segera berjalan mendekati mereka dan membungkuk hormat.

"menjawab, Tidak ada yang terjadi pada kami, Nyonya dan nona!"

"Lalu, suara apa tadi?"

"Itu saya! saya terjatuh di semak semak bunga mawar. ini adalah duri durinya! maafkan saya telah mengganggu waktu anda! " ucap Ray sambil memperlihatkan duri mawar yang masih tertancap di kakinya.

Sukma terlihat kesal seketika dan kemudian berbalik pergi dengan mengajak Anisa, "Ayo kita pergi, Anisa! mengganggu saja!"

"Baik, kami pergi dulu!" Ucap Anisa dengan sopan.

Anisa lalu pergi mengikuti Sukma.

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

lanjuttt

2022-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!