20. Hilangnya Yono

Makin Dita mencari asal suara yang memanggilnya, dia malah tak mendapati apapun di sana. Mendadak kemudian, rasa mulas di perutnya terasa dan membuatnya segera ingin menuju ke toilet.

Dita memasuki toilet untuk anak perempuan. Di ruang tersebut terdapat tiga bilik yang bisa digunakan untuk buang air besar yang mana masing-masing dari tiap sisinya terhalang oleh dinding bilik itu sendirinya, sementara bagian atasnya dibiarkan terbuka.

Dita sendiri saat itu memilih untuk buang air besar di bilik yang tengah sebab bilik yang pertama sedang terkunci. Gadis itu segera mempercepat buang hajatnya agar dia bisa segera menuju ke rumah sakit.

Akan tetapi, tiba-tiba saja pintu kamar mandi yang di sebelah Dita dan dibiarkan terbuka langsung menutup dengan sendirinya.

Brak!

Mengetahui kejadian itu, Dita mulai bergegas untuk bersih-bersih. 

"Wah, ada yang mau ngintip nih," gumamnya. 

Namun ketika sedang bersih-besih, dari atas pintu toilet, Dita melihat sosok menyerupai kepala dengan rambut menjuntai ke bawah sedang berjalan di atasnya. Pintu kamar mandi itu tinggi. Dita sampai bisa melihat hantu itu merangkak dan turun ke toilet yang tadi Dita gunakan. Saat sosok itu sudah berdiri dan hendak menghampiri Dita, langsung saja Dita menarik pintu dan mendorong balik dengan keras sampai membentur wajah hantu tadi.

"Ups!" Dita menahan tawa dan langsung menuju wastafel untuk cuci tangan lalu pergi ke luar toilet menuju ke rumah sakit.

"Sial!" Hantu wanita itu mengalami patah hidung yang langsung dia perbaiki posisi hidungnya dengan sendirinya.

***

Sementara itu, Anan yang menuju ke parkiran mobil melihat para hantu wanita kuntilanak termasuk Silla. Anan menoleh pada para kuntilanak yang duduk di pohon besar dan melambaikan tangan ke padanya. Sesekali mereka mengedip-ngedipkan mata untuk menggoda Anan.

"Cakep, kan, cowok yang pernah aku ikuti itu," ucap Silla.

Hantu kuntilanak yang lain bersorak kegirangan seraya menyoraki Anan.

"Hidih, gue geli!" sungut Anan melangkah cepat bahkan berlari kecil.

Anan segera bergegas menuju ke mobil BMW hitam yang dia kendarai sendiri hari itu. Sebenarnya kalau Tante Dewi tahu, mungkin dia akan dimarahi karena baru minggu depan usianya tujuh belas tahun dan baru bisa mempunyai SIM.

Tiba-tiba, Anan mendengar suara tawa anak kecil. Dia lalu menoleh ke kursi belakang dalam mobilnya.

"Kampret!" 

Anan melempar kotak tisu yang ada di dalam mobilnya ke arah sosok itu.

"Huhuhu … antar aku pulang, Kak," ucap anak lelaki berusia lima tahun itu.

"Nggak mau! Sana pergi luh! Pergi!" teriak Anan.

"Huhuhu … antar saya ketemu mama, Kak," rengeknya.

"Mana gue tau emak elu yang mana?! Pergi luh!" teriak Anan.

Anan berbicara seraya menundukkan wajahnya tak mau melihat hantu anak kecil itu.

"Huhuhu, antar aku, Kak, ke Jalan Naga," pintanya.

"Gue nggak mau!" seru Anan.

"Kalau begitu, aku akan mengikuti Kakak," ucapnya. 

"Lagian kenapa elu bisa ada di mobil gue, sih?" tanya Anan.

"Karena aku yakin Kakak bisa melihatku," ucap anak itu.

"Hadeh…."

...***...

Hari sudah menunjukkan pukul empat sore, Yono bersiap untuk pulang setelah selesai mengikuti ekskul pramuka. Yono menuju ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Tiba-tiba, dia malah teringat tentang cerita misteri di toilet sekolah terdahulu.

Teman-temannya pernah menceritakan pengalaman misteri yang saat itu dialami. Ada yang bilang seusai melakukan latihan eskul di sekolah pada sore hari, dia masuk ke dalam toilet yang hanya ada dia seorang di dalam toilet itu. Lalu, terdengarlah suara perempuan bersenandung di pintu toilet bagian pojok.

Padahal itu toilet untuk murid laki-laki tapi ada perempuan yang sedang bersenandung, dan tak ada siapapun lagi di dalam toilet itu. Bahkan bukan hanya teman yang bercerita itu, tetapi ada juga murid lain yang merasakan hal sama.

"Perempuan bersenandung di pintu toilet pojok, Ah, Yono, apa sih yang kamu pikirkan ini, kenapa juga harus membayangkan hal tersebut."

Pemuda itu lantas mencoba tak memperhatikan sekitarnya lagi. Setelah dia selesai berganti pakaian, mendadak Yono merasakan sakit perut dan harus segera menuju ke toilet. Ia lalu menuntaskan hajatnya. Anak muda itu kini mendengar suara tangisan seorang perempuan, padahal ia sempat memastikan kalau dirinya hanya sendiri di dalam toilet.

"Aaaah, apa ini hanya imajinasi aku aja, ya?"

Suara tangisan tersebut kembali terdengar. Yono segera bergegas keluar dari toilet setelah membersihkan semuanya. Dia tak mau berpikir macam-macam tentang suara tadi.

Namun, sekilas Yono malah melihat sosok Ratih di lantai empat.

"Bukannya itu Ratih, ya? Waduh, jangan-jangan dia mau bunuh diri?" gumam Yono.

Rasa penasaran membuat pemuda itu malah melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Yono juga takut jika selama ini Ratih tak menghilang, tetapi tinggal di sekolah karena depresi. Yono juga takut kalau Ratih akan memilih mengakhiri nyawanya sendiri.

Suara tangisan seorang gadis kembali terdengar.

"Ratih, apa itu kamu?" tanya Yono.

Yono memperhatikan sekeliling lantai empat. Dia melihat setiap sudut ruangan, sampai dia mengarah ke sudut ruang yang ada di lantai tersebut. Di dekat bangunan yang tadinya akan dibuat toilet, rupanya ada jalan masuk sejenis gang kecil yang mengarah ke ruang penyimpanan.

"Kenapa lantai ini tidak di gunakan, ya?" gumam Yono.

Brak!

Sesuatu terdengar di indera pendengaran Yono. Suara yang seolah ditimbulkan dari benda seperti kursi atau meja yang jatuh. Yono kembali mengecek semuanya, terutama ke arah suara tadi. Tetapi, tak menemukan apa pun selain bulu kuduk yang makin meremang.

"Ratih, apa itu kamu?" panggil Yono lagi.

Yono seperti melihat seorang gadis yang mengintip dari balik kelas yang kosong. Pemuda itu berjalan ke arah ruang kosong tersebut. Di sana justru hawanya makin terasa negatif. Hawa panas dan gerah sangat terasa tetapi tetap membuat bulu kuduk meremang. Saat sedang fokus memeriksa ruangan, tak berselang lama, Yono merasa seperti ada seseorang yang meniup telinganya dari belakang.

"Siapa itu?" 

Yono membalikkan badan seketika dan tepat di depan pintu ruangan kosong tadi, akhirnya Yono bisa melihat siapa sesungguhnya penghuni ruang kosong tersebut.

"Si-siapa, siapa kamu? Apa yang kamu inginkan dariku?"

Yono memperhatikan sosok itu dengan saksama tanpa mengedipkan mata. Sosok yang rupanya seorang wanita itu menggunakan baju kemeja dengan motif garis dan rok panjang, seragam yang dama dengan sekolahnya. Rambutnya berada tepat di bahu. Dia menyeringai di hadapan Yono. Kepalanya miring ke kanan, seakan-akan lehernya hendak patah.

Krek! Krek! Krek!

"Mau main denganku?" tanya sosok menyeramkan itu dengan tawa menyeringai.

"Tidaaaaaaaaak!" Yono berteriak sekuat tenaga, tetapi tak ada siapa pun yang datang membantunya.

...*****...

...Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓰𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓷𝓪𝓼𝓲𝓫 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝔂𝓰 𝓴𝓮𝓳𝓮𝓫𝓪𝓴 𝓭𝓲 𝓵𝓪𝓷𝓽𝓪𝓲 4🤔🤔🤔🤔

2022-10-13

1

Chercher

Chercher

Ini tante silla nya anta bukan ya ? Apa namanya aja sama

2022-08-16

1

Fitri wardhana

Fitri wardhana

duh tambah korban lagi nih

2022-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!