18. Para Satpam Hantu

Anan memilih untuk mengantar Dita ke rumah sakit. Bahkan, pemuda itu takut untuk pulang. Oleh karena itu, dia akan menemani, atau sebenarnya minta ditemani oleh Dita sepanjang malam ini.

Di perjalanan menuju ke rumah sakit, Anan menginjak rem secara mendadak. Dia melihat seorang wanita menghentikan laju kendaraan mobilnya. Dita sampai terantuk ke dashboard mobil karena sempat tertidur sebelumnya.

"Duh, ada apaan sih?" tanya Dita seraya mengusap dahinya.

"Sorry, Ta," ucap Anan seraya menunjuk ke depan mobilnya.

Sosok wanita tersebut mengenakan gaun putih yang lusuh dan penuh noda darah. Wajahnya pucat dan berjalan ke arah mobil Anan.

"Ta … itu hantu, kan?" tanya Anan dengan nada gemetar ketakutan.

"Kayaknya iya, Nan, soalnya dia melayang," lirih Dita.

Tiba-tiba, seorang pria mengetuk kaca jendela mobil tepat di samping Dita dari motor bebek bututnya. Dia mengenakan seragam satpam komplek. 

"Nan, ini gimana?" tanya Dita. 

"Buka, Ta. Masa iya dia mau begal kita, kan dia satpam," ucap Anan.

Dita akhirnya membuka kaca jendela tersebut seraya mengucapkan basmalah.

"Itu hantunya Nyonya Larson! Pencet klakson tiga kali. Jika kalian mencoba menghindar darinya, dia akan mengejar mobil kalian dan bahkan dapat membunuh kalian," ucap satpam bertubuh kurus dan tinggi itu. Suaranya terdengar panik.

Hantu wanita itu mendekat. Dia berjalan menyeret kaki kirinya yang patah. Terdengar bunyi gemeretak tulang leher juga saat wanita itu menoleh

"Ta, kok kayak zombie, sih?" Anan yang takut memikirkan tubuhnya dan bersembunyi di balik bahu Dita.

"Hantu ah bukan zombie. Kalau zombie ya aku juga takut," sahut Dita.

"Kalian turun! Lalu, tanggapi dan jawab pertanyaannya!" seru satpam bernama Junaedi itu.

"Hah? Emang dia pembawa acara kuis gitu bawa pertanyaan ke kita?" tanya Anan.

"Saya serius, Nak!" seru satpam itu lagi.

Dita sampai memukul bahu Anan.

"Nggak boleh gitu, Nan! Jangan sembarangan ngomong! Pak, ada hadiahnya nggak?" Dita menoleh pada si satpam.

"Sama aja luh, Ta!" Anan menoyor kepala belakang Dita.

"Anan! Kepala aku jangan digituin udah bayar fitrah nih! Maaf ya Pak, kita cuma bercanda, hehehe."

Pria itu hanya melotot dan menatap Dita tajam.

"Ayo, turun Nan!" ajak Dita.

Saat Dita turun dari mobil bersama Anan, hantu wanita itu sudah langsung berada di depan wajah Anan.

"Wuaaaaaaa!" Anan sampai menampar pipi hantu wanita itu laku berlari ke belakang Dita untuk bersembunyi.

Hantu Nyonya Larson itu melotot menatap Anan dan Dita. Dia kembali mendekat ke arah keduanya.

"Maaf, Bu, eh Nyonya, maaf ya dia nggak sengaja soalnya takut, hehehe." Dita berusaha menenangkan hantu itu.

"Kalian, lihat anak saya?" tanya hantu itu.

"Nggak liat, Nyonya. Belum kenalan juga," ucap Dita.

"Di mana Mita, di mana Mita huhuhu… Mita anakku!" Hantu Nyonya Larson menangis seraya pergi menjauh dengan menyeret kakinya. Lalu, dia menghilang di pertigaan jalan.

"Ah, alhamdulillah hilang juga." Dita lalu menoleh ke Anan yang sudah meringkuk berjongkok.

"Heh, jadi cowok cemen banget sih! Sama begituan aja takut!" cibir Dita menepuk bagu Anan.

"Gue takut, Ta! Elu kan udah biasa."

"Huuuuu." Dita lalu mendekati satpam tadi.

"Saat itu, dia mencari anaknya yang hilang, seumuran kalian. Namanya Non Mita. Entah ke mana hilangnya. Mana anak satu-satunya. Lalu, saat Nyonya Larson mencari Non Mita, mobilnya yang baru keluar dari rumah ketabrak truk besar di pertigaan sana dna tewas. Semenjak itu dia selalu menghantui wilayah sini. Dia sukanya mengganggu korban seusai kalian. Kalau kalian pergi begitu saja, maka dia akan menyebabkan kalian kecelakaan dan mati," ucap satpam itu.

"Oh, jadi begitu. Makanya rohnya masih menghantui jalan tersebut," ucap Dita.

"Ya, Non. Jika mengemudi ke jalan ini di malam hari sampai ke ujung jalan lalu membunyikan klakson tiga kali, hantu wanita itu akan muncul untuk melihat apakah Anda bersama anaknya yang dicari-cari. Terus dia akan tanya. Kalau nggak gitu para pengendara akan celaka aja," ucap Pak satpam lagi.

Tiba-tiba, dua orang penjaga komplek yang berboncengan naik motor beat melintas di hadapan Dita dan Anan lalu keduanya kembali untuk mendekat.

"Selamat malam, ada apa ya kenapa masih pada di sini? Kalian tidak berbuat mesum atau macam-macam, kan?" tuduh si penjaga berperut buncit dan pendek itu.

"Sembarangan si Bapak! Tadi kamu dikejar setan tau! Setan cewek serem banget, siapa namanya Ta?" Anan menoleh pada Dita.

"Nyonya Son apa ya?"

"Nyonya Larson?" tanya si penjaga memastikan.

"Iya bener itu namanya. Untung tadi ada pak satpam ini yang bantu kita." Dita menoleh pada satpam sebelumnya dan tak mendapati siapa pun di belakang Anan.

"Nan, Pak satpam nya mana?" bisik Dita.

"Hah? Tadi kan ada–" Anan juga tak mendapati siapa pun di sana.

"Satpam yang mana? Orang tadi kita lihat kalian berdua aja, kok," ucap satpam satunya yang tubuhnya lebih tinggi dan kurus.

"Waduh! Tadi kita ditolong sama pak satpam sini, namanya kalau nggak salah … oh iya, Junaedi." Dita akhirnya berhasil mengingat tanda nama di seragam satpam tadi.

Kedua satpam itu saling bertatapan.

"Neng tau nggak kalau jalanan di sebelah sini ditutup terus dialihkan ke sebelah sana?" tanya satpam yang kurus.

Dita menggeleng.

"Jalanan ini sepi, Neng, rawan begal terus si Pak Jun itu baru aja meninggal seminggu yang lalu. Dan Nyonya Larson itu penunggu pertigaan sana," ucap satpam yang agak gemuk.

"Astagfirullah! Jadi satpam tadi hantu?" tanya Dita.

"Iya, Neng."

"Lagian ya Pak, kalau akses ke sini ditutup, kenapa gerbang ke sini dibuka?" tuding Anan.

"Nggak tau, Mas. Makanya kita mau tutup dan ternyata kita lihat dari kejauhan ada mobil Mas. Mari saya antar buat keluar jalan ini," ucap si satpam kurus.

Dita meminta Anan untuk segera bergegas sebelum ada sesuatu hal lagi yang tidak diinginkan. Tak lama kemudian, satpam bernama Junaedi tadi datang mendekat dan menyapa kedua satpam di hadapan Dita dan Anan.

"Ta, katanya dia udah meninggal?" bisik Anan.

"Iya, Nan. Terus kenapa mereka bisa saling sapa dan memeluk begitu?" Dita menimpali.

Ketiga satpam itu lalu menoleh. Di tubuhnya ada luka tikaman. Bahkan satpam bernama Junaedi itu memiliki luka tembak di dahi.

"Ta … mereka ternyata han-han…."

"Hansip, Nan? Mereka satpam!" seru Dita.

"Hantu, Ta! Kabuuuuurrrr!"

Anan langsung masuk ke dalam mobil. Karena Dita tak jua bergeming, dia keluar dan menarik tangan Dita. Mendorong tubuh Dita secara paksa untuk memasuki mobilnya. Lalu, dia bergegas pergi dari jalanan menyeramkan itu.

...*****...

...Bersambung. ...

Terpopuler

Comments

Valerieé

Valerieé

takut aku Thor. 😥😨

2022-10-18

2

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓴𝓸𝓴 𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓷𝓰𝓪𝓴𝓪𝓴 𝔂𝓪 𝓫𝓴𝓷 𝓼𝓮𝓻𝓮𝓶🤣🤣🤣

2022-10-13

1

Fitri wardhana

Fitri wardhana

hantu semua toh🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!