"Krek" suara pintu kosan kembali dibuka, aku yang baru saja ingin melangkah untuk pergi ke kamarku terpaksa mengurungkan niatku, karena ingin melihat siapa yang datang.
"Pama apakah masih ada kamar kosong? untuk aku dan adikku?" tanya seorang perempuan yang baru saja membuka pintu rumah pemilik kosan.
Aku memandang keduanya dengan tatapan aneh dan takut, bagaimana tidak seorang gadis yang berpenampilan menyeramkan dengan rambut digerai lurus apalagi rambutnya sepanjang pantat dengan poni yang sampai menutupi matanya dan dia menggandeng seorang bocah dengan gaya seperti tuyul, kuperkirakan bocah itu berusia 6 atau 7 tahun.
"Mereka manusia atau setan?" dalam batinku, kenapa ada orang semengerikan seperti itu, "apakah paman akan memberi mereka kamar? bukan kah kata bibi kamar di kosan ini sudah penuh?" aku kembali bertanya di dalam hatiku.
Sekarang aku dapat melihat gadis tadi melirik ku sekilas dengan lirikan yang sangat tajam, itu mampu membuatku merinding disekurjur tubuhku, tapi aku tetap berusaha untuk tetap santai, seakan tidak ada apa-apa.
"Kalian berdua beruntung nona dan adik kecil, masih ada satu kamar lagi yang tersisa disini" paman menjawab pertanyaan gadis tadi, hingga membuatku bingung, bukankah kamarnya sudah penuh?.
"Paman bukankah kata bibi kamar disini sudah penuh? tapi kenapa pama bilang masih ada satu lagi kamar kosong?" tanyaku bingung, dari pada penasaran lebih baik langsung bertanya.
"Semalam ada orang yang sewa kamar kosan nya sudah berakhir dan dia juga tidak ingin memperpanjang sewanya, jadi tidak heran jika ada kamar kosong bukan?"
Paman menjawab pertanyaan ku dengan muka datarnya, aku rasa pama memang hanya bisa memperlihatkan muka datanya saja, karena sedari pertama kali aku bertemu dengannya mukanya hanya terus seperti itu bahkan pada istrinya tanpa ada sedikitpun senyum yang tersungging di bibirnya, bisa-bisanya bibi menikahi pria datar seperti paman, tapi jika sudah jodoh mau bagaimana lagi, apalagi kalau saling cinta.
"Mari ikut saya nona, sebelumnya siapa nama anda?" tanya paman ramah pada gadis tadi.
"Namaku Nita dan adikku Roy" jawabnya datar sedatar mungkin, apakah dia tidak memiliki ekspresi sedikitpun? kenapa orang-orang disini sangat membingungkan.
"Kalau begitu Nita dan nak Roy mari ikut saya ke atas" ajak paman pada keduanya.
"Lantai atas berarti dia akan satu arah dengan ku" lagi-lagi aku hanya bisa berucap di dalam hatiku, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Ketiga orang itu berjalan menuju lantai atas begitu juga denganku, bukan aku ingin mengikuti mereka tapi karena kamarku berada disana.
Saat sampai di tangga terakhir Roy melihat sebuah boneka yang sudah sangat kusam, seingatku tidak ada benda apapun yang berada di lorong ini, tapi kenapa sekarang ada boneka, dari mana boneka ini berasal?.
Aku berinisiatif untuk memberikan boneka kusam itu pada Roy, aku berjalan mendekati tempat boneka itu berada.
"Roy kamu mau ini kan? ini sangat lucu" ucapku sambil tersenyum pada Roy, tapi aku mendapatkan tatapan tajam dari Nita, aku hanya bisa menelan ludahku kasar, sedangkan Roy hanya terus menatap boneka yang aku pegan tanpa mengalihkan pandanganya sambil dia terus memeggang tangan Nita kakaknya. beberapa saat kemudian setelah kami semua saling terdiam sesuatu terjadi.
"Hahaha!!" aku yang kaget segera melempar boneka yang sedang ku pegang, tawa yang mengerikan barusan berasal dari boneka kusam yang aku pegang ini.
"Kenapa boneka ini bisa mengeluarkan suara dan tawa?" aku menuntut jawaban dari paman, sedangkan aku melihat Nita menatapku dengan jengah.
"Jika boneka itu dilengkapi dengan mesin pengisi suara jadi wajar saja dia bisa mengeluarkan bunyi atau semacamnya dia juga bergerak"
"Nona Nayla aku harus memperingati kamu, tolong jangan sentuh benda apapun yang ada di lorong ini" setelah mengatakan itu, paman kembali berjalan menuju kamar yang dia katakan kosong, kamar itu berada di seberang lorong kamar ku.
Aku yang masih penasaran kembali mengambil boneka tadi yang aku lempar ke depanku.
Aku kembali memegang boneka itu dengan rasa takut yang sudah kembali menguasai tubuhku. "Hahahaha!" boneka itu kembali mengeluarkan suara.
Aku segera kembali melemparnya dan dengan terburu-buru aku masuk ke dalam kamar.
Sesampainya di dalam kamar aku mengatur nafas ku yang masih tersengal-sengal akibat berlari tadi.
"Kenapa akhir-akhir ini aku sering merasakan keanehan? ada apa denganku sebenarnya?"
"Kenapa aku tidak bisa mengingat apa-apa? tentangku sebelumnya, sebenarnya kenapa ini"
Hanya pertanyaan kenapa dan kenapa yang ada dibenakku sekarang, dua hari ini memang benar-benar hari yang sangat membingunkan bagiku, aku ingin jembatan itu cepat selesai dipebarki agar aku segera pergi dari tempat ini, sekarang aku benar-benar merasa tidak nyaman berada di tempat ini, sambil duduk di kasurku aku merenungi semua yang terjadi.
"Sepertinya aku haru menghirup udara segar agar tidak terlalu memikirkan hal-hal negatif yang bisa membuatku kacau"
Aku memutuskan besok pagi pergi jalan-jalan ke desa yang sunyi ini, dengan hati kesal entah karena apa, aku kembali merebahkan tubuhku ke kasur, yang berukurakan sangat kecil ditambah bantal yang lumayan keras
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ilmara
1
2022-07-16
0