Bab 7. Pernikahan

2 Hari kemudian.

hari hari yang di tunggu tunggu datang juga. Segala persiapan selama 2 hari tak sia sia. Halaman di hias dengan banyak karangan bunga. meja dan kursi tertata dengan rapi.

Sebelum acara di mulai, Dianee di hias dengan make up yang begitu tebal hingga hampir tak ada yang mengenalnya.

Dianee memandang ke arah sebuah kaca. melihat dirinya yang tengah di hias seperti pengantin baru. ini masih seperti tak nyata baginya jika dia akan segera pergi meninggalkan keluarga ini.

"Apa ini mimpi? aku akan terbebas dari keluarga ini setelah begitu lamanya? jika ini mimpi, tolonglah jangan bangunkan aku! " ucap Dianee sambil menepuk nepuk pipinya dengan ke dua tangannya.

Ranti berdiri di depan pintu dengan muka memelas. Dia menengok ke dalam ruangan rias yang terdapat aku sedang duduk di sebuah kursi dan sedang menepuk nepuk pipiku. Ranti segera berjalan masuk dan menutup pintunya. Ranti berjalan mendekatiku dan berdiri di belakangku.

"Nona... anda akan meninggalkan ku, Hu hu... tolong jangan lupakan saya ya jika anda nanti sudah jadi orang besar dan bahagia!" ucap Ranti sambil mengusap air mata yang tak berhenti menetes.

Ranti dan Aku tumbuh bersama di rumah ini. rasanya memang berat untuk berpisah, mengingat kami bergantung satu sama lain. Sangat berat untuk kita berpisah. kami sudah seperti kakak dan Adik.

Ranti memeluk ku dari belakang yang duduk di kursi dengan erat sambil menangis tersedu sedu.

"Nona Di- a nee. saya, saya takut anda akan melupakan saya. jangan lupakan saya, ya?" ucap Ranti dengan memelas.

Aku juga sedih akan berpisah dengannya begini. andai aku bisa se enak nya membawa pelayanku ini ikut pergi ke keluarga itu. Namun ini belum waktunya, Aku masih belum memiliki kekuasaan. Tunggulah aku, Ranti, aku pasti akan membawamu pergi meninggalkan rumah ini dan kita akan hidup bahagia, tak terpisahkan selamanya!

"Kamu harus bertahan! saya berjanji, akan membawamu nanti! kamu harus bertahan di rumah ini tanpa saya!" Ucapku.

"No-nona, saya pasti akan bertahan. jangan lupa jenguk saya di sini ya. Anda juga jangan mengalah lagi! anda gak boleh di anggap remeh dan di anggap sebagai pengganti seseorang! anda harus memperjuangkan kebahagiaan anda yang baru ini!"

Awalnya aku tak berpikir, bagaimana sulitnya masuk ke dalam keluarga itu? bagaimana cara menjadi bagian dari keluarga itu?

Aku dan Ranti berpelukan dengan erat. Walau aku juga ingin menangis karena harus berpisah dari Ranti, namun aku tak boleh. karena riasannya akan luntur jika aku menangis. jadi aku harus menahan air mata ini.

Kreak' ( Suara pintu terbuka)

"Dianee, kamu sudah siap? kita harus segera keluar! mempelai pria sudah menunggu!"

Apa pada akhirnya aku benar benar menikah dengan pria itu? pria yang pernah menghinaku itu? apa aku akan bahagia?

Aku berjalan dengan di iringi Rani dan Tirya yang merangkul kedua tanganku. berjalan dwngan pelan dan feminim. hingga tinggal satu langkah lagi, langkah kakiku terhenti.

Hari ini, jika aku benar benar melangkah maju, maka aku akan menjadi istrinya. istri seorang pria yang di anggap semua orang sebagai pria cacat yang penyakitan, padahal dia adalah pria yang sempurna! apa aku harus bersyukur atau berterima kasih karena telah menikah dengan pria yang sempurna seperti dia?

"Dianee, kenapa kamu berhenti?" Tanya Rani.

"Tidak apa apa!" Aku melanjutkan langkah kakiku yang terhenti tadi.

sampai tepat di tempat upacara pernikahanku, Rani dan Tirya melepas rangkulan mereka.

Upacara pernikahan berjalan dengan lancar. Dan hari ini, aku menjadi istri sah Adam. Dan

Kehidupanku

di Mulai

dari

sini...

...****************...

di depan rumah besar mobil berhenti melaju. Adam, Aku dan beserta keluarganya keluar dari mobil dan beranjak memasuki rumah. Tak ada sapaan ataupun pembicaraan dari dalam mobil tadi, dan itu membuat diriku sangat tegang.

"Sekarang kita satu keluarga, ya, Dianee?" sapa Anisa dengan meng ekspresikan wajahnya tersenyum manis menatapku.

"Iya, kak Anisa."

"Kami masuk dulu, ya!" Ucap Anisa sambil merangkul tangan Adit.

"Iya, saya akan menyusul, silakan anda masuk duluan!" Balasku.

Dengan mesranya mereka berjalan bersama.

memang, pengantin baru suahsananya beda, ya? oh ya, aku juga pengantin baru, kan?

Aku menatap ke arah Adam, " Saya akan mendorong kursi roda Anda!" Aku memegang kursi roda yang Adam duduki dan mendorongnya dengan pelan.

"Ternyata kita bisa menikah juga. saya pikir anda akan membatalkan begitu saja karena anda menghentikan langkah tiba tiba." Ucap Adam.

"Dan juga, hatiku berdetak kencang, dan takut jika kamu akan membatalkan pernikahan karena sikapku terhadapmu selama ini!" batin Adam.

"Saya memang bimbang! saya bimbang, apa saya akan bahagia atau tidak? namun saya tetap melangkah, karena saya tak mau berhenti di tengah jalan begitu saja!" jawabku.

Aku sampai di tengah tengah ruangan keluarga ini. semua mata tertuju padaku dan Adam.

Mulutku terdiam membisu. Aku harus menyapa mereka namun tak bisa. ternyata bayangan bahagia yang ku bayangkan tak seperti ekspetasiku selama ini. Hancur sudah!

"Saya dan istri saya lelah. kita akan ber istirahat!" ucap Adam.

kalau dilihat, sepertinya hubungan keluarga ini agak rumit. mereka memakai bahasa formal antara Adam dan mereka. sebenarnya, apa masalah yang tak ku ketahui?

"Ayo jalan, Dianee!" perintah Adam.

Adam rupanya sudah melepaskan bahasa formalnya denganku. apa berarti, kami akan menjadi akrab dan memiliki keluarga baru? Namun, ngomong-ngomong, kalo membuat keluarga baru kan harus melakukan itu dulu? Agrh, kenapa tak kepikiran sih? Gak mau! Aku belum siap sepenuhnya!

"Kenapa diam saja?" lanjut Adam.

"I, iya! "

Aku segera mendorong kursi roda yang di duduki Adam. karena jalannya tangga jadi sangat sulit dan membuatku ngos ngosan.

"Hah, Huh, Capek banget! kenapa anda harus di lantai 3 sih? " Ucapku sambil tengok sana sini.

Tidak ada orang!

"Nah, sudah tidak ada orang disini! anda gak perlu berpura pura lagi! ayo, cepat berdirilah! Aku capek!"

Namun Adam masih terduduk di kursi rodanya menatap tajam ke arahku.

"Apa sih? apa mangsudnya tatapan anda itu?"

"Di samping itu kamarnya Kakak ku, di dalamnya juga pasti ada orangnya! sayagak maumengambil resiko jika saya ketahuan!"

Jadi, dia menyuruh saya mendorong sampai masuk ke kamarnya kan? baiklah!

Kami telah memasuki kamar. Aku segera membaringkan diriku yang kelelahan di atas kasur yang empuk.

"Leganya! akhirnya sampai juga!"

Sosok pria berdiri dari kursi roda dan melepas kancing kemejanya lalu melemparkannya di atas kursi.

Terlihat tubuh sempurnanya yang di penuhi dengan otot kekar.

Aku melamun melihat pria se sempurna itu di hadapanku. " luar biasa!"

Terpopuler

Comments

Andang All Iclas

Andang All Iclas

aku dan Diane wkkkkkkkkk

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!