akhirnya pesta yang di tunggu tunggu tiba juga. aku berjalan memasuki sebuah pesta meriah itu menggunakan gaun putih panjang dan memakai sepatu berwarna sebening es. Rambutku telurai panjang dengan riasan yang membuat wajahku berkarisma dari yang lainnya. semakin aku berjalan, semakin banyak khalayak ramai menatap ke arah ku.
sekarang aku tahu bagaimana pentingnya berdandan itu. Aku mendapatkan banyak perhatian semua orang dari pada diriku yang dulu yang tak memakai riasan apapun.
Terlihat seorang pria memakai jas atasan dan celana panjang putih sedang duduk di sebuah kursi roda. seperti biasa, di belakangnya terdapat pengasuh yang menemaninya di belakangnya. Pria itu tertegun melihatku memasuki aula.
Aku berjalan dengan pelan menuju ke arah pria yang duduk di kursi roda itu. lalu aku berada di sampingnya.
"Bagaimana tampilan saya malam ini?" tanyaku percaya diri.
"Biasa saja,tuh!" ucapnya dengan tatapan dingin.
apasih? tadi aja melihatku sampai tertegun begitu!
aku tau memang susah untuk mendapatkan hatinya Adam. namun aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hatinya. di kehidupan baru ini aku harus hidup bahagia. Aku gak boleh menjadi pengganti untuk siapapun! aku tak mau di anggap begitu oleh orang lain dan di kekang lagi.
sepasang pria dan wanita datang kepadaku dengan saling merangkulkan tangannya dengan mesra dan terlihat sangat bahagia.
"Dianee, kamu jadinya pake gaun itu juga, ya?"
"Iya! saya menyukainya, kak!"
sebenarnya kemarin wanita yang aku lihat di butik itu adalah Anisa. Anisa yang menikah dengan calon kakak iparku, Adit.
Aku sebenarnya tak bermangsud untuk memanggilnya namun dia memanggilku duluan jadi kami memilih baju yang sama dan gaun ini adalah yang di pilih Anisa untuk ku. Semua tabunganku terkuras habis untuk membeli gaun mahal ini. sepatunya juga lemeted adition. di tambah, aku pergi ke salon untuk meluruskan rambutku. hu hu... sedih rasanya, uangku terkuras habis!
"Kamu cantik banget hari ini, Dianee. " Anisa tersentum ria, matanya berbinar binar menatap ke arahku.
"Kak Anisa juga cantik kok" balasku sambil tersenyum manis.
"Kya, imutnya! kenapa kamu bisa imut banget sih, Dianee!"
"Kak Anisa lebih imut!"
Pipiku sakit kebanyakan senyum begini. kenapa gak cepat selesai sih pembicaraan ini.
Pesta pun di mulai. Zin selaku kepala keluarga yang menyelenggarakan pesta telah memberikan sambutan kepada para tamu dan juga memperkenalkan aku sebagai calon menantu keluarganya.
Rani dan Tirya juga ikut hadir namun baru terlihat kemarin. Rani mengambil 2 buah minuman yang di bawa seorang pelayan yang lewat di depannya dan memberikannya padaku.
"Selamat ya, sayangku Dianee. ini minuman sebagai hadiah dariku!" ucap Rani sambil mengulurkan tangannya ke arahku.
Aku segera mengambil segelas minuman yang di berikan Rani dan meminumnya dengan sekali teguk. Rani tersenyum puas menatap ke arahku.
namun tiba tiba seorang pelayang membawa sebuah kue dan bersenggolan dengan ku. kue yang pelayan itu bawa berjatuhan semua di gaun mewahku.
"Ma, maafkan saya!"
"Tidak apa apa!"
padahal ini gaun mahal yang baru aku beli. namun mau bagaimana lagi, gak mungkin aku memarahi pelayan itu di depan semua orang.
"Aduh, gimana sih, gaun anak saya kotor, kan? untungnya saya bawa baju ganti. "
"kalau begitu, tolong antarkan Nona Dianee ke kamar untuk berganti baju. Nyonya Rani bisa ambilkan baju untuk putrimu" sahut Sukma yang kemarin hanya diam.
