"Karena kita telah terbuka satu sama lain, jadi jangan bicara formal mulai sekarang. " Bujuk Adam.
Aku masih gak menyangka bahwa status Adam adalah Anak haram dari selingkuhan Tuan Zin. Dari yang di ceritakan Adam, sepertinya Zin sangat menyayangi Adam. dia bahkan sampai akan menjadikan Adam pewarisnya satu satunya.
"Halo, Dianee. kamu dengar ucapanku gak?"tanya Adam lagi.
"Iya, saya dengar. anda menyuruh saya tak berbicara formal dengan Anda kan?"
"Lalu? " tanya Adam tak sabar.
"Baiklah! saya akan berbicara santai dengan anda pelan pelan !"
mungkin aku dan Adam sudah di takdirkan untuk bersama. dan inilah cara agar aku bisa dekat dengannya. namun meskipun ini bukan takdir ku sekalipun, aku harus tetap mendekati Adam, karena aku harus mendapatkan kekuasaan walau sedikit. karena Ranti menunggui untuk menjemputnya dan memperlihatkan jika Aku telah bahagia.
"Tapi kamu masih pakai bahasa formal tuh!" Adam mendekapkan kedua tangannya di dadanya dengan bibir yang sengaja dia manyungkan dan membuang pandangannya.
Ups, Adam lucu banget! bisa bisanya dia bersifat seperti anak kecil begitu !
"Baiklah ! Aku akan memanggil anda dengan sebutan "Adam " sekarang ! sudah puas?"
Adam menaikkan satu alisnya dan melirik ke arahku. lalu Adam berdiri dan membuka kancing bajunya satu demi satu.
Aku tertegun, lalu berfikir jika Adam akan melakukan itu sekarang.
"A, anda, anda mau apa? " tanyaku dengan gugup.
"Kita adalah sepasang suami istri, kenapa harus malu? kalian cepat atau lambat bukannya kita akan melakukannya ?"
"Ti, Tidak !! saya belum siap!" Aku segera beranjak berdiri dan mendorong Adam dengan kuat lalu berlari keluar kamar.
Aku menutup pintu kamar dan bersandar. Aku menyentuh dadaku yang berdetak kencang dan tak ku sadari saat bersama Adam di dalam kamar tadi.
"Perasaan apa ini? jantungnya berdetak sangat cepat. gak mungkin kan seperti yang di film film, jika jantung berdetak artinya aku jatuh cinta padanya? Gak, mungkin aku terlalu gugup tadi karena... bisa bisanya Adam ada niat begitu ? memang sih aku istrinya, dan itu kewajiban ku sebagai istri. namun kan aku belum siap !" Aku mendekap jantungku.
Aku bernafas panjang dan dengan perlahan melepaskan nafasku. itu aku lakukan sebanyak tiga kali berturut turut hingga aku tak gugup lagi.
suara langkah kaki mendekat, Aku kembali gugup. Yang aku takutkan bukan karena Adam, melainkan ada seseorang yang datang dan melihatku di luar kamar. Aku takut orang yang datang itu tahu jika hubungan ku dan Adam tidak baik.
"Nona Dianee?"
Suara yang familiar, suara seorang pria memanggilku
Aku menoleh ke arah suara yang memanggilku dan ternyata pria itu adalah Ray. aku kembali bernafas lega.
Untunglah, Ray yang datang !
"Nona Dianee kenapa di luar? dan kelihatan gugup."
"Saya, saya tidak apa apa! saya hanya ingin mengambil minuman saja!" Jawabku beralasan.
"Oh, tuan Adam ada di dalam kan?" Tanya Ray lagi.
"Ya, Dia ada di dalam !"
"Kalo begitu, saya tak merepotkan anda lagi. saya akan masuk ke dalam kamar menemui tuan Adam. dan, Anda silakan pergi duluan!" Ray tersenyum ramah dan membungkuk mempersilakan aku pergi.
Aku mengangguk dan tersenyum ramah lalu pergi dari hadapan Ray.
'Kreak!'(Suara pintu di buka)
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendorong orang yang baru masuk ke dalam kamar itu terpojok di tembok.
"Tu, Tuan Adam!" Ray tertegun sekaligus sangat terkejut.
Melihat yang dia pojokan itu adalah Ray, dokter pribadinya. Adam dengan segera melepaskan tangannya dan berjalan sedikit menjauh dari Ray.
Ray melihat tampilan Adam. Adam hanya memakai sebuah celana panjang. Otot tangannya terlihat kekar dan otot perut yang terbentuk dengan sangat kuat.
"Tuan Adam, anda membuat saya ngeri! bisa bisanya anda mau menggoda saya. perlu anda tahu, saya orangnya tak tertarik dengan pria!" Ucap Ray menegaskan.
"Apa? memangnya aku tertarik sama kamu? dasar, gak usah ge'er deh! " ucap Adam sebal.
"Lalu tadi apa? "
"Bukan urusan kamu!" Ucap Adam dengan wajah yang tiba-tiba memerah.
Ray melihat ekspresi wajah Adam yang memerah merona. Ray kemudian tertawa.
"ha-ha-ha, jangan bilang, Anda mengira saya adalah nona Dianee ? "
"Diam! ada apa kamu kesini? " Adam mengambil bajunya yang tergeletak di lantai dan memakainya kembali.
Adam mengancingkan kembali kemejanya yang ia pakai lalu duduk di sebuah sofa kamar.
"Tuan Zin kemarin mengundang saya ke ruangan kerjanya. dan, dia meminta kepada saya untuk membawa anda berobat ke luar negeri. demi pengobatan kaki anda!" ucap Ray.
"Sudah waktunya pindah rumah. "
Ray menghembuskan nafas panjang," Tuan besar begitu baik pada anda. kenapa anda harus pura pura cacat begini ? "
"Aku menghormati kebaikan papa. namun kebaikan itu bisa menjadi masalah besar. kamu tahu kan masalah apa yang aku mangsud?"
"Saya mengerti ! namun perihal rumah, bagaimana jika di villa anggrek ? itu cocok di tinggali oleh anda yang memiliki status "
Adam termenung memikirkan sesuatu.
"Aku akan diskusikan dengan Dianee dulu dan bersiap siap!"
Ray tersenyum puas," jika begitu, saya permisi tuan. " Ray membungkuk lalu berjalan keluar kamar.
Di luar kamar, Ray bertemu Dianee yang baru sampai di depan pintu kamar.
"permisi, Nona Dianee " ucap Ray tersenyum ramah.
Ray membungkuk dan berjalan pergi dari hadapanku.
Aku sempat bimbang ingin masuk ke dalam kamar atau tidak? tanganku menggenggam ganggang pintu. namun kemudian aku membuka pintunya.
Aku melihat sekeliling, Dan mendapati Adam yang tengah duduk di sebuah kursi sofa yang empuk.
"Dianee !" panggil Adam.
Apa yang harus aku lakukan ? apa dia akan memarahi ku atau meneriakiku bodoh lagi karena aku kabur keluar kemarin ?
"Ada apa?" ucapku yang masih berdiri dengan jarak yang jauh dengan Adam.
"Bagaimana menurutmu jika kita pindah rumah ?" Tanya Adam dengan menatap ku serius.
kalau pindah rumah sih enak gak akan ketemu dengan nyonya Sukma dan tak akan terjebak dengan situasi canggung. namun aku masih berfikir panjang, jika nanti aku dan Adam tinggal hanya berdua saja pasti hal hal yang tak di inginkan akan terjadi.
"Terserah kamu. Aku hanya seorang istri yang harus mengikuti dimanapun suaminya pergi!"
"baiklah, Aku anggap kamu setuju. kamu tak perlu berbicara, biarkan aku saja yang berbicara dengan papa dan mama tentang rencana kita!" ucap Adam.
"Baiklah !" ucapku menurut.
"Tadi, Aku minta maaf! Aku benar benar tak siap. " ucapku lagi dengan ekspresi masam.
"Tidak! tidak apa apa. mungkin aku terlalu terburu buru dan membuatmu terkejut. "
Apa adam sebaik ini mau menungguku?
"ini sudah jam makan malam, Ayo kita turun ke bawah bersama! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
lanjut thpr semanggat upnya
2022-07-01
0