Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, yang pasti aku berjalan tanpa arah. di pikiran ku hanya "Aku tak ingin seperti dulu jadi pengganti Rasya, aku tak mau!"
bayang bayang itu menjadi ketakutan terbesar ku. Rasa panik dan rasa takut menyelimuti diriku. Aku tak merasakan apapun selain perasaan itu.
Aku terus berjalan dengan sempoyongan hingga seorang wanita bertabrakan denganku.
"Aduh! gimana sih, jalan lihat l i h a t, "wanita itu terhenti setelah melihat wajahku yang familiar baginya.
Wanita itu melihat ke arahku seperti ingin mengingat sesuatu.
"sepertinya saya pernah melihat anda, namun di mana ya? Biar saya pikir dulu,
Oh, anda yang bersama tuan Adam kan? kenapa anda sendirian ? apa anda tersesat ? "
Aku tak mau jadi pengganti, kenapa? kenapa hidupku seperti ini? aku juga berhak bahagia! kenapa aku harus jadi pengganti Rasya? Aku berhak bahagia, aku berhak bahagia !
Tubuhku seketika gemetaran dan wajahku terlihat sangat pucat. Wanita di depanku tiba-tiba terlihat cemas dan khawatir.
"Bagaimana ini? sepertinya anda sakit, saya akan membawa anda bertemu tuan Adam!" Wanita itu memapahku dengan tangannya.
kemudian wanita itu mendudukan ku di sebuah sofa yang empuk.
"Anda duduk disini dan tunggu saya, saya akan mencari tuan Adam. "
Wanita itu segera pergi dari hadapanku dengan cemas dan berlari menuju lift.
sesaat kemudian wanita itu membawa kedua pria yang satu memakai kursi roda dan satu pria mendorong kursi roda pria itu.
wanita itu tiba tiba terkejut dan kebingungan,
"Lho, tadi beneran saya yang membawanya duduk di sini." ucap wanita itu menjelaskan.
"Lalu kemana dia?" Tanya Adam.
Pria yang mendorong kursi roda itu berjalan mendekati wanita itu dan berbisik di telinganya.
"Jangan sampai kamu terbukti berbohong, jika tidak, perusahaan kita ini akan selesai!" bisik pria itu.
"Saya benar benar telah memapah nona Dianee ke sana! "
"Kalian mencari ku? " tanyaku dengan tersenyum.
Wanita itu berjalan mendekat ke arahku, "Nona Dianee, kemana anda kemarin? saya tadi memapah anda ke sini, benar kan? " Tanya wanita itu.
Aku memang tak tega, namun mau bagaimana lagi? Aku gak bisa membantu wanita ini.
"Maaf, Tapi saya tadi habis dari toilet. maaf telah membuat kalian panik mencari saya! " jawabku dengan senyum manis.
Seketika Adam terlihat emosi karena telah merasa di bohongi oleh seseorang. karena dalam hidup Adam, dia tak pernah di perlakukan seperti ini.
"Jadi kalian mempermainkan saya? "Gertak Adam dengan kesal.
Wanita itu tiba-tiba melangkah mundur dan mendekat ke arahku.
"Tolong saya nona Dianee! " ucap wanita itu sambil berdiri di belakang ku.
"Sudahlah! biarkan saja dia! "
Namun Adam tak begitu mudah menahan emosinya. Dia berfikir ini tak bisa di maafkan karena telah membohonginya yang begitu tak bisa di sentuh oleh siapapun.
Aku segera berjalan menuju Adam dan mengambil alih kursi rodanya. Aku mendorong kursi roda itu dengan pelan.
"Ayo kita lihat ke sana! " Ajak ku sambil mendorong kursi rodanya.
"Dianee, aku kan belum bilang masalahnya sudah selesai ! ayo kita kembali ! cepat putar balik!" perintah Adam.
"Tuan Adam ingin mengetahui tentang Rasya, kan? maka menurutlah dengan saya, saya akan memberitahu anda disana Rasya pergi dan bagaimana keadaannya!" ucapku sambil tersenyum.
mungkin aku memang selamanya tak bisa terlepas dari kondisi ini. kondisi disana aku harus menggantikan seseorang selamanya.
Aku memang sedih, dan sangat sakit selama ini. namun aku bersyukur aku masih bisa hidup selayaknya dari pada orang tanpa status di bawahku.
"Memang kamu pikir aku sangat membutuhkan informasi itu? bodoh sekali sih, Dianee!" Adam tersenyum menyeringai.
memang, kamu kan punya banyak orang kepercayaan yang bisa kamu suruh untuk mencari dimana keberadaan Rasya! karena itu kamu tak membutuhkan informasi dariku. Tapi,
"Namun Tuan Adam, jika anda memerlukan informasi tentang keberhasilan Rasya, dari saya akan lebih cepat mencarinya!"
"Dasar bodoh! " ucap Adam dengan emosi.
apa sih? kenapa Adam mengataiku bodoh terus menerus? Apa ada kata yang salah dariku ? atau dia telah menemukan keberadaan Rasya sebelum bertanya padaku?
"Baiklah ! ayo kita pergi kesana, Dianee!" Adam menunjuk ke arah suatu tempat yang ada di depannya.
dengan tak banyak tanya, aku segera mendorong kursi roda Adam menuju tempat yang telah di tunjuk olehnya.
"perusahaan ini benar benar tak ada yang menarik sedikitpun! bikin mata sakit saja!" ucap Danian dengan kesal.
Aku hanya bisa tersenyum ramah menanggapinya.
"jam berapa sekarang ?" tanya Adam dengan kesal.
Aku melihat sekeliling ruangan barangkali terdapat jam dinding. dan akhirnya aku menemukannya.
"Sudah jam 8.30" jawab ku.
"benar-benar , perusahaan macam ini beraninya membuat kita menunggu ! Ayo cepat bawa aku bertemu pemiliknya!"
"Baiklah !"
maaf, kali ini aku tak bisa membantu lagi untuk menghambat amarah Adam. semoga saja kalian nanti tidak terkejut dan baik baik saja !
Aku berjalan kembali ke tempat kemarin dan menemukan pria tadi.
"Sudah jam setengah sembilan, saya masih harus mengurus sesuatu. saya tak bisa disini lagi! masalah membuat saya menunggu lama seperti ini akan saya laporkan pada presdir ( Zin)"
memang sih, perusahaan ini sudah membuat banyak masalah dengan Adam. memang pantas Adam marah. kalau aku jadi dia juga mungkin akan marah karena di suruh menunggu beberapa jam.
"Maafkan saya, Tuan Adam. saya akan melaksanakan pembukaan perusahaan sekarang. saya tak akan membuat anda menunggu lagi!" ucap pria itu khawatir.
"Apa anda sebelumnya kalian berfikir karena saya tak bisa berjalan lalu meremehkan saya? kalian harus ingat jika kalian ada dibawah saya!"
Aku baru kali ini melihat dia marah marah pada seseorang. karena kan sebelum menikah dengan Adam, Adam hanya memperlihatkan bahasa kesopanannya padaku walau dalam situasi dia sedang menghinaku.
"Bukan! saya tak bermaksud begitu!"
"memang saya tidak tahu? saya mendengar dari dokter pribadi saya, saat dia sedang di toilet dia mendengar salah satu karyawan telah menjelek jelekkan saya karena kondisi saya yang cacat ini!"
Kapan dia mendapatkan kabar itu dari Ray? dasar mengada ada. dia menuduh orang sesuka hatinya.
"Dianee, kita tak perlu memedulikan mereka, ayo cepat kita pulang! Ray menunggu kita di dalam mobil. "
"Baiklah !"
...****************...
"Tuan, masalahnya sudah selesai ?" Tanya Ray.
"Sudah, tuh!" jawab Adam.
"Saya tak tahu kenapa anda bersikap seperti itu. apa benar mereka meremehkan anda? " tanyaku ingin memastikan.
"nona Dianee, saat itu,
"Diam kamu!" perintah Adam.
Ray seketika menghentikan pembicaraannya.
"Tuan Adam, saya hanya ingin mengetahuinya, apa saya tak boleh?" tanyaku dengan kesal.
"Gak! kamu mau tau alasannya ? karena kamu bodoh!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Aan Wae
kurang sopan manggil nya..pemanggilannya
2022-08-23
0
Alfi Alfi
baguuus
2022-06-25
0