Rani terlihat kesal. " sial, kenapa orang itu ikut campur, sih? padahal rencanaku hampir berhasil!" batin Rani dalam hatinya.
"Iya!"
Rani segera beranjak melangkahkan kaki keluar.
pelayan mengantarkan ku masuk ke dalam sebuah kamar.
"Nona bisa berganti baju di sini. saya akan keluar meminta baju yang nyonya Rani bawa untuk anda."
"Ya!" ucapku sambil tersenyum.
Krek,
suara pintu kamar mandi terbuka. seorang pria memakai sehelai handuk di bagian bawah perutnya. dia berjalan keluar dari dalam kamar mandi.
Aku sempat membuka kancing bajuku namun untungnya belum. Aku mendengar suara langkah kaki dan menoleh ke arah langkah kaki itu.
"Aah!" teriak ku.
"Ngapain Anda di kamar saya?" ucapnya dingin.
"Sa, saya mau ganti baju. maaf, saya tak tahu ini kamar Anda! " ucapku sambil menunduk.
Aku tertegun mengingat sesuatu dan akhirnya
"Anda, anda bisa berjalan?"
"Saya, saya tidak bis,
"Anda tidak bisa berbohong pada saya! Anda bisa berjalan!"
akhirnya aku tahu kelemahan pria di hadapanku.
aku bisa mengancamnya jika dia gak baik padaku nantinya.
Aku tertawa sinis, namun tiba tiba badanku terasa panas dan meriang.
"Panas sekali!"
Muka ku berubah merah merona.
"Aku haus!" Aku berjalan mendekati Adam dan mencium bibirnya.
Adam tertegun. Dia segera melemparku sampai terjatuh di atas ranjang. lalu mengusap bibirnya tengan telapak tangannya.
"Adam, tubuh saya panas. saya haus!"
"sepertinya kamu terkena obat. Aku akan memanggilkan dokter pribadiku!" Adam melangkahkan kakinya namun aku menarik tangannya hingga dia terjatuh dan menindih tubuhku.
"nona Dianee, jangan keterlaluan. atau saya benar benar akan memakanmu!"
Kriek,
sebuah pintu kamar tiba tiba terbuka. seorang pelayan datang memasuki kamar.
"Tu, tuan muda!"
Adam terlihat panik dan segera duduk di atas kasur.
"Panggilkan dokter! nona Dianee demam!"
"Ba, baik!"
"Dasar wanita bodoh, bisa bisanya gak berhati hati? bagaimana jika bukan aku yang ada di kamar ini melainkan orang lain. kalian pasti akan, tapi untungnya kamu tak masuk ke kamar lain. jika kamu benar benar di nodai oelh orang lain aku pasti akan membunuh pria itu!"
"tapi bagaimana ya caranya agar dia gak bergerak dan menggoda ku? apa aku ikat saja kaki dan tangannya? begitu aaja deh!"
Adam mengambil sebuah tali dan mengikat kedua tanganku dan kedua kakiku.
"Ini belum waktunya malam pertama kita, jadi mengertilah dan tahan sebentar, oke? 2 hari lagi!" ucapnya.
dokter pribadi yang biasa mengurus Adam segera memasuki kamar Adam.
"Tuan mu.. da..
"Tuan muda, apa yang anda lakukan padanya? kamu sudah melakukan itu padanya kan? "
"Lakukan apa? cepat sana periksa dia! jangan banyak tanya!"
setelah beberapa menit akhirnya pemeriksaan selesai.
"Tuan muda, Nona Dianee terkena obat perangsang. untungnya anda mengikatnya, jika tidak,
dan juga, siapa yang melakukan ini pada nona Dianee? yang pasti orang itu pasti menginginkan pernikahan anda dan nona Dianee batal. "
"aku tak tau siapa yang melakukannya karena aku di kamar untuk mandi tadi!"
"sepertinya kalian berjodoh, soalnya nona Dianee sudah di celakai orang namun masih saja masuk dalam pelukan Anda!"
" Aku lebih suka saat dia sadar!"
Dokter itu merasakan merinding di sekujur badannya membayangkan sesuatu yang di lakukan oleh Adam dan Dianee di atas ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments