"Apasih mangsudnya kamu nuduh mama kalo mama yang masukin obat di minuman kamu, gitu?" ucap Rani dengan raut wajah tak terima.
"sepertinya saya belum pernah bilang kalo mama yang masukin obat ke dalam minuman saya, ya. apa jangan jangan mama memangnaruh sesuatu di dalam minuman yang aku minum itu?" Tebak ku.
Dengan cepat Rani membuat muka dari hadapanku. seakan akan dia ingin mengelaknya.
"gak mungkin lah! lihat, kamu masih baik baik sampai sekarang kan?"
ya iyalah! kan berkat Adam yang menyuruh dokter pribadinya memeriksaku!
"Iya ya, ma!" ucapku tersenyum manis.
mobil pribadi keluargaku sudah datang. kami memasuki mobil itu bersamaan. di kursi depan juga sudah ada Tirya.
Suahsana di dalam mobil sangat hening. tak ada pembicaraan yang keluar dari mulut mereka berdua. begitu pula denganku. Hingga kami sampai di rumah mewah kami.
"Dianee, gantilah bajumu! jangan sampai masuk angin! "
"Baik, ma!"
setelah itu aku kembali masuk ke dalam kamar ku. Mandi terlebih dahulu dan berganti baju.
tok tok tok( suara ketukan pintu)
"nona, saya bawakan jahe hangat untuk anda. "
"Masuklah!"
pelayan itu masuk dengan membawa mampan yang terdapat minuman di atas mampan itu.
ternyata pelayan itu Ranti? pantas saja. Aku pikir pelayan suruhannya mama. tapi memang gak mungkin sih! masa mama khawatir dengan kesehatanku? Di rumah ini kan aku harus menjaga kesehatanku sendiri!
"Ini, nona! Habiskan ya! jangan sampai anda masuk angin!"
"Iya, iya! kenapa sih khawatir banget. yang orang tuaku saja gak pernah se khawatir ini padaku! "
"Nona! jangan bilang begitu dong! saya jadi sedih. atau, Anda bisa anggap saya sebagai orang tua kandung anda deh! saya pasti akan memperlakukan anda dengan baik!" Ucap Ranti dengan sungguh sungguh.
"Aha ha, berhenti deh bualanmu itu! umur kamu lebih rendah dariku beberapa bulan, masa kamu jadi Mama ku? "
Aku jadi teringat dulu, Aku memperjuangkan diriku untuk mendapat pujian dan pengakuan dari orang tua angkatku. Aku belajar dengan sungguh sungguh hingga nilai ku dapat melampaui Rasya, namun bukan pujian yang aku dapatkan. namun sebuah kritikan.
"Ingat, kamu harus selalu ada di bawah Rasya! beraninya anak angkat melampaui anak kandung? "
"lebih baik kami membuangmu saja! mau?"
"jangan merasa hebat dari Rasya, ya! atau kami akan benar benar membuangmu!"
Dan akhirnya aku tak boleh berada di atasnya. Aku menyembunyikan kemampuan ku! Jika sampai aku melebihi Rasya, maka mama akan membuangku. Aku sangat takut waktu itu, Aku takut mama benar benar membuangku.
Aku memberikan contekan untuk Rasya, sedangkan Aku, Aku tak bisa menggunakan kemampuanku sendiri. Aku harus mengisi jawaban yang salah.
"Nona, Nona, anda tidak apa apa? "
Aku segera tersadar dari lamunanku.
"Iya! Aku minum ya!"
Aku meminum minuman jahe hangat itu dengan terburu buru hingga Panas yang menyengat melukai lidahku.
"Ah!"
"Nona, Apa masih panas?" Tanya Ranti dengan sangat khawatir.
"Iya!"
Ranti dengan khawatir segera berlari keluar mengambilkan segelas air.
"Ini, nona minum dulu!"
Ranti sangat berharap aku bisa hidup sebegitu bahagianya. Aku tak boleh menghianati harapan Ranti. Aku harus hidup bahagia. Aku akan membangun keluarga sendiri.
Tanpa sengaja aku meneteskan air mataku perlahan.
"No, Nona! kenapa anda menangis? apa sangat sakit? saya panggilkan dokter ya agar lidah anda di periksa!"
"bukan! Tidak sakit! Aku hanya terharu... terharu!"
Aku memeluk Ranti dengan erat. Seakkan tak ingin Ranti pergi.
"Nona... "
begitu juga dengan Ranti. dia membalasku dengan pelukan erat.
mungkin karena kita senasib, atau bagaimana. hingga membuat Ranti begitu perhatian padaku melebihi siapapun. yang jelas Ranti seorang yatim piatu di panti asuhan.
...****************...
"Pa, kelihatannya Dianee masih dalam kendali kita! "
"Mungkin sekarang dia masih dalam kendali kita. tapi bagaimana jika setelah dia masuk ke dalam keluarga itu? Apa mama yakin dia gak akan membangkang? ketahuilah jika seseorang bisa berubah jika merasa lebih baik. begitulah seperti Dianee. Tergantung mereka memperlakukan Dianee. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments