"memang mudah bagimu mengatakannya. Sedangkan aku tak bisa, aku tak bisa melepas. Aku tak ingin di buang."
"Nona Dianee, anda bisa melepaskan dan memulai hidup baru. dengan membangun keluarga yang akan anda mulai. "
pelayan itu berjalan mendekatiku dan duduk di sampingku.
"nona, ini demi kebaikan anda. jika anda menikah dengan Tuan Adam, anda akan terbebas dari kengkangan keluarga ini. ini kesempatan anda! maaf jika saya banyak bicara, saya melakukan ini karena saya ingin melihat nona Dianee hidup dengan baik dan bahagia kedepannya. "
"Begitu ya? tapi aku belum ingin memikirkan sampai sana!"
"Nona, tolong pikirkan kembali demi kebaikan anda! "
Aku hanya merindukan kasih sayang dan perhatian dari seseorang. seorang ibu. aku merindukan sosok itu yang seperti dulu.
Aku selalu mengurung diriku di kamar sendirian. aku hanya akan keluar jika akan makan malam atau akan pergi keluar.
Namun tiba-tiba aku teringat omongan Ranti, pelayan yang aku anggap sebagai sahabat itu. apa aku seharusnya membangun keluarga baru saja? mempunyai anak, dan...
aku sempat membayangkan memiliki keluarga baru dengan Adam dan memiliki satu anak.
argh, gak mungkin. mana bisa dengan Adam yang itu? aku gak mau!' batinku dengan mencengkeram kepalaku.
...****************...
sebuah telepon berdering. Rani menyentuh tombol warna hijau dan memegang ponselnya di samping telinganya.
"Halo? "
"......"
"apa? makan malam?"
"........"
"baik, kami akan kesana jam 7. sampai bertemu nanti! "
Tirya berjalan mendekati Rani, " Telepon dari siapa, Ma?" tanya tirya.
"Ini loh, dari keluarganya Adam. calon menantu kita! katanya nanti makan malam sambil membicarakan tentang pernikahan Adam dan Dianee"
"Dianee gak menolak, kan? "
"Gak lah, pa! dia kan gak mau kita buang. asalkan tidak kita buang, dia gak akan membangkang!" jawab Rani dengan tertawa kecil.
"aku khawatir, takutnya Dianee gak akan menurut dengan kita lebih lama lagi jika dia bisa hidup nyaman di keluarga sana. kita juga gak bisa mengawasi dia." Ucap Tirya khawatir.
"iya juga, pa. bahaya jika Dianee gak nurut sama kita lagi. dia bisa saja menyuruh Adam memutuskan bisnis kita!" tebak Rani.
"iya, itu yang aku takutkan, ma. kita harus lakukan sesuatu agar Dianee tetap menurut sama kita!"
Rani dan Tirya saling memandangi satu sama lain dan tersenyum.
...****************...
Ranti berlari menuju kamarku dengan gembira sampai dia terjatuh ke lantai.
"Aduh,"
Aku mendengar suara Ranti yang terjatuh . Aku langsung khawatir dan segera beranjak berdiri dari duduk ku di atas kasur dan segera berlari membuka pintu.
"Kamu gak papa?" tanyaku.
Aku berjalan mendekati Ranti dan mengulurkan tanganku untuk menariknya berdiri. Ranti mengulurkan tangannya menyentuh tanganku.Akupun menariknya berdiri.
"Ada apa sampai sampai kamu terjatuh begini?" Tanyaku yang tak terlalu penasaran.
"sebentar, Nona Dianee. Biar saya menarik nafas dulu!" Ranti menarik nafasnya yang terengah engah. sampai dia sudah tenang baru mulai berbicara.
"Itu, saya tadi di suruh nyonya untuk mengatakan pada Nona Dianee bahwa malam ini ada makan malam antar keluarga Nona Dianee dan Tuan Adam. "
"kirain ada apa sampai sampai kamu terlihat buru buru begini!" Ucapku terlihat tak tertarik.
"Nona, anda tidak penasaran kenapa kalian harus mengadakan pertemuan keluarga dengan alasan makan malam? "
"memang ada apa? " Tanyaku yang masih tak tertarik.
"Tentu saja pasti untuk menentukan tanggal pernikahan Nona dengan Tuan Adam."
"Iya, mungkin saja. Ini gak boleh terjadi. Aku harus bertemu dengannya(Adam) dulu! Tapi gimana caranya? aku gak punya npmor teleponnya!"
seperti biasa, menjelang jam 6 Rani sudah mempersiapkan segala keperluanku termasuk pakaian yang bagus tentunya itu baju milik Rasya yang dia pinjamkan untuk aku kenakan.
dengan segala persiapan yang sempurna, para pelayan mendandaniku dengan Make up setelah aku selesai memakai bajuku. setelah para pelayan selesai mendandaniku, Aku melihat wajahku di dalam cermin.
pukul 6.45 kami semua sudah bersiap.Kami semua berkumpul di ruang tamu dan berjalan menuju teras rumah menunggu mobil yang di siapkan oleh supir pribadi keluarga.
...****************...
07.15
sepasang suami istri yang tidak lain Zin dan Sukma duduk bersebelahan di sebuah bangku restoran yang khusus untuk VIP. Di samping terdapat sosok pria tampan yang wajahnya hampir sama seperti Adam. di samping tempat duduk pria itu ada seorang wanita cantik yang terlihat feminin. sedangkan di depan Sukma dan Zin ada Adam dan di sampingnya sebuah bangku kosong. lalu di barisan samping Adam masih terdapat dua kursi kosong juga.
"Maafkan kami, kami terlambat!" ucap Rani.
Rani berjalan bergandengan dengan Tirya. sedangkan Aku ada di belakang mereka. Rani melepaskan rangkulan Tirya dan berbalik berjalan ke arahku kemudian merangkul tanganku.
"Sayangku, kamu duduk di samping Adam ya?" Rani menarik ku dan mendudukkan ku du samping Adam.
dan tersisa dua bangku kosong yang di pakai untuk Rani dan Tirya duduk.
Pandangan Sukma nampak tak senang memandangi kelakuan Rani. atau sebenarnya dia hanya sebal padaku saja? berbeda dengan Zin, dia terlihat tenang dan mengobrol santai dengan Rani dan Tirya.
Aku menoleh ke arah Adam dan berbicara dengan lirih agar tak ada yang mendengarku. "Tuan Adam, bisakah kita bicara berdua saja nanti jika ada waktu luang?"
Adam tak menjawabku sama sekali. dia sepertinya tak peduli padaku, atau dia benar benar tak mendengar ucapanku?
"Ehem, sebelum kita makan malam, saya perkenalkan terlebih dahulu. Ini anak pertama saya,Adit dan di sebelahnya adalah calon istrinya, Anisa. " Zin menunjuk ke arah sepasang pria dan wanita yang duduk berdampingan itu.
"dan, Anisa. dia Dianee, calon istri Adam. dan mereka orang tua Dianee." Ucap zin lagi.
Aku hanya tersenyum lebar menanggapinya. begitu juga dengan sepasang pria dan wanita itu, dia juga menanggapi dengan membalas tersenyum padaku. sepertinya mereka orang baik baik.
Makan malam berjalan dengan lancar tanpa adanya pembicaraan. namun sepertinya itu lebih baik dari pada saling berbicara namun suahsananya mencengkam.
Akhirnya pembicaraan pun dimulai.
"Jadi sesuai yang ditentukan tentang pernikahan Adam, sebelumnya kami telah sepakat jika pernikahannya dilaksanakan bersamaan. karena kami telah menentukan tanggalnya sebelumnya. kami hanya akan memberikan waktu untuk keluarga Dianee waktu 3 hari." ucap Sukma dengan menekuk erat tangannya.
Aku tak berani menatap mata calon mertuaku. terlebih jika kami akan tinggal bersama di satu rumah nanti. aku pasti gak akan berani untuk makan ataupun bergerak saja tak bisa.
"Itu bukannya terlalu cepat, nyonya Sukma? kami tak bisa melepaskan anak kami se cepat itu!" jawab Rani dengan ekspresi pura pura dan kasihan.
Namun sia sia saja, Sukma bahkan tak merasa kasihan dengan Rani.
"Kami tidak akan memaksa. Anda bisa membatalkan pernikahan jika anda tak setuju." Sahut Sukma dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